
Di dalam cat juga terdapat zat pewarna yang bisa mengandung logam, seperti timbal, seng, dan aluminium. Karena pengecatan melibatkan seabrek zat kimia dan tidak mudah mengukur berapa banyak zat berbahaya yang diserap tubuh, sulit mengetahui persis risikonya terhadap kehamilan. Dan hal ini sama berbahayanya dengan timbal yang terserap atau terhirup.
Solusi terbaik adalah Anda meminta orang lain untuk mengerjakannya. Pun jika memang anda ingin sekali mengecat kamar calon bayi Anda sebaiknya pilihlah cat yang berbahan dasar air dan bersertifikasi EPHA-REACH dari Eropa tentang standar penggunaan bahan kimia berbahaya seperti produk-produk Bio Industries yang berbahan dasar air, sangat aman dan ramah lingkungan.
Bila terpaksa mengecat
- Lindungi kulit Anda dengan cara memakai sarung tangan, celana panjang, serta blus berlengan panjang.
- Batasi waktu mengecat. Sering-sering ke luar kamar untuk sekadar menghirup udara segar.
- Pastikan udara mengalir dengan baik dalam kamar bayi. Bukalah jendela lebar-lebar dan kenakan masker untuk menghindari penghirupan uap cat atau partikel berbahaya.
- Jangan makan atau minum ketika mengecat. Dengan begitu, Anda tidak akan menelan zat kimia berbahaya apapun.
- Gunakan bahan cat berbasis air yang aman dan ramah lingkungan seperti cat Orchid Enamel Paint dari Bio Industries.

- Sebuah studi di tahun 2005 yang didukung oleh National Institutes of Health, menemukan hubungan antara penggunaan cat rambut pada ibu hamil. Baik itu saat ataupun selama menjalani masa kehamilan. Hasil penelitian ini menemukan adanya hubungan antara penggunaan cat rambut dengan meningkatnya resiko pada janin yang dikandung terkena neuroblastoma, salah satu tipe kanker pada anak-anak. Peneliti masih belum mengetahui alasan mengapa cat warna ini terkait dengan kanker dan perlu mempelajarinya lebih lanjut. Sementara itu, cat temporer dapat lebih meningkatkan resiko kanker jika dibandingkan pewarnaan temporer.
- Pendapat sebaliknya dikemukakan oleh American Pregnancy Associate yang menyebutkan, “Pewarnaan rambut seharusnya tidak berbahaya karena jumlah zat kimia dengan kulit sang ibu sangat kecil.” (masih dari sumber yang sama).
- Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh dr. Frizar Irmansyah SpOG di go4healthylife.com memaparkan bahwa belum ada larangan ibu hamil mengecat rambut karena efeknya terhadap bayi, walaupun pernah dilaporkan kasus adanya efek (negative) ke bayi.
Untuk Anda yang memang tetap ingin mengecat rambut di masa kehamilan, berikut tips untuk meminimalkan kemungkinan efek negatif dari proses ini pada janin Anda:
- Sebaiknya menunggu sampai usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Agar sistem pada bayi Anda sudah terbentuk lebih baik.
- Pilihlah pewarna yang tidak permanen untuk mengurangi kekuatan bahan kimia yang digunakan didalamnya.
- Lakukan pewarnaan di tempat yang berventilasi baik.
- Pilihlah cat rambut yang terbuat dari bahan alami/ herbal, dan hindari yang sintetik.
- Jangan terlalu lama membiarkan cat rambut menempel dikulit kepala setelah proses pengecatan. Segeralah berkeramas untuk mengurangi masuknya bahan kimia dalam cat ke kulit kepala.
Lebih baik mencegah daripada mengobati. Ada baiknya jika perempuan hamil lebih banyak bersabar dan berhati-hati terutama ketika bersentuhan dengan bahan kimia. Sekecil apapun bahan kimia yang masuk kedalam tubuh akan sangat membahayakan.
No comments:
Post a Comment