Motherhood is one of the greatest adventures that a woman will experience but it doesn’t come without its challenges.You know you’re a mother when your child throws up and you run to catch it before it hits the rug. We grow, deliver and nourish our babies and then worry about them for the rest of our lives

Friday, November 28, 2014

Mitos dan Fakta Merawat Bayi


Setiap orang tua di berbagai tempat punya cara merawat bayi mereka sendiri-sendiri. Sayangnya, masih ada orang tua yang percaya berbagai mitos sehingga justru bayi mereka menurun kesehatannya. Apa saja mitos itu dan bagaimana fakta merawat bayi yang benar?
Mitos yang pertama adalah mengenai memberikan susu botol saat bayi tidur. Ketika bayi terbangun malam, memberikan susu botol terkadang memang lebih praktis. Namun, jika susu dibiarkan dalam keadaan bayi tetap terbaring dan terlalu sering, susu botol itu dapat mengendap di gusi anak dan juga menyebabkan infeksi telinga. Untuk mencegahnya, kurangi memberikan susu botol saat malam. Jika terpaksa, angkat sedikit kepala bayi saat memberikan susu. Saat bayi mulai tertidur, ambil botol susu itu. Jangan biarkan ia tertidur dengan tetap mengenyot botol.
Mitos yang kedua adalah banyak orang tua yang percaya menjemur bayi di pagi hari bisa membuatnya lebih sehat. Memang betul hal tersebut, namun, Anda tidak perlu benar-benar menjemur si bayi setiap hari. Dan sebaiknya juga jangan menghangatkan bayi Anda lama-lama, cukup 10-15 menit saja sebelum jam delapan pagi. Terutama jika bayi Anda berkulit kuning atau putih. Fakta merawat bayi selanjutnya, setelah dijemur, biasanya bayi dimandikan. Anggapan bahwa memandikan bayi dengan air dingin bisa membuat bayi lebih kuat adalah salah. Air dingin bisa menggigil dan metabolismenya terganggu. Sebaiknya mandikan bayi dengan air hangat dan jangan terlalu lama.
Masalah yang sering dihadapi oleh para ibu adalah bayi mengompol dan gumoh. Ada yang bilang semakin cepat bayi berhenti mengompol maka ia semakin pintar. Sebenarnya sampai usia diatas dua tahun, bayi mengompol itu masih wajar. Setelah usia itu, barulah bayi bisa mengontrol kandung kemihnya. Jika hampir usia tiga tahun masih mengompol, barulah Anda berfikir untuk memeriksakannya. Selain mengompol, bayi juga sering mengalami gumoh atau muntah sedikit sesudah makan. Ibu muda biasanya akan panik jika hal ini terjadi. Anda bisa menghindari terjadinya gumoh yang sering dengan memposisikan bayi telentang dengan benar saat makan, tidak memasang gurita terlalu kencang, dan tidak menyuapinya sampai kekenyangan.
Mitos dan fakta merawat bayi yang juga masih rancu di masyarakat adalah seputar menggendong bayi. Bayi, terutama cucu kesayangan biasanya akan digendong sampai besar oleh anggota keluarga. Padahal, menggendong bayi terus-menerus bisa menyebabkan bayi menjadi malas berjalan dan tidak terlatih emosinya. Nantinya, Anda sendiri yang akan kewalahan mengajarinya berjalan. Karena itu melatih bayi berjalan sejak dini ketimbang menggendongnya sebenarnya tidak masalah. Pastikan otot lehernya sudah kuat menopang kepalanya. Sebagai variasi, Anda bisa mengayunkan dan mengangkat si bayi tinggi-tinggi. Cara ini lebih bermanfaat melatih emosi si bayi dan mendekatkan dengan orang tuanya.

Bayi Juga Butuh Waktu Sendiri


Me time atau waktu untuk sendiri tidak hanya dibutuhkan oleh orang dewasa saja akan tetapi untuk bayi sekalipun membutuhkan waktu untuk sendiri. Waktu sendiri untuk bayi bukan berarti meninggalkannya tanpa pengawasan anda, atau anda membiarkan hingga bayi anda menangis. Lantas seperti apa pengertian waktu sendiri untuk bayi dan bagaimana cara yang tepat memberikan waktu sendiri untuk bayi?
Pada istilah asing anda sering mendengar me time. Pengertian dari me time sendiri adalah memberikan kesempatan pada anda untuk memanjakan diri dari rutinitas. Sedangkan pada bayi me time atau waktu sendiri merupakan kesempatan untuk beristirahat.
Umumnya saat bayi terjaga, anda atau keluarga tidak pernah berhenti mengajaknya bermain. Hal ini memang sangat baik untuk stimulasi pada bayi akan tetapi sesekali anda dapat membiarkan bayi anda beberapa menit untuk merasakan waktunya sendiri tanpa berbagai stimulasi atau reaksi.
Bayi membutuhkan waktu tenang meskipun hanya beberapa menit saja meskipun tujuan yang berbeda-beda. Tujuan paling utama adalah untuk membuatnya istirahat atau menghibur diri sendiri. Sama halnya dengan orang dewasa yang membutuhkan waktu me time sehingga menghilangkan penat begitu juga dengan bayi yang setiap kali anda ajak bermain dan berceloteh membutuhkan waktu tenang walaupun hanya beberapa menit.
Tanda-tanda bahwa bayi anda membutuhkan me time diantaranya adalah apabila bayi sedang bermain atau bercoloteh dengan anda akan tetapi bayi sudah mulai menghindari kontak mata, kemudian ditandai dengan gerakan lainnnya seperti menggelengkan kepala, tangan bayi anda sering menggeliat ataupun hingga menangis.
Tanda-tanda di atas harus didukung oleh kesehatan bayi yang baik dan kondisi lingkungan yang bersahabat (tidak kedinginan, kepanasan atau membuat tidak nyaman). Apabila memang bukan karena masalah kesehatan dan lingkungan, cobalah untuk bayi anda menikmati waktu sendiri. Anda dapat mengakhiri permainan bayi dan kemudian meletakan bayi anda di matras untuk menikmati waktu tenangnya.

Berikut adalah cara memberikan kesempatan pada bayi untuk menikmati "me time" atau waktu sendiri :

  1. Anda dapat menemani bayi anda akan tetapi bukan teman bermain melainkan hanya mengawasi anak anda. Misalnya ketika anda menulis surat,  maka anda dapat memberikan mainan bayi dan membiarkannya bermain sendiri.
  2. Tidak perlu terburu-buru mengajak bayi bermain. Apabila bayi sedang sendiri tidak perlu terburu-buru mengajak bayi anda bermain. Jangan khawatir bayi anda sedang menikmati waktu bermain sendiri. Hal yang perlu anda lakukan adalah berada di samping bayi. bisa sambil melakukan kegiatan kegiatan lainnya.
  3. Kurangi kebisingan dan aktivitas. Anda dapat mengurangi kebisingan yang ditimbulkan dari suara tv, musik atau sekitar yang menggangu bayi anda. Biarkan bayi anda menikmati waktu sendiri sehingga dia senang dengan kegiatannya dalam beberapa waktu.
  4. Membiarkan bayi menikmati bangun tidurnya. Ketika bayi anda bangun dan tidak menangis maka anda tidak perlu terburu-buru menggendongnya. Tetapi anda dapat membuatnya terlebih tenang.
Aktivitas di atas dapat membantu bayi yang sedang bosan untuk menikmati waktu bayi sendiri. Sehingga anda memberikan waktu bersantai pada bayi anda.

Merawat Kulit Bayi

Merawat kulit bayi merupakan salah satu hal yang tidak boleh dilupakan oleh para ibu. Hal ini disebabkan oleh kulit bayi yang masih sangat muda dan sensitif yang rentan akan berbagai unsur penyakit dan berbagai macam gangguan lainnya. Kadang para ibu melupakan mengenai perawatan bayi ini, karena melihat bahwa kulit bayi yang begitu halus, lembut dan kelihatan segar, sehingga merasa perawatan kulit bayi tidak diperlukan lagi. Ya, anggapan ini sangat salah, kulit bayi sangat rentan terkena biang keringat, alergi, ruam, iritasi dsb, oleh karena itu peran seorang ibu atau orang tua dalam menjaga kesehatan bayi khususnya mengenai kesehatan kulit sangat diperlukan.  Selain itu, penyakit kulit bayi berat (contoh bersifat patologis) semula berawal dari tidak sehatnya lingkungan dan tidak baiknya perawatan terhadap kulit bayi, oleh karena itu kami coba sampaikan tips dan cara perawatan kulit bayiyang mungkin dapat bermanfaat bagi para orang tua yang memiliki bayi.

Perawatan Kulit Bayi

Memandikan Bayi

  • Perhatikan suhu air mandi terutama untuk bayi baru lahir. Sebaiknya suhunya tidak terlalu panas atau dingin.
  • Bersihkan kulit bayi dari kotoran yang menempel pada kulit seperti sisa makanan, air seni, dan tinja dengan air. Mandi dua kali sehari juga akan membantu membersihkan kulit bayi. Jika aktivitas dan gerakan anak atau bayi anda sangat aktif, mandi dapat dilakukan 3x sehari.
  • Pada saat dimandikan, perhatikan betul mengenai sabun yang akan digunakan. Sabun yang baik bagi kulit bayiadalah sabun khusus untuk bayi yang tidak terlalu keras dan memiliki pH antara 4,5 - 5 dan usahakan sabun agak berminyak, hal ini untuk mencegah terjadinya iritasi pada kulit bayi. Sangat baik bila bilasan dilakukan dua kali untuk membersihkan bahan kimianya. Bila terjadi iritasi terhadap merek tertentu sebaiknya beralihlah ke merek lain, jangan biarkan berlarut-larut.
  • Daerah seperti sela jari jemari, ketiak, serta selangkangan, jangan sampai terlewatkan.
  • Cara membersihkan alat kelamin bayi perempuan dan laki-laki berbeda. Pada bayi perempuan, basuh alat kelaminnya dari bagian depan ke belakang atau ke arah anus dengan menggunakan kapas atau waslap basah. Pada bayi laki-laki, tarik kulupnya perlahan-lahan hingga tampak lubang kencingnya, baru kemudian bersihkan dengan kapas atau waslap basah.
  • Setiap kali bayi buang air besar, bilas anus dan daerah sekitarnya dengan menggunakan air bersih yang mengalir. Kalaupun terpaksa menggunakan tisu atau kapas basah, pilihlah tisu basah khusus bayi yang tanpa alkohol. Alkohol dikhawatirkan bisa membuat kulit bayi teriritasi.
  • Selesai mandi, gunakan handuk lembut agar nyaman di kulit bayi.
  • Gunakan pelembab khusus bayi berupa lotion atau krim yang berfungsi untuk mempertahankan atau menambah kandungan air yang terdapat di dalam kulit, khususnya kulit bagian luar (epidermis)

Pemilihan Pakaian dan Popok Bayi

  • Pilih pakaian dan popok berbahan lembut dan tipis dari bahan katun atau campurannya. Hindari bahan nilon yang umumnya membikin bayi gerah dan mudah keringatan. Kondisi ini akan mudah mengundang kuman atau bakteri yang mudah memunculkan ruam dan gatal-gatal. Jika bayi sudah bisa menggaruk, kemungkinan terinfeksi pun menjadi lebih besar.
  • Hindari pakaian dan popok yang terlalu ketat karena bisa membuat kulit bayi terluka bila lama tergesek bahannya.
  • Ganti segera pakaian bayi bila terkena kotoran. Entah itu berupa muntahan, tumpahan makanan, apalagi jika terkena feses atau air seninya. Kontak kulit dengan feses dan air seni dalam waktu lama akan menyebabkan terjadinya ruam popok.
  • Cuci pakaian bayi dengan sabun cair karena bahan kimia dalam sabun deterjen bubuk umumnya lebih tajam. Bila bahan deterjen ini tertinggal di baju sangat mungkin akan membuat kulit bayi teriritasi. Ibu juga boleh menggunakan sabun krim asalkan sabun itu terlebih dahulu dicampur dengan air dan menjadi cair. Pewangi pakaian tidak terlalu dianjurkan. Yang dikhawatirkan bukanlah kontak cairan pewangi itu dengan kulit bayi, melainkan aromanya yang dapat terhirup masuk ke dalam tubuh bayi. Asal tahu saja, aroma yang terkandung dalam pewangi pakaian mengandung bahan kimia.

Gunakan Kosmetika Yang Aman Bagi Bayi

  • Teliti terlebih dulu terhadap kosmetika yang akan digunakan termasuk isi, tujuan, cara pemakaian, tanggal produksi, masa kadaluwarsa dan izin POM.
  • Gunakan kosmetika bayi secara benar sesuai dengan aturan yang tertera
  • Jangan gunakan penggunaan kosmetika bayi secara berlebihan, hal ini akan membuat tersumbatnya pori-pori yang dapat menimbulkan terjadinya ruam
  • Gunakan bedak dan minyak telon setelah mandi ke seluruh tubuh untuk menjaga kulit bayi dari iritasi, selain itu penggunaan minyak telon ini dapat menghidanrkan bayi dari gigitan serangga karena baunya yang menyengat yang tidak disukai oleh serangga.
  • Jangan menggunakan kosmetika yang mengandung alkohol, karena dikhawatirkan akan membuat kulit bayi lebih mudah mengalami iritasi.
  • Sebaiknya konsultasikan ke dokter dulu ke dokter sebelum menggunakan kosmetika bayi atau meminta saran jenis kosmetika bayi yang aman bagi bayi.

Lindungi Bayi dari Terpaan Sinar Matahari Siang

  • Jika bayi harus dijemur untuk mendapatkan tambahan vitamin D demi pertumbuhan tulangnya, lakukan hal itu di bawah jam sembilan pagi.
  • Jika berdomisili di lokasi dengan tingkat polusi yang cukup tinggi, terutama di kota-kota besar, disarankan untuk menjemur bayi sebelum jam 8 pagi
  • Hindari terpaan langsung bayi dari sinar matahari siang, terkena sinar matahari secara langsung rentan terkena penyakit kanker kulit.
  • Bila ingin membawa bayi keluar rumah, gunakan pelindung seperti payung atau topi. Krim pelindung matahari (sunblock) bisa digunakan asalkan dikonsultasikan pada dokter terlebih dulu. Hati-hati jangan sampai mengenai mata, mulut, dan telapak tangan si kecil.

Ciptakan Lingkungan Yang Sehat Bagi Bayi

  • Bersihkan kamar bayi yang akan digunakan.
  • Ciptakan suhu kamar atau lingkungan yang sesuai yang dapat membuat nyaman bayi. Suhu lingkungan yang tidak pas buat si kecil akan membuat kulitnya bereaksi, misalnya langsung muncul bintik warna merah.
  • Perhatikan mengenai ventilasi kamar bayi. Ventilasi kamar bayi sebaiknya jangan terlalu lebar dan juga jangan terlalu sempit. Kondisi udara yang terus berganti di kamar bayi cukup baik bagi bayi. Selain itu beberapa kasus biang keringat yang terjadi pada bayi dapat diatasi dengan lingkunga udara yang sejuk
  • Jika suhu ruangan bayi dianggap terlalu panas, dapat menggunakan air conditioner atau kipas angin tapi terpaannya usahakan jangan langsung mengarah ke  bayi.
  • Hindari penggunaan obat nyamuk jenis apapun, jika ingin menghindari bayi dari gigitan nyamuk, gunakan kelambu saja. Racun yang terdapat dalam obat nyamuk dikhawatirkan akan membahayakan bayi itu sendiri
  • Potong kuku bayi secara teratur. Kuku bayi yang tidak terpelihara dengan baik sering mendatangkan masalah bagi kulit bayi. Umpamanya, kuku yang panjang-panjang akan lebih mudah dimasuki kotoran. Bila bayi menggaruk tubuhnya, mungkin sekali akan terjadi infeksi. Untuk itu, potong kuku bayi secara teratur.

9 Rambu Menjemur Bayi


  • Berjemur 15 menit dipagi hari akan memberi begitu banyak manfaat bagi bayi. 

Kegunaan sinar matahari pagi Berikutnya adalah menghangatkan tubuh bayi sekaligus membantu mengeluarkan lendir dari tenggorokannya. Alhasil, suara ngrok-ngrok napas bayi, terutama yang berbakat alergi, dapat dikurangi. Apalagi kalau sambil dijemur dalam posisi telentang, dada bayi--dari bagian bawah menuju ke leher--ditepuk-tepuk dengan lembut.
Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dan menghindari bayi dari dampak yang tidak diinginkan ada 9 rambu yang sebaiknya dicermati saat menjemur bayi.
Waktu yang paling tepat untuk menjemur bayi adalah pagi hari antara pukul 07.00-08.00 selama kurang lebih 15 menit. Jangan terlalu lama karena kulit bayi masih sensitif dan Jangan menjemur si kecil lebih dari pukul 08.00. Paparan sinar mentari menjelang siang hari mengandung sinar ultraviolet A dan B yang dapat merusak membran kulit sehingga menyebabkan kulit merah dan terbakar serta merusak mekanisme regenerasi sel.
Menjemur bayi dalam keadaan dada telanjang (hanya menggunakan celana/popok saja) dan bolak balikkan tubuhnya. Dengan begitu tak hanya bagian dada saja yang disinari matahari, namun juga bagian punggungnya. Perhatikan mata. Usahakan mata si kecil membelakangi pancaran sinar matahari untuk menghindari risiko rusaknya lensa dan retina matanya.
Lokasi menjemur tidak harus di udara terbuka dengan paparan sinar matahari langsung. Tempat yang agak terlindung namun dapat diterobos sinar mentari, juga sudah memenuhi syarat kok. Bila cuaca sedang berangin, jemurlah si kecil di dalam ruangan (berkaca). Asal kacanya bening, bayi masih dapat menikmati pancaran sinar matahari yang cukup menghangatkan.
Mengingat begitu banyak manfaat yang diperoleh, tak ada batasan usia untuk menjemur bayi di pagi hari. Umumnya bayi baru lahir sampai usia 1 minggu secara rutin dijemur demi mencegah/mengurangi tingginya kadar bilirubin. Namun bila setelah itu kebiasaan menjemur ini terus berlangsung juga tidak akan ada ruginya. Sinar matahari merangsang produksi vitamin D yang bermanfaat untuk pembentukan tulang. Asal tahu saja, pembentukan tulang akan terus berlangsung hingga usia 20 tahun.
Bayi fotosensitif sebaiknya tidak terpapar sinar matahari karena kulitnya sangat sensitif. Menjemurnya hanya akan menimbulkan bercak-bercak meral pada kulit.
Bayi prematur pun disarankan untuk tidak dijemur, apalagi pada minggu-minggu pertama kelahirannya. Pada waktu itu bayi yang dilahirkan kurang bulan ini masih membutuhkan suhu yang stabil. Sementara saat dijemur, mesti mampu menyesuaikan tubuhnya dengan suhu luar. Ini dapat membahayakan keselamatannya.

Hindari meninggalkan bayi sendirian ketika dijemur. Manfaatkan momen ini untuk melakukan beberapa kegiatan yang bermanfaat. Umpama, melakukan pijat bayi. Gunakan baby oil kala memijat. Minyak ini juga dapat sekaligus melindungi kulit dari kekeringan ketika dijemur.
Kalaupun pijat bayi tidak memungkinkan, ajaklah si kecil berbicara (Jangan lupa untuk melakukan kontak mata dengannya). Memang sih is belum mengerti obrolannya dengan Anda namun sebaaknya komunikasi seperti ini akan membuat hubungan antara Anda dan si kecil makin lekat. O, ya sambil ngobrol, beri is belaian lembut. Meski gerakan ini begitu sederhana namun manfaatnya amat besar yakni dapat membentuk rasa aman pada bayi yang akan berpengaruh pada rasa percaya dirinya kelak.
Jadwal menjemur bayi umumnya dilakukan sebelum is mandi. Gunakan momen ini untul melakukan kegiatan bersih-bersih dengan lebih detail. Misal dengan membersihkan bagian tubuh bayi yang kerap terlewat---seperti lipatan di sekitar daun telinga, paha dan tangan bayi---dengan kapas yang ditetesi baby oil. Setelah kotorannya terangkat, bayi bisa segera dimandikan.
Bila paparan sinar mentari begitu terik, kurangi waktu menjemurnya. Jika kelamaan bayi dikhawatirkan mengalami hipertermi (peningkatan suhu tubuh). Suhu ideal bayi antara 36,5°-37,5° C. Kondisi hipertermi berisiko menyebabkan gangguan pada fungsi metabolisme tubuh  bayi, otak dan juga fungsi organ lainnya.

Bayi baru lahir, umumnya memiliki kecenderungan kuning karena organ hatinya belum berfungsi sempurna dalam mengolah bilirubin. Ini yang dinamakan kuning fisiologis. Nah, sinar matahari pagi memiliki spektrum sinar biru yang bermanfaat mengurangi kadar bilirubin dalam darah.
Jangan lupa, sinar matahari pagi juga merangsang pembentukan vitamin D dalam tubuh. Vitamin ini diketahui berfungsi sebagai pembuka kalsium agar mudah terserap ke dalam aliran darah, sampai akhirnya menyatu di dalam tulang. Paparan yang dibutuhkan tak perlu lama, cukup sekitar 15 menit pada pagi hari.
Perhatikan Waktu  
1. Pilih waktu yang tepat
2. Tidak menggunakan baju 
3. Pilih lokasi yang tidak terlalu terbuka
4. Tidak ada batasan usia
5. Waspadai bila bayi sensitif
6. Bayi prematur hendaknya jangan dijemur
7. Jangan tinggalkan bayi sendirian ketika dijemur 
8. Bersih-bersih bisa lebih detil 
9. Hati-hati hipertemi

Gangguan Otak Bayi Akibat Air Minum

Ahli penanggulangan gawat darurat pada anak, dr. Jennifer Anders, M.D. mengingatkan bahaya water intoxication atau keracunan air pada bayi usia dibawah 6 bulan. Sebagai direktur Pediactric Emergency Medicine di rumah sakit Johns Hopkins Children’s Center yang aktif memberikan informasi kesehatan dan pelayanan berkualitas tinggi dalam mengatasi perawatan anak, menjelaskan bahwa air minum biasa, minuman berelektrolit,  hingga susu formula yang terlalu encer dapat mengganggu aktifitas otak bayi.

Gangguan aktifitas otak bayi ini disebabkan oleh belum sempurnanya ginjal bayi yang akan melepaskan natrium apabila kelebihan cairan pada tubuh. Sedangkankan kehilangan natrium otomatis akan memngganggu aktifitas otak. Gangguan ini akan memberikan gejala awal seperti mudah merengek (irritability), mengantuk dan perubahan mental lainnya. Bahkan dapat mengakibatkan gejala penurunan suhu tubuh bayi (hipotermi), pembengkakan disekitar wajah (edema) hingga kejang apabila tidak segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Dr. Anderson juga menjelaskan water intoxication  bisa terjadi tidak hanya dikarenakan oleh ginjal bayi, namun juga karena refleks keseluruhan pada bayi yang memicu refleks haus sehingga mereka menghasilkan lebih banyak cairan tanpa perlu diberikan tambahan air.
Untuk beberapa kasus, kebutuhan akan tambahan air pada bayi hanya diperbolehkan dengan memberikan paling banyak 59 ml air dan sesuai dengan pengawasan dokter. Sehingga perlu kesadaran orang tua dalam menjaga kesehatan bayi dengan memberikan ASI ekslusif

Tuesday, November 25, 2014

Posisi tidur bayi

Bagi bayi tidur memiliki manfaat yang banyak, selain untuk merangsang perkembangan otak bayi, hormon pertumbuhan juga dikeluarkan ketika bayi sedang tidur. Dengan bayi tidur nyenyak maka pertumbuhan otak bayi dapat berjalan secara maksimal sehingga kelak bayi anda dapat tumbuh cerdas. Namun hal tersebut juga harus dibarengi dengan stimulasi serta rangsangan yang di berikan pada proses belajar. Selain dari itu hormon pertumbuhan itu sangat berfungsi untuk memperbaiki serta mempengaruhi semua sel yang terdapat di alam tubuh. Tidur yang lelap dan nyaman sangat penting bagi tumbuh serta kembang bayi, baik dalam posisi terlentang, miring ataupun tengkurap.

Berikut ini merupakan posisi tidur dengan menyesuaikan kondisi bayi : 

1.  Posisi terlentang. Posisi seperti ini sangat umum, biasanya bayi yang berusia sekitar 0 hingga 3 bulan. Bayi belum mampu untuk berguling, serta posisi ini dapat dikatakan seagai posisi yang paling aman untuk bayi. Dengan posisi tidur bayi yang terlentang, kematian bayi yang diakibatkan oleh Sudden Infant Death Syndrome SIDS mulai berkurang hingga 50%. Posisi tidur terlentang seperti ini banyak dipiih kerena memperkecil resiko kematian bayi akibat SIDS.
2.  Posisi tidur yang miring. Posisi tidur dengan miring ke samping kanan biasanya dapat dipilih bagi bayi yang prematur, terutama bagi bayi yang minum menggunakan selang atau bayi masih memakai alat bantu untuk pernafasan. Hal ini bertujuan supaya proses dalam pengosongan lambung berjalan lebih mudah. Ketika bayi akan di ajak pulang pun, pihak dari rumah sakit maupun dokter sendiri akan tetap menganjurkan supaya bayi sering tidur dalam posisi miring untuk mencegah gumoh yang lebih banyak lagi. Anda tidak perlu khawatir karena gumoh itu sendiri tidak ada hubungan sama sekali kepada gangguan kesehatan bayi yang serius.
3.  Posisi tidur tengkurap. Posisi tidur yang satu ini sampai sekarang masih menjadi bahan perdebatan. Pasalnya menurut data secara statistik menyebutkan Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau yang kita ketahui sebagai sindrome meninggal secara mendadak ini, banyak sekali terjadi terhaap bayi dengan tidur yang tengkurap. Namun selain itu ada beberapa pihak yang mengatakan, ada daftar yang harus diperhatikan agar bayi merasa lebih nyaman, tidur dengan nyenyak, tidak banyak menangis, serta gerak dari pernafasan dan juga perkembangan motorik bayi menjadi lebih baik. Mungkin bayi anda merasa sedang di peluk oleh ibunya, atau perut terasa lebih hangat kerena perut bayi tersebut menempel pada kasur. Posisi tidur tengkurap ini masih bida dipilih namun tetap dalam pengawasan orang tua. Serta selain itu usahakan mulut bayi anda serta hidung pada bayi tidak terhalangi oleh suatu benda yang bisa mengganggu pernafasan bayi anda.
Sebagai orang tua sebaiknya anda dapat membaca posisi tidur yang paling disukai oleh bayi anda. Buatlah anak anda merasakan kenyamanan dan ia dapat tidur dengan terlelap. Namun anda harus tetap mengawasi posisi tidurnya. Jika anda menginginkan kepala bayi yang bagus, bukan berarti bayi anda harus ditidurkan dengan posisi tengkurep, ketika bayi bangun kemudian anda bisa mengajaknya bermain dengan posisi bayi tengkurap dalam suasana yang gembira. Hal ini dapat anda lakukakan dalam waktu beberapa menit dalam sehari, dan yang palin penting kegiatan tersebut berada di bawah pengawasan orang tua. Jika bayi anda tidur dalam posisi yang miring, sebaiknya ibu mengatur posisi bayi tersebut agar tidak selalu menghadap pada satu sisi saja namun dapat dilakukan bergantian dengan menghadap sisi kanan ataupun sisi kiri.

Friday, November 14, 2014

Masih Perlukah Bayi dibedong?

Masih Perlukah Bayi dibedong?

Tradisi membedong bayi yang baru lahir, belakangan mulai banyak ditinggalkan. Membedong bayi dianggap bisa mengganggu saraf motorik bayi karena si mungil jadi tidak bebas bergerak. Masih perlukah bayi dibedong?
Tradisi membedong bayi lebih banyak ditemui di masyarakat Asia. Kebanyakan masyarakat percaya bahwa dengan membedong bayi akan membuat kakinya menjadi lurus.
Namun dengan pesatnya informasi, para ibu muda mulai membandingkan perlakuan bayi di negara-negara maju yang tanpa dibedong justru membuat bayinya lebih lincah dan kaki si bayi pun tetap lurus-lurus saja.
"Secara normal bayi yang baru lahir kakinya memang bengkok itu karena selama dikandungan posisinya selalu meringkuk,tapi nantinya kaki bayi akan lurus dengan sendirinya," ujar Dr Dewi K Utama, SpA saat dihubungi detikHealth, Minggu (24/1/2010).
Dr Dewi menuturkan, manfaat bayi dibedong sebenarnya agar bayi menjadi lebih kalem dan nyaman. Karena beberapa bayi terkadang membutuhkan waktu transisi atau adaptasi antara keadaannya di dalam rahim dengan lingkungan.
Saat di dalam rahim ibunya bayi tidak leluasa bergerak, sedangkan saat sudah lahir bayi menjadi kaget karena bisa bergerak lebih leluasa. Reaksi kaget ini disebut dengan refleks morro.
"Jika bayi dibedong saat masih dalam masa neonatal atau hingga usia 40 hari, maka bayi akan merasa seperti saat terpeluk di dalam rahim ibunya dimana bayi merasa aman dan nyaman," ujar Dr Dewi.
Tapi dia mengingatkan sebaiknya orangtua tidak asal membedong bayinya, karena jika bedongannya terlalu kuat atau tebal bisa berbahaya bagi bayi itu sendiri.
Jika udara disekitar panas dan orangtua membedong bayi secara ketat akan membuat bayi menjadi kepanasan (overheat). Hal ini bisa mempengaruhi sistem saluran pernapasan dari bayi tersebut.
Membedong juga tidak perlu keseluruhan tubuh bayi. Bedonglah bayi mulai dari bahu bayi hingga kakinya, dan juga bedongan bayi sebaiknya agak sedikit longgar agar bayi masih bisa sedikit bergerak.
"Sebaiknya setiap 2 jam orangtua mengecek kondisi bayinya dan jangan membedong bayi terlalu lama. Kalau bayi terlihat berkeringat maka ini menjadi tanda bahwa bayi merasa kepanasan, karenanya lebih baik melepas terlebih dahulu bedongannya," ujar dokter yang berpraktik di RS Bunda Menteng, Jakarta.
Jika setelah mandi bayi diberikan pakaian dari bahan katun dan dibedong dengan kain yang tidak panas, maka ini bisa membuat bayi merasa nyaman sehingga bayi akan tidur dengan lebih nyenyak dan tenang.
Kalau bayi memang senang dibedong, maka tak ada salahnya untuk selalu membedong bayi. Tapi sebaiknya jika bayi sudah mulai aktif bergerak orangtua tak perlu membedong seluruh tubuhnya biarkan tangan bayi keluar agar bisa bergerak-gerak. Namun jika bayi tidak merasa nyaman untuk membedong, orangtua jangan memaksanya.
"Perlu atau tidaknya bayi dibedong, tergantung dari karateristik si bayi. Jika bayi merasa lebih nyaman dan senang dengan dibedong, ya tidak apa-apa diteruskan. Tapi kalau bayi tidak merasa nyaman, orangtua tidak perlu memaksa," tambahnya.
Membedong boleh-boleh saja semasa transisi bayi agar dia tetap merasa nyaman seperti dikandungan. Bayi yang dibedong juga memudahkan ibu untuk menyusui.
Tapi membedong bukanlah untuk meluruskan kaki bayi. Jika bayi tidak kaget-kaget lagi ketika tidur itu tanda si bayi sudah mulai beradaptasi dan penggunaan bedong sebaiknya jangan terlalu sering agar otot motoriknya bisa bergerak maksimal.
Sumber : detikHealth

Bedong Bayi – Manfaat dan Cara Membedong yang Baik


Membedong merupakan istilah di negeri kita untuk ‘membungkus’ bayi dengan kain. Kain yang digunakan pun biasa disebut dengan kain bedong. Beberapa manfaat membedong bayi, antara lain:
- Membantu bayi Anda agar tidak terganggu dengan gerakan kejut yang biasa dikenal dengan refleks Moro
- Membantu bayi Anda untuk tetap hangat, terutama pada hari-hari pertama dalam kehidupannya. Nantinya secara berangsur, tubuhnya akan menyesuaikan dengan lingkungan sekitar, sehingga kain bedong tidak diperlukan lagi
- Membantu menenangkan bayi Anda
Ketika bayi Anda dibedong dengan benar, dia akan merasa hangat dan aman, dan bedong pun berguna untuk menenangkan si kecil ketika dia menerima rangsangan yang berlebihan.
Jika Anda melahirkan di bidan, maupun di rumah sakit, biasanya sebelum pulang, mereka akan mengajarkan kepada Anda bagaimana cara membedong si kecil. Namun jika Anda masih bingung, atau belum percaya diri melakukannya, Anda bisa melihat video singkat kami mengenai salah satu cara yang baik untuk membedong bayi Anda.

Beberapa Tips Seputar Membedong Bayi

  1. Perhatikan kondisi bayi Anda ketika awal akan membedong; jangan melakukannya ketika dia sedang lapar misalnya, atau masih basah setelah mandi, ataupun ketika ia sedang lelah
  2. Jangan membedong terlalu kencang, dengan memaksa kaki bayi agar lurus, karena praktek seperti ini akan merusak sendi lututnya dan juga bisa menyebabkan displasia pangkal paha (hip dysplasia). Untuk mencegahnya, pastikan Anda meninggalkan ruang yang cukup pada bagian bawah bedong (bagian kaki), sehingga bayi Anda tetap bisa menekuk lututnya
  3. Jika cuacanya dingin, Anda boleh memakaikan baju dan celana panjang kepada si kecil sebelum ia dibedong. Namun jika cuaca sedang panas, pastikan ia hanya memakai kaos singlet dan celana pendek. Kalau tidak, ia akan sangat kepanasan
  4. Jangan sampai kain bedong menutupi daerah wajah bayi Anda
  5. Ketika bayi Anda tertidur dengan dibedong, sebaiknya ia jangan diletakkan berdampingan dengan Anda, karena ia pun mungkin akan kepanasan. Bayi yang dibedong ketika tidur, sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga sekelilingnya merupakan udara bebas dan tidak tertutup, agar ia memperoleh cukup udara dan tidak merasa kepanasan

bedong bayi

- langkah membedong bayi, urutan berlawanan arah jarum jam -

Langkah Membedong Bayi

  1. Bentangkan kain bedong pada permukaan yang rata, dengan bentuk seperti berlian – (gambar 1)
  2. Lipat sudut bagian atasnya ke bawah, sebanyak sekitar 15-20 cm, sehingga permukaan atas kain membentuk garis horisontal – (gambar 1)
  3. Letakkan bayi Anda perlahan pada punggungnya, sehingga ujung atas kain yang horisontal tadi berada sejajar dengan bahunya – (gambar 1)
  4. Turunkan tangan kanan bayi Anda sehingga berada di samping tubuhnya – (gambar 2)
  5. Tarik sudut kain bedong yang berada di sisi tangan kanannya tadi untuk menyelimuti tangan dan dadanya, lalu selipkan ujung kain tersebut ke bawah punggungnya yang ada di sisi kiri tubuhnya – (gambar 2)
  6. Turunkan tangan kiri bayi Anda, sehingga berada di samping tubuhnya
  7. Tarik sudut kain bedong yang berada di sisi tangan kirinya tadi untuk menyelimuti tangan dan dadanya, lalu selipkan ujung kain tersebut ke bawah punggungnya yang ada di sisi kanan tubuhnya
  8. Atau bisa juga dengan cara seperti pada gambar 3
  9. Pelintir atau lipat ujung kain bedong bagian bawah, lalu selipkan ke bawah tubuhnya, tapi biarkan longgar, jangan terlalu kencang, sehingga lutunya bisa dilipat olehnya, pinggulnya bisa bergerak dengan baik dan ia pun bisa meregangkan kakinya degan mudah
Sampai Usia Berapa Sebaiknya Bedong Digunakan?
Hingga bayi Anda berusia sekitar 1 bulan, Anda masih bisa membedongnya, namun usahakan untuk tidak membedongnya selama ia terjaga.
Jika setelah usia 1 bulan ia terlihat bisa tidur lebih nyenyak dengan dibedong, tidak mengapa untuk membedongnya, hanya ketika ia sedang tertidur.
Biasanya, kalau si kecil sudah tidak betah dibedong, dia akan menolak dengan menangis atau menendang-nendangkan kakinya, nah ini berarti sudah saatnya Anda meninggalkan bedong untuk seterusnya

Mengenal Emosi Bayi

Mengenal Emosi Bayi

”Saya punya dua anak, tetapi keduanya amat berbeda,”kata Trias Wulandari, mama yang tinggal di Cibubur. Si sulung, Naya (6), sejak bayi selalu ceria. Sedangkan adiknya, Naren (4), agak moody. ”Mendengar suara berisik sedikit saja, dia bisa menjerit protes. Apa sudah ‘dari sananya’, ya?” kata Trias.

Menurut Lise Eliot, penulis buku What’s Going on in There? - How the Brain and 
Mind Develop in the First Five Years of Life, sikap ceria bukanlah bawaan lahir, melainkan mood yang bisa berubah sewaktu-waktu. Hanya saja, temperamen alami bayi—apakah cenderung optimistis atau pesimistis, pemalu atau pemberani, memang bisa memengaruhi kemampuannya mengatur mood kelak. 

Meski para peneliti tidak bisa membuktikan adanya simpul saraf ‘bahagia’ atau ‘moody’ pada otak seseorang, sejumlah penelitian menyatakan temperamen
seseorang—yaitu emosi dasar dan gaya bersosialisasinya, sudah terbentuk sejak lahir. 

Jika bayi cenderung gampang gelisah, apakah nantinya akan tumbuh menjadi orang dewasa yang tidak bahagia? “Sama sekali tidak!” kata Eliot. ”Selain bakat, jangan lupa bahwa pengalaman dan pola asuh juga besar peranannya dalam membentuk diri seseorang. 

Pembawaan lahir anak tidak bersifat permanen. Dalam proses tumbuh kembang kelak, pengalaman akan memodifikasi temperamen dasarnya, untuk membentuk kepribadian,” katanya lagi.

Menurut para ahli, kepribadian anak tercermin pada aktivitas otak bagian depan.Emosi yang baik—seperti perasaan bahagia, tampak pada korteks otak depan sebelah kiri. Sedangkan, emosi buruk—seperti perasaan cemas, gelisah, dll, tampak pada korteks otak sebelah kanan. 

Orang-orang yang pembawaannya selalu happy biasanya memiliki aktivitas otak depan sebelah kiri yang lebih aktif dibandingkan sisi kanannya. Dan asal Mama tahu, otak bagian depan ini akan terus berkembang sampai anak berada di akhir masa remajanya. Jadi, masih banyak waktu untuk membentuk kepribadian anak!

Cara Bayi Berkomunikasi

Cara Bayi Berkomunikasi

Bayi baru lahir cuma bisa menangis? Tidak juga. Untuk menyampaikan kebutuhannya, bayi punya berbagai cara. Coba, deh, perhatikan berbagai tanda di bawah ini pada bayi Anda, baik ketika ia menangis ataupun sedang tak menangis.
  • Mata yang menatap Anda, tanda ia berusaha mengenali siapa yang ada di dekatnya. Tataplah kembali matanya sambil tersenyum supaya ia mengenali sisi menyenangkan dari Anda.
  • Tersenyum, seringkali ia tersenyum dalam tidur, tanda ia merasa cukup nyaman. Biarkan ia tertidur nyenyak, tapi boleh kok, kalau Anda pandangi terus.
  • Mengeluarkan suara lenguhan. Ia ingin menarik perhatian Anda atau ingin bermain.  Datangi dan tatap matanya, boleh juga sambil mengajaknya bermain.
  • Wajah seperti cemberut, kemungkinan ia merasa tak nyaman. Coba cek popoknya, posisi tubuhnya atau tempat tidurnya. Cermati juga kemungkinan ia sakit.
  • Menangis dengan kaki menekuk, seringkali terjadi pada serangan kolik. Buatlah ia merasa nyaman dengan menggendongnya sambil bernyanyi dengan tenang. Menyusui juga bisa membuatnya lebih tenang.
  • Kaki menendang-nendang, mungkin ia bosan atau merasa tak nyaman. Bisa juga karena ia ingin digendong. Cek dulu popoknya, jika kering, boleh kok Anda menggendongnya atau mengajaknya berjalan-jalan ke tempat lain.
  • Menguap, sama seperti Anda, sangat mungkin ia mengantuk. Timang-timang saja ia sampai ia merasa mengantuk dan tidurkan di tempat tidurnya.
  • Mulut terbuka dan tertutup berulang-ulang, bisa jadi karena ia lapar. Jika waktu menyusunya baru saja selesai, mungkin ia sekadar ingin merasakan lagi nikmatnya susu yang menempel di bibirnya. Santai saja, bisa Anda gendong ataupun dibiarkan di tempat tidur sambil Anda belai-belai.
Masing-masing bayi punya gaya sendiri. Biasanya setelah beberapa hari Anda akan dapat mengenali gaya khasnya. Nah, Anda sekarang boleh tersenyum lega karena kini bisa lebih memahami dia.

Kapan Bayi Mengucap Kata Pertama

Kapan Bayi Mengucap Kata Pertama

Walau hanya tertawa atau malah menangis, Anda pasti sangat bahagia saat bisa mendengar suara anak Anda. Apalagi saat ia bisa merespon Anda. Tapi, di usia berapa bulan ya, ia akan melontarkan kata pertamanya?

Menurut Alzena Masykouri M.Psi., Saat anak mengucap kata pertama bisa menjadi bukti bahwa si kecil sudah berkembang, dan memungkinkan si kecil akan segera berbicara dengan mama papanya. Ah, tidak sabar rasanya. 

Sabar dulu Ma. Terdapat tahapan yang harus si kecil lalui hingga akhirnya nanti ia dapat mengucap kata pertama yang berkembang menjadi kalimat, dan kemampuan berbahasa. Berikut tahapannya: 

Usia 0 – 6 bulan
Menurut Alzena, kemampuan bicara dan berbahasa sebenarnya dimulai dari tangisan. Ketika bayi, ia menyampaikan perasaan dan keinginannya terhadap dunia luar (baca: orang lain) melalui tangisan. Jika diperhatikan, tiap tangisan si kecil sebenarnya berbeda dan memiliki arti yang berbeda pula. 

Inilah cikal bakal si kecil bicara dan berkomunikasi. Ia akan mengeluarkan suara mengoceh (babbling) dan mengenali suara-suara yang dikenalnya. Kembangkan kemampuan bicaranya! Coba berikan respon saat si kecil menangis atau mengoceh. 

Ini menunjukkan kepada si kecil bahwa kita mengerti maksud yang ia coba sampaikan. Coba juga berbicara kepada bayi Anda ketika Anda sedang melakukan aktivitas bersamanya, saat makan, ganti popok, mandi, atau sekadar mengajaknya bermain. Nyanyikan juga bayi Anda lagu dengan alunan musik lembut untuk berkomunikasi dengannya.

Usia 6 – 12 bulan
Di usia ini, bayi menunjukkan respon terhadap bicara dan berbahasa. Ia memulai komunikasinya dengan lingkungan sekitar melalui gerak tubuh. Ia mulai dapat melambaikan tangan, menunjukkan respon ketika namanya dipanggil, dan menunjukkan pemahaman terhadap benda-benda yang sering digunakan. Selain itu, ia juga tertarik pada buku cerita, memusatkan perhatian ketika diajak berbicara, mulai mengoceh dengan ekspresif seperti ia sedang berbicara serius, dan beberapa anak mulai mengatakan kata-kata pertamanya. Kembangkan kemampuan bicaranya! 

Di tahapan usia ini, berbicara dengan si kecil menjadi semakin menyenangkan. Coba mulai ajarkan bayi Anda menyebut nama benda yang sering digunakan. Ucapkan dengan jelas dan tidak terlalu cepat dan hargai setiap usahanya mengulang kata yang Anda sebut. Teruslah menceritakan aktivitas yang Anda lakukan bersama. Anda juga bisa mulai menunjukkan gambar-gambar di majalah atau buku sambil menyebutkan nama gambar yang dilihat

Thursday, November 13, 2014

Bahasa' Bayi dan Artinya

Kenali 'Bahasa' Bayi dan Artinya

Tahukah Ma, bayi berusia 0-3 bulan di seluruh dunia, ternyata memiliki bahasabayi yang sama. Bahasa tersebut ditemukan secara tidak sengaja oleh Priscilla Dunstan. Sejak batita, Dunstan sudah memiliki kemampuan mengingat suara, atau yang dikenal dengan istilah sound photograph.

Pada usia empat tahun, Dunstan bisa memainkan kembali lagu Mozart setelah ia mendengar konser Mozart. "Orang lain mungkin mendengar not per notnya, tapi saya langsung bisa mendapat keseluruhan simfoni tersebut," katanya.

Ketika Dunstan memiliki bayi, ia merasa anaknya Tom, meski baru berusia bayisudah berkomunikasi dengannya. "Karena kemampuan itu, saya bisa memperhatikan pola tangis Tom, dan mengingatnya saat ia menangis kembali."

Akhirnya, bahasa bayi dapat diidentifikasi setelah lebih dari 1000 bayi di dunia diteliti.
Hasil penelitian menemukan, ada lima kata yang dikenal oleh bahasa bayi untuk berkomunikasi dengan orang dewasa.

Sebaiknya, para orang tua mendengar kata-kata yang diucapkan bayinya sebelum ia menangis histeris karena tidak mendapatkan apa yang dimintanya. Berikut lima kata yang sering diucapkan bayi, dan artinya:

"NEH"
Arti: Sedang lapar. Kata ini agak mirip dengan "Heh" dan "Eh", jadi harus hati-hati mendengarkannya. Jika kita tidak meresponnya dengan baik, maka bayi akan menangis lebih keras.

"HEH"
Arti: Tidak Nyaman. Bayi mengucapkan kata ini pasti dengan mimik yang berbeda dengan "Neh". Jika kita memahami kata ini, maka segeralah membuat posisi bayimenjadi nyaman agar tidak menangis kencang.

"EH"
Arti: Bersendawa. Biasanya diucapkan selesai minum susu atau justru perut sedang kosong.

"OWH"
Arti: Mengantuk. Mungkin kata ini lebih mudah dimengerti karena diucapkan oleh sang bayi dengan bentuk mulut bundar atau O.

"EAIRH"
Arti: Perut kembung. Suaranya mirip orang menggumam atau grrrhhh. Jika sangbayi sudah mengucapkan kata ini, segera perbaiki posisinya.

Thursday, November 6, 2014


Atasi Bayi Cegukan

Cegukan atau hiccups merpakan kondisi normal yang sering dijumpai pada bayi, khususnya bayi baru lahir sampai usia kurang lebih 3 bulan.
• Cegukan terjadi akibat perangsangan pada diafragma (sekat antara dada dan perut), lambung ,dan tenggorokan.
• Hingga kini, faktor penyebabnya belum jelas, terutama pada bayi. Meski begitu, beberapa buku menyatakan, iritasi terhadap diafragma bisa terjadi ketika bayiminum terlalu cepat atau banyak. Juga, gumoh bisa merangsang terjadinya cegukan.
• Cegukan tidak berbahaya. Meski begitu, Anda merasa kurang nyaman saat melihat ia cegukan. Apa yang harus dilakukan? Gendonglah ia, peluk hangat, dan tenangkan. Cegukan pun mereda, lalu sirna dengan sendirinya.
• Anda bisa mencoba mengurangi risiko cegukan dengan cara mengatur pola minumnya. Misalnya, bila ASI (Air Susu Ibu) terlalu deras, ia mudah tersedak atau muntah. Jadi, aliran ASI atau susu yang deras berpotensi merangsang otot diafragma, sehingga bayi mudah cegukan.
• Jika bayi sering gumoh dan atau muntah, tetapi laju pertumbuhan berat badannya baik, sangat mungkin gumoh atau muntahnya akibat terlalu banyak minum. Lebih sedikit, asal lebih sering. Biasanya, cara ini berhasil mengatasi gumoh. Yang pasti, Anda tidak perlu cemas. Sejalan dengan bertambahnya usia,bayi akan semakin jarang mengalami cegukan.

Gumoh dan muntah

Gumoh dan muntah sering kali terjadi hampir setiap pada bayi. Gumoh berbeda dengan muntah. Keduanya merupakan hal biasa (normal) dan tidak menandakan suatu hal yang serius yang terjadi pada bayi Anda. Hanya sebagian kecil kasus muntah bayi (muntah patologis) yang menjadi indikasi gangguan serius .
Samakah gumoh dan muntah pada bayi?
Baik gumoh dan muntah pada bayi merupakan pengeluaran isi lambung. Bedanya gumoh terjadi seperti illustrasi air yang mengalir ke bawah , bisa sedikit (seperti meludah) atau cukup banyak. Bersifat pasif dan spontan. Sedangkan muntah lebih cenderung dalam jumlah banyak dan dengan kekuatan dan atau tanpa kontraksi lambung.
Sekitar 70 % bayi berumur di bawah 4 bulan mengalami gumoh minimal 1 kali setiap
harinya, dan kejadian tersebut menurun sesuai dengan bertambahnya usia hingga 8-10 persen pada umur 9-12 bulan dan 5 persen pada umur 18 bulan. Meskipun normal, Gumoh yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang akan mengganggu pertumbuhan bayi.
Penyebab Gumoh Bayi:
1. ASI atau susu yang diberikan melebihi kapasitas lambung.
Lambung yang penuh juga bisa bikin bayi gumoh. Ini terjadi karena makanan yang terdahulu belum sampai ke usus, sudah diisi makanan lagi. Akibatnya si bayi muntah. Lambung bayi punya kapasitasnya sendiri.
2. posisi menyusui.
- Sering ibu menyusui sambil tiduran dengan posisi miring sementara si bayi tidur telentang. Akibatnya, cairan tersebut tidak masuk ke saluran pencernaan, tapi ke saluran napas. Bayi pun gumoh.
- pemakaian bentuk dot. Jika si bayi suka dot besar lalu diberi dot kecil, ia akan malas mengisap karena lama. Akibatnya susu tetap keluar dari dot dan memenuhi mulut si bayi dan lebih banyak udara yang masuk. Udara masuk ke lambung, membuat bayi muntah.
3.?Klep penutup lambung belum berfungsi sempurna.
Dari mulut, susu akan masuk ke saluran pencernaan atas, baru kemudian ke lambung. di antara kedua organ tersebut terdapat klep penutup lambung. Pada bayi, klep ini biasanya belum berfungsi sempurna.
4. fungsi pencernaan bayi dengan peristaltik (gelombang kontraksi pada dinding lambung dan usus) untuk makanan dapat masuk dari saluran pencernaan ke usus, masih belum sempurna.
5. Terlalu aktif. Misalnya pada saat bayi menggeliat atau pada saat bayi terus menerus menangis. Ini akan membuat tekanan di dalam perutnya tinggi, sehingga keluar dalam bentuk muntah atau gumoh.


Sumber : Bayi Muntah Setelah Diberi ASI http://bidanku.com/bayi-muntah-setelah-diberi-asi#ixzz3IHmgbiGu

5 Penyebab Bayi Gumoh dan Cara Mengatasinya

Ist

Gumoh biasanya dialami oleh sebagian besar bayi. Seringkali orangtua merasa cemas saat melihat buah hatinya gumoh usai memberikan ASI (Air Susu Ibu) atau susu. Namun, jangan khawatir karena hal tersebut merupakan wajar karena dialami oleh hampir semua bayi.
Gumoh biasanya kerap terjadi pada saat usia si bayi 12-16 minggu. Seiring bertambahnya usia si bayi, gumoh akan berkurang dan akan berhenti hingga usianya 12 bulan. Dilansir Health.Kompas.com, menurut penelitian para ahli bahwa hampir 50% bayi pernah mengalami gumoh atau refluks asamdalam tiga bulan pertama setelah kelahiran. Refluks asam merupakan kondisi di mana isi cairan dari lambung dimuntahkan kembali  (refluxs) ke dalam esofagus.
Lalu, apa penyebab bayi mengalami gumoh? Berikut beberapa penyebab yang bisa dijabarkan:

1. Volume lambung bayi masih kecil

Di saat yang sama, biasanya susu yang diberikan melebihi kapastias lambung. Ditambah lagi si bayi senang menggeliat yang membuat tekanan dalam perut jadi meningkat. Hal tersebut membuat dirinya mengalami gumoh. Untuk mengatasinya, sebaiknya Anda memberikan ASI sedikit demi sedikit saja namun sering.

2. Klep penutup lambung belum sempurna

Susu akan masuk melalui mulut ke saluran pencernaan atas, lalu disalurkan ke lambung. Di antara kedua kedua organ tersebut terdapat klep penutup lambung pada bayi, namun klep tersebut biasanya belum berfungsi sempurna. Akibatnya, jika si bayi langsung ditidurkan setelah disusui dan si bayi menggeliat, maka susu akan keluar lagi dari mulutnya.
Ist
Ist

3. Menangis berlebihan

Bayi bisa meminum susu sambil menangis. Tangisan bisa menyebabkan udara ikut tertelan secara berlebihan, Selain itu, tangisan juga bisa membuat susu yang ditelan menjadi tidak sempurna.

4. Gangguan refluks gastroesofageal

Bayi yang usianya di bawah 6 bulan biasnaya lebih sering mengalami gumoh. Pada saat usianya 6 bulan – 2 tahun, gumoh akan berkurang dan seterusnya akan membaik setelah usianya 5-7 tahun. Akan btetapi, mual dan muntah bisa muncul pada saat anak berlari, menangis, batuk, memasukkan tangan ke mulut, tercium bau tajam pada anak yang usianya sudah lebih besar.

5. Gangguan mengunyah dan menelan

Beberapa anak yang tidak menyukai makan nasi dan hanya meminum susu saja lebih berpotensi mengalami muntah. Namun, muntah yang terjadi ketika anak sedang makan disebabkan oleh gangguan perkembangan kemampuan mengunyah dan menelan.
Itulah berbagai penyebab gumoh yang dialami bayi. Lalu, ada cara untuk mengatasi gumoh atau membuat bayi agar tidak sering gumoh lagi, berikut cara yang bisa Anda lakukan:

1. Posisikan bayi tegak

Memberi makan dalam posisi tegak bisa mencegah terjadinya gumoh dan muntah. Setelah itu, kondisikan bayi dalam posisi duduk selama kurang lebih 15-30 menit. Saat makan, hindari bermain aktif dengan bayi dan jangan mengayun-ayunkan bayi. Sedangkan pada saat diberikan ASI, posisi menyusui harus pas. Patikan seluruh bibirnya menutup puting susu serta daerah berwarna hitam (areola).

2. Sedikit tapi sering

Terlalu lama menyusui atau memberinya dalam jumlah banyak bisa memicu bayi gumoh. Jika si bayi diberikan ASI, maka pastikan dirinya tidak meminumnya secara berlebihan. Sementara jika memakai botol susu, berikanlah dalam jumlah yang lebih sedikit dari biasanya.

3. Menyendawakan bayi

Salah satu cara untuk mencegah gumoh adalah menyendawakan bayi. Caranya yaitu posisikan bayi dalam keadaan duduk tegak dan menopangnya pada salah satu tangan, sementara tangan yang satu menepuk punggung bayi secara perlahan hingga ia bersendawa.
Itulah cara mengatasi gumoh pada bayi. Ketahuilah bahwa bayi yang terlalu sering mengalami gumoh itu harus diwaspadai. Bisa jadi hal tersebut merupakan gejala gastroesophageal reflux disease (GERD) sehingga perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut. (NR)