Motherhood is one of the greatest adventures that a woman will experience but it doesn’t come without its challenges.You know you’re a mother when your child throws up and you run to catch it before it hits the rug. We grow, deliver and nourish our babies and then worry about them for the rest of our lives

Monday, November 21, 2016

Early Sign of Autism in Baby Tutorial - How To Recognize The Early Signs...




How To Recognize The Early Signs of Autism

The early signs and symptoms of autism and the associated gastrointestinal problems, tantrums and adverse behaviours vary widely. Some autistic children have only mild symptoms and impairments, while others have more gut and behavioural difficulties. However, every child with an autism spectrum disorder has problems, to some degree, in the following three key areas:

Communicating, whether verbally or non-verbally.
Relating socially and interacting with others and the world around them.
Having repetitive or restricted behaviours.
The word Autism comes from the greek “autos” meaning self, and children with autism are concerned with themselves. The early symptoms can be:

A lack of responsiveness to others,
Does not make eye contact
Does not respond to being called, or to his or her name
Does not make noises to attract your attention
Does not reciprocate smiles or imitate facial expressions
Does not reach out when being picked up
Does not like to give or receive cuddles
Doesn’t call out or make basic requests.
Delayed or no age-appropriate language development
No pointing at objects or people or waving goodbye
Not following people by eye
Has repetitive behaviours such as hand flapping
Linines up toys instead of playing with them for their functions
Has an obsession with a particular video or TV program
Displays echolalia (repeating what you say)
Running close to a wall repetitively, and looking sideways at it.
Has self-stimulatory behaviours
These are only common symptoms and do not include all of the behaviours that children with Autism can display, and these are not present in all children with Autism, which is why it is called an Autism ‘Spectrum Disorder’.

autistic autism pdd-nos baby repetitve play

Pervasive Developmental Disorders

PERVASIVE DEVELOPMENTAL DISORDER

Wednesday, July 27, 2016

TIPS MENGATASI ANAK REWEL

PENYEBAB REWEL & CARA MENGATASINYA



1. KONDISI FISIK YANG TAK NYAMAN (mengantuk, kepanasan, kedinginan, kelaparan, kehausan)
2. MENCARI PERHATIAN (merasa keinginannya akan dipenuhi dengan cara merengek-rengek sambil menangis.
Cara mengatasinya:
* Jangan berikan perhatian khusus pada saat si batita rewel. Bila perlu jangan penuhi permintaannya sehingga ia menyadari bahwa cara yang telah dilakukan tidaklah benar. Tindakan ini dapat sekaligus untuk mengajari si batita mengendalikan diri.
* Ajak si batita berkomunikasi, sampaikan bahwa cara yang dilakukan adalah salah.
* Biasakan untuk memberi perhatiaan kepada anak setiap saat, terutama saat ia bersikap manis.
3. INGIN MENUNJUKKAN KEKUATANNYA (keinginannya tidak terpenuhi, orang tua yang bersikap memaksakan kehendak)
Cara mengatasinya:
Jangan paksakan keinginan, lontarkan pilihan semu, yaitu pilihan-pilihan yang tetap memiliki tujuan akhir yang sama, diharapkan anak belajar mengambil keputusan, memupuk rasa percaya diri
4. TERLUKA PERASAANNYA(habis dimarahi)
Cara mengatasinya:
Rangkullah si batita dan ucapkan kalimat yang menenangkan membuat si batita nyaman.
5. KETIDAKMAMPUAN MENGERJAKAN SESUATU (dituntut makan dengan cepat dan rapi, batita belum mampu melakukannya. Cara mengatasinya:
Jangan paksa melakukan yg belum mampu dilakukannya, pacu semangat & rasa percaya diri dengan penghargaan utk keberhasilan kecil sekalipun

MENCEGAH KEREWELAN
1. Berpikir positif (tak mudah putus asa bila anak bertemperamen slow to warm up, berpikir positif kita dapat membentuknya menjadi anak yang baik)
2. Tidak mengalah pada kerewelan anak ( rewel itu senjata anak bila orang tua selalu memenuhi atau mengalah saat ia bersikap rewel maka bersikap tidak mudah lunak dengan sikap rewelnya)
3. Tidak memberikan label (penyebab tak percaya diri, lambat laun menjadi seperti yang dilabelkan)
4. Fokus pada sikap anak (penghargaan utk sikap manis anak &membangun rasa percaya diri)
5. Tidak membandingkan-bandingkan (Maksimalkan kelebihan & meminimalkan kekurangan,tumbuhkan rasa percaya bahwa dirinya memang memiliki keistimewaan).

Tips menaikkan berat badan anak

Angka kecukupan gizi anak pada usia 1- 3 tahun berat badan normal 12 kg, tinggi 90 cm, usia 13 bulan berat badan yang normal 9 -10 kg, perhatikan kebutuhan energi dan nutrisi anak.



Kebutuhan gizi anak usia 1 – 3 tahun:
  • Zat besi 8 mg
  • Protein 25 gram
  • Energy 1000 kkal
  • Kalsium 500 mg
Kebutuhan nutrisi: karbohidrat seperti roti, nasi, mie, pasta, kentang, untuk tenaga & rasa kenyang.
Protein: lauk hewani seperti daging ayam, sapi, telur, susu, ikan dan bebek. Lauk nabati seperti tahu, tempe, kacang merah, kacang hijau, susu kedelai serta kacang kedelai, untuk pertumbuhan, daya tahan tubuh serta antibody.
Mineral dan vitamin dari buah-buahan, sayur-sayuran yang berwarna terang, untuk mengatur dan pelindung serat.
Lemak sebagai sumber energi serta zat pelarut vitamin A, E, D, K.

Tips menaikkan berat badan anak :
Dalam sehari:
  • Porsi nasi lunak kurang lebih 16 sdm
  • Lauk hewani dengan ukuran 2 – 3 porsi contohnya ikan dengan sebesar kurang lebih kotak korek api, serta daing dan ayam.
  • Lauk nabati: tahu atau tempe
  • Sayuran 2 – 3 mangkuk
  • Buah-buahan seperi jeruk, papaya.
  • Susu 4 gelas/ 600 ml
  • Pilih menu yg di gemari, agar makan dengan lahap.
  • Porsi makan yang ideal anak usia 1 – 3 tahun adalah sepertiga dari makanan orang dewasa.


Monday, June 20, 2016

How to Do Perineal Massage

Perineal massage is a method performed to relax, and soften the perineum, the area between the vagina and the rectum. This practice is most often undertaken during the final six weeks of pregnancy, in order to alleviate tears to the perineum during childbirth and help prepare for the sensations experienced during childbirth. If you are uncomfortable with the idea of someone else performing the massage, you can do the massage yourself.



1) Cut your fingernails 00:11

2) Wash your hands 00:27

3) Use a lubricant 00:40

4) Place your thumbs about 1inch inside your vagina 00:58

5) Gently massage the lower half of your vagina 01:24

6) Repeat the massage 01:42



Sunday, June 19, 2016

Masa subur dari siklus menstruasi

Siklus haid adalah rentang hari sejak hari pertama haid hingga hari pertama haid berikutnya. Siklus haid yang normal adalah setiap  21 – 35 hari.  Hari ke-1 (satu) pada siklus haid adalah hari pertama haid terjadi. Haid dimulai pada hari pertama saat dinding rahim meluruh dan menjadi darah, keluar dari vagina. Pada masa haid, sel telur akan berkembang di dalam ovarium. Saat sel telur sudah matang, ovarium akan melepaskan sel telur tersebut, peristiwa ini disebut ovulasi.
Ovulasi terjadi sekitar 12 – 14 hari sebelum hari pertama haid. Sebenarnya, hari ketika terjadi ovulasi bergantung pada siklus haid, siklus pendek, misalnya hanya 22 hari, maka ovulasi dapat terjadi hanya beberapa hari setelah haid berakhir. Jadi, waktu ovulasi bisa berbeda pada tiap wanita,  jadi harus mengetahui siklus haid Anda agar dapat memperkirakan waktu ovulasi.

Masa subur Anda berkisar di sekitar waktu ovulasi, kira-kira dalam lima hari sebelum ovulasi terjadi. Umumnya masa subur wanita adalah 12 – 16 hari sebelum masa haid berikutnya. Dalam kata lain, rata-rata wanita mengalami masa subur di antara hari ke-10 hingga hari ke-17 setelah hari pertama haid sebelumnya. Hal tersebut berlaku bagi wanita yang mempunyai siklus haid teratur 28 hari. Namun, bila siklus Anda berbeda, Anda dapat coba mempelajari dan menghitung kapan masa subur Anda. Hal yang menjadi tantangan adalah pada umumnya lama masa haid wanita bisa berubah dari waktu ke waktu, biasanya berlangsung 2-7 hari. Kondisi ini membuat ovulasi dapat berbeda sepekan lebih cepat atau lebih lambat dibanding periode selanjutnya.

Selain proses ovulasi, kehamilan sangat ditentukan oleh proses sperma menjangkau sel telur. Agar dapat hamil, sel telur yang telah matang ini harus dibuahi dalam waktu 12 hingga 24 jam.

Menghitung Sendiri
Pendeknya periode 12 – 24 jam waktu sel telur harus dibuahi membuat pentingnya mendeteksi di hari-hari apakah wanita berada pada posisi paling subur. Umumnya masa subur ini dihitung berdasarkan catatan dan analisis siklus haid selama setidaknya 8 bulan terakhir.

Perkiraan masa subur dapat dihitung dengan rumus berikut:
Ketahui siklus terpendek Anda. Misal: 27 hari. Kurangi angka ini dengan 18. Hasilnya: 9. Angka ini adalah hari pertama saat Anda berada pada posisi paling subur.
Ketahui siklus terpanjang Anda. Misal: 30 hari. Kurangi angka ini dengan angka 11. Hasilnya: 19. Angka ini adalah hari terakhir saat Anda paling subur.
Dengan demikian jika siklus Anda rata-rata adalah 27 – 30 hari, maka Anda akan paling subur pada hari ke-9 hingga 19.

Untuk semakin memperkuat prediksi hari paling subur, Anda dapat menggunakan beberapa indikator lain seperti:
  • Suhu basal tubuh meningkat. Suhu basal tubuh adalah suhu tubuh saat bangun di pagi hari. Suhu normal adalah 35,5 – 36.6 derajat celcius. Namun jika suhu tubuh Anda naik sedikit lebih tinggi dari angka tersebut, ini dapat berarti Anda telah mengalami ovulasi dalam 1 – 2 hari terakhir.
  • Adanya lendir dari mulut rahim. Lendir dapat terjadi mulai dari yang kental, basah, hingga yang kental, semi-transparan. Perubahan lendir ini menunjukkan perubahan kadar hormon estrogen pada tubuh, yang juga menjadi pertanda apakah ovulasi segera terjadi. Anda disebut berada pada masa sangat subur ketika cairan ini berwarna bening, licin, dan elastis, seperti putih telur mentah. Cairan inilah yang akan memperlancar dan melindungi jalannya sperma menuju tuba falopi untuk bertemu sel telur.
  • Nyeri ringan hingga berat pada perut atau salah satu bagian punggung. Beberapa wanita merasakan hal ini di sekitar masa ovulasi. Rasa sakit ini sebenarnya dapat menjadi salah satu tanda untuk membantu mendeteksi masa paling subur.
  • Perasaan lebih bergairah. Sebagian wanita merasakan lebih bergairah, lebih bersemangat, dan lebih mudah bersosialisasi saat mengalami masa subur.
Detail Siklus Haid
Untuk lebih memperjelas apa saja yang terjadi setelah masa haid wanita, berikut adalah detail siklus haid  dari hari ke hari secara umum:
Hari ke-1 sampai 5:
Menstruasi terjadi karena tidak ada pembuahan atau Anda tidak mengalami kehamilan.
Kadar progesteron dan estrogen menjadi rendah.
Suhu tubuh 35.5 – 36.6 derajat Celcius.
Hari ke-6 sampai 7: Otak memproduksi hormon-hormon yang kemudian akan merangsang pembentukan sel telur.
Hari ke-8 (dapat memanjang hingga hari ke-12): Dinding rahim kembali menebal dan membuat suplai pembuluh darah meningkat, sebagai persiapan untuk menerima sel telur yang dibuahi.
Hari ke-10: lendir vagina menjadi pekat dan lengket.
Hari ke-12: lendir vagina menjadi lebih bening, licin, dan elastis, menandakan ovulasi telah dekat. Walau ovulasi masih beberapa hari lagi, hubungan seksual yang dilakukan di masa ini dapat berujung pada kehamilan karena sperma bisa bertahan hidup 2-5 hari di dalam tubuh wanita.
Hari ke-13: estrogen meningkat secara drastis sebelum akhirnya menurun.
Hari ke-14:  kadar estrogen mulai turun. Hal ini memicu produksi hormon lain yang menyebabkan ovarium melepaskan sel telur. Ini disebut ovulasi. Sel telur dapat bertahan hidup sekitar 12-24 jam.
Hari ke-15-22: jika tidak terjadi pembuahan, umumnya masa subur sudah berakhir.

Warna lendir menjadi keruh dan pekat.
Hari ke-25-27: karena tidak terjadi pembuahan, kadar progesteron mulai menurun dan lendir menjadi kental atau tidak diproduksi sama sekali.
Hari ke-28: tidak terjadinya pembuahan berarti kadar hormon estrogen dan progesteron terus menurun. Dengan menurunnya kadar hormon-hormon tersebut, menstruasi pun dimulai esok hari.
Dengan memperkirakan dan menghitung masa subur setelah haid, Anda akan menjadi lebih terbantu dalam merencanakan kehamilan dan mengevaluasi kesehatan reproduksi.

Monday, June 6, 2016

Langkah yang menyelamatkan jiwa (vdeo edukasi epilepsi)

Kejang memang menjadi gejala utama penyakit epilepsi, namun belum tentu orang yang mengalami kejang mengidap kondisi ini. Dalam dunia medis, seseorang didiagnosis dengan epilepsi setelah mengalami kejang sebanyak beberapa kali. Tingkat keparahan kejang pada tiap penderita epilepsi berbeda-beda. Ada yang hanya berlangsung beberapa detik dan ada juga yang hingga beberapa menit. Ada yang hanya mengalami kejang pada sebagian tubuhnya dan ada juga yang mengalami kejang total hingga menyebabkan kehilangan kesadaran.



Menurut data WHO, diperkirakan jumlah penderita epilepsi di dunia mencapai lima puluh juta orang. Di Indonesia, diperkirakan terdapat sekitar 2 juta orang yang menderita epilepsi. Sebenarnya yang mengkhawatirkan bukan angkanya, namun masih minimnya penanganan bagi penderita epilepsi di Indonesia.Menurut WHO, sekitar 80-90 persen penderita epilepsi di negara-negara berkembang pada umumnya, belum mendapatkan penanganan yang layak.



Penyebab epilepsi

Epilepsi dapat mulai diderita seseorang pada usia kapan saja, meski umumnya kondisi ini terjadi sejak masa kanak-kanak. Berdasarkan temuan penyebabnya, epilepsi dibagi menjadi tiga, yaitu epilepsi simptomatik, kriptogenik, dan idiopatik.



Pada epilepsi simptomatik, umumnya kejang-kejang diakibatkan oleh adanya gangguan atau kerusakan pada otak. Bertolak belakang dengan simptomatik, penyebab kejang pada epilepsi idiopatik sama sekali tidak ditemukan. Sedangkan pada epilepsi kriptogenik, meski tidak ditemukannya bukti kerusakan struktur pada otak, namun gangguan belajar yang diderita menunjukkan adanya kerusakan.



Pengobatan serta komplikasi epilepsi

Hingga kini memang belum ada obat atau metode yang mampu menyembuhkan kondisi ini secara total. Meski begitu, obat anti epilepsi atau OAE mampu mencegah terjadinya kejang, sehingga penderita dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara normal dengan mudah dan aman.



Selain obat-obatan, penanganan epilepsi juga perlu ditunjang dengan pola hidup yang sehat, seperti olahraga secara teratur, tidak minum alkohol secara berlebihan, serta mengonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang.



Alasan kenapa kejang-kejang pada penderita epilepsi perlu ditangani dengan tepat adalah untuk menghindari terjadinya komplikasi dan situasi yang dapat membahayakan nyawa penderitanya. Contohnya adalah terjatuh, tenggelam, atau mengalami kecelakaan saat berkendaraan akibat kejang.



Dalam kasus yang jarang terjadi, epilepsi dapat menimbulkan komplikasi berupa status epileptikus. Status epileptikus terjadi ketika penderita mengalami kejang selama lebih dari lima menit atau mengalami serangkaian kejang pendek tanpa kembali sadar di antara kejang. Status epiliptikus dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak, bahkan kematian.



Sunday, June 5, 2016

Tips Pertolongan Pertama Saat Tersedak

Tersedak merupakan kejadian sepele yang bisa berakibat fatal, yang dapat membuat napas sesak bahkan menyebabkan kematian karena kehabisan napas, oleh karena itu apabila hal tersebut terjadi pada orang di sekitar kita, kita harus tau hal pertama yang harus dilakukan, dibawah ini beberapa langkah pertolongan pertama saat tersedak :



Berdiri atau berlutut di belakang korban (pastikan tinggi tubuh Anda sesuai dengan tinggi tubuh korban, apabila korban masih anak2 atau bertubuh kecil dari Anda kemungkinan harus berlutut)

Kepalkan salah satu atngan Anda.

Letakkan kepalan tangan Anda dengan arah ibu jari menempel ke dinding perut korban, posisikan kepalan tangan anda 2 jari di atas pusat (pusat selalu sejajar dengan tulang pinggul atas), Anda tidak boleh memposisikan kepalan tangan Anda di ulu hati.

Kencangkan kepalan tangan Anda dengan yang ssatunya sehingga kedua lengan anda melingkar di perut korban.

Lakukan penekanan ke arah belakang dan atas sampai benda asing keluar atau si korban menjadi jatuh tidak sadar.  



Jika korban tersedak adalah wanita hamil atau orang dewasa yang terlalu gemuk (obesitas) kita bisa melakukan pilihan lain dengan melakukan “chest thrust” yaitu dengan meletakkan kepalan tangan Anda di tengah-tengah tulang dada



Pengganti heimlich manuever pada korban wanita hamil

Penanganan Tersedak Untuk Anak Usia >1Tahun – Dewasa Yang Tidak Sadar

Jika korban menjadi jatuh tidak sadar lakukan langkah-langkah berikut:

Panggil bantuan medis segera

Buka jalan napas korban (AIRWAY), jika Anda dapat melihat benda asing lakukan finger swab atau sapuan jari untuk mengeluarkan benda asing



Segera lakukan CPR/ RJP. Perbedaannya dengan CPR biasa adalah setelah melakukan 30 kali kompresi dada, periksalah mulut korban terlebih dahulu sebelum memberikan 2 kali napas bantuan.

Anda  telah sukses menangani korban tersedak yang tidak sadar jika Anda sudah melihat tanda-tanda berikut:

Anda melihat dada nya naik ketika memberikan bantuan napas

Melihat benda asing keluar dari mulut korban.

Lakukan langkah-langkah berikut ini jika Anda sudah berhasil menangani korban tersedak. Karena ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi setelah benda asing keluar dari mulut korban:

Berikan 2 kali napas

Lihat respons korban (batuk, muntah, pergerakan) jika Anda terlatih untuk memeriksa nadi, maka periklsah nadi di leher korban selama 10 detik saja.

Jika nadi tidak teraba dan korban juga tidak bernapas, lanjutkan CPR dan pasang AED segera (jika tersedia). Jika nadi ada tetapi napas tidak ada maka berikanlah bantuan napas saja selama 2 menit, dalam 1 menit Anda harus memberikan 10 kali napas (jadi jeda antara napas adalah 6 detik). Setelah 2 menit periksalah apakah napasnya sudah ada atau belum, jika korban sudah bernapas normal posisikan korban miring (posisi pemulihan) sambil menunggu bantuan datang.



Penanganan Tersedak Untuk Bayi (<1 Thn)



  • Penanganan tersedak untuk bayi tentunya berbeda dengan anak yang berusia lebih dari 1 tahun. Kita tidak bisa melakukan penekanan perut (Heimlich manuever) pada bayi karena akan mencederai organ dalam yaitu hati. Penanganan tersedak untuk bayi terdiri atas kombinasi penekanan dada (chest thrust) dan tepukan punggung (back slaps).
  • Berikut ini merupakan langkah-langkah pertolongan tersedak terhadap bayi yang masih sadar:
  • Gendonglah bayi dengan posisi Anda duduk atau berlutut.
  • Buka pakaian bayi.
  • Gendong bayi dengan posisi wajah ke bawah telungkup di atas pangkuan tangan Anda. Buat kepala bayi lebih rendah dari kakinya. Sangga kepala dan rahang bawah bayi menggunakan tangan Anda (hati-hati untuk tidak menekan leher bayi, karena ini akan menyebabkan tersumbatnya saluran napas.
  • Berikan 5 kali tepukan di punggung (tepuklah dipunggung, antara 2 tulang belikat bayi, JANGAN menepuk di tengkuk!). Gunakan pangkal telapak tangan Anda ketika memberikan tepukan.
  • Setelah memberikan 5 kali tepukan punggung, sanggalah leher belakang bayi Anda dengan tangan dan balikkan tubuh bayi sehingga dalam posisi terlentang. Buat posisi kepala bayi lebih rendah dari kakinya.
  • Lakukan 5 kali penekanan dada (lokasi penekanan sama dengan posisi penekanan dada pada proses CPR yaitu di tengan-tengan tulang dada/ di bawah garis imajiner antara 2 puting susu bayi). Hanya gunakan2 jari saja (jari telunjuk dan jari tengah untuk melakukan chest thrust.
  • Ulangi langkah No. 4,5,6 di atas sampai benda asing keluar dari mulut bayi atau bayi menjadi tidak sadar.




Technic Back Slaps atau tepuk punggung



Technic Chest Thrust atau Tekan Dada

Jika benda asing belum bisa keluar dan bayi Anda menjadi tidak sadar (bayi terkulai lemas, tidak ada pergerakan, bibir membiru, tidak dapat menangis atau mengeluarkan suara) penanganan nya adalah sebagai berikut:



  • Baringkan bayi di atas permukaan yang rata dan keras.
  • Buka jalan napas bayi (mulut bayi) dan lihat apakah benda asing terlihat atau tidak. Jika terlihat ambil dengan menggunakan sapuan jari Anda. Jika Anda tidak melihatnya JANGAN lakukan “blind finger swab” / mengkorek-korek mulut bayi dengan tujuan untuk mencari benda asing tersebut.
  • Jika benda asing tidak terlihat lakukan langkah selanjutnya yaitu lakukanlah CPR yang terdiri dari 30 kali penekanan dada diikuti 2 kali napas. Tetapi, perbedaan CPR korban tersedak dengan korban biasa adalah setiap Anda selesai melakukan 30 kali penekanan dada periksalah dahulu mulut bayi sebelum memberikan 2 kali bantuan napas.
  • Jika setelah 5 kali siklus CPR, benda asing masih belum dapat keluar dan bayi masih belum sadar. Panggil bantuan medis segera, kemudian lanjutkan CPR Anda sampai bantuan medis datang atau benda asing nya keluar




Pertolongan Pertama Pada Mimisan

Hidung berdarah atau mimisan dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya pukulan yang mengenai hidung, iritasi pada membran mukosa hidung karena berusaha mengeluarkan sesuatu secara berulang dari rongga hidung, atau karena infeksi.



Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat', Kebanyakan perdarahan hidung yang terjadi pada anak-anak tidak berbahaya. Namun bila terjadi pada orang tua atau dewasa, hal ini dapat menjadi masalah serius dan membutuhkan penanganan medis.



Apabila menemui hidung berdarah atau mimisan, lakukanlah hal-hal sebagai berikut:



1. Mintalah korban untuk duduk dengan badan condong ke depan. Jaga mulut supaya tetap terbuka supaya darah tidak menutup jalan napas.



2. Pencet hidung selama 15 menit. Tekan di bawah tulang hidung pada bagian ujungnya, lepaskan perlahan.



3. Jangan biarkan korban melesitkan ingus. Apabila perdarahan terus berlangsung, pencet hidungnya lagi selama 5 menit dan pastikan korban tidak menelan darah yang keluar.



4. Ambil kain basah atau es yang dibungkus dengan kain. Tempelkan pada hidung dan muka korban untuk mempersempit pembuluh darah.



5. Bila perdarahan berlanjut dan ada indikasi patah tulang, segera bawa ke unit penanganan gawat darurat.



Wednesday, June 1, 2016

Pencegahan pneumonia pada anak

Pneumonia pada anak yang disebabkan oleh bakteri menyebabkan rasa sakit yang lebih cepat. Tiba-tiba anak akan mengalami demam tinggi serta nafas yang menjadi tidak teratur. Sedangkan pneumonia yang disebabkan oleh virus, gejalanya muncul lebih perlahan dan tidak begitu menyakitkan dibandingkan dengan pneumonia yang disebabkan bakteri. Pneumonia yang disebabkan oleh virus biasanya menyebabkan dengkuran ketika bernafas.

Pneumonia pada anak dapat dideteksi melalui cek di laboratorium dan rontgen rongga dada. Dengan pendeteksian tersebut dapat diketahui lokasi infeksi penyebab pneumonia. Tetapi deteksi tersebut membutuhkan biaya yang tidak murah dan teknologi yang canggih. Sehingga seringkali diagnosa pneumonia dilakukan melalui gejala-gejala yang muncul saja. Melalui penanganan yang tepat, pneumonia yang disebabkan bakteri dapat disembuhkan antara 1-2 minggu. Sedangkan pada pneumonia yang disebabkan oleh virus masa penyembuhannya lebih lama, sekitar 4-6 minggu untuk bisa benar-benar sembuh.

Pneumonia pada anak dapat dicegah melalui pemberian vaksin. Vaksin tersebut diberikan pada anak mulai usia 2 bulan. Karena resiko pneumonia yang tinggi, terutama pada bayi prematur, bayi prematur perlu diberikan treatment secara berkala untuk mencegah infeksi virus RSV, yang seringkali menyerang bayi. Biasanya, dokter memberikan antibiotik untuk mencegah pneumonia bagi anak-anak yang telah bersinggungan dengan penderita pneumonia. Beberapa obat antivirus kini juga telah tersedia untuk mencegah infeksi virus penyebab pneumonia atau meringankan gejala pneumonia.

Pneumonia tidak menular melalui kontak fisik, tetapi virus dan bakteri yang berada pada bagian atas saluran pernafasan dapat dengan mudah disebarkan melalui udara. Oleh karena itu, lebih baik menghindarkan anak Anda dari orang-orang yang mengalami infeksi saluran pernafasan untuk mencegah penularan pneumonia pada anak. Pisahkan perlengkapan makan penderita pneumonia dengan perlengkapan anggota keluarga yang sehat, untuk menghindari potensi penyebaran pneumonia.

Memberikan asupan makanan yang sehat juga menjadi upaya untuk menghindarkan pneumonia pada anak. Makanan yang sehat dan menyehatkan akan meningkatkan ketahanan tubuh dari serangan patogen. ASI eksklusif dan suplai zat besi yang cukup pada anak dapat meminimalisir resiko anak meninggal karena pneumonia. Untuk meningkatkan kekebalan tubuh bayi Anda juga bisa memberikan nutrisi herbal seperti propolis nado, madu lengkap si buah hati, dan kurmavit.

Waspadai Pneumonia Pada Bayi Anda

Mengenal jenis penyakit pneumonia

Ada 2 jenis pneumonia berdasarkan penyebab infeksinya, pertama adalah pneumonia yang disebabkan oleh bakteri dan yang kedua disebabkan oleh infeksi virus.
1. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri
Kondisi kritis yang menyerang sistem pernafasan ini disebabkan oleh beberapa kelompok bakteri termasuk kelompok Strepococcus, Staphylococcus, dan Mycoplasma. Gejala yang yang sering muncul pada kondisi ini adalah demam tinggi mendadak, batuk, sesak nafas, muntah, dan diare. Si kecil yang terserang pneumonia jenis ini mungkin juga menampakan tanda seperti tidak nafsu makan, lemas, denyut nadi cepat, dan pada kondisi tertentu mulut dan kuku tampak kebiruan.

2. Pneumonia yang disebabkan oleh virus
Gejala pneumonia pada balita yang disebabkan oleh infeksi virus diawal nampak seperti gejala selesma atau flu, kemudian perlahan berubah menjadi lebih parah dan disertai dengan demam tinggi dengan suhu diatas 38.5 oC. Kesulitan bernafas, batuk, lemas, muntah atau diare dapat pula muncul sebagai jegala jenis ini. Virus yang biasa meyebabkan kondisi ini diantaranya adalah kelompok Respiratory Syncytial Virus (RSV), influenza virus, parainfluenza virus, adenovirus, dan rhinovirus.

Bahaya yang mengintai dibalik pneumonia
Penyakit ini dinyatakan sebagai pembuhun teganas bagi anak dibawah usia 5 tahun di dunia. Kematian pada anak usia balita akibat pneumonia lebih banyak bila dibandingkan akibat penyakit lain termasuk malaria, AIDS, dan campak. Bahaya yang mengancam balita sangat serius. Seringkali orang tua menyepelekan tanda awal yang nampak seperti gejala flu biasa.

Bagaimana cara mengobati pneumonia pada balita?

Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri ditangani dengan pemberian obat jenis antibiotik sesuai dengan jenis bakteri penyebannya. Untuk meringankan gejala-gejala yang menyertai problem pernapasan akut ini, dokter biasa merekomendasikan terapi menggunakan alat cool mist humidifier, yaitu memberikan uap yang telah dicampur dengan obat tertentu untuk dihisap sikecil.

Pneumonia yang disebabkan oleh virus biasanya relaif lebih ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya saat kekebalan tubuh si kecil kembali normal. Obat antibiotik tidak bisa diberikan pada jenis penyakit ini. Penanganan terbaik untuk kondisi ini adalah membiarkan sikecil istirahat total sambil memberikan cukup asupan nutrisi dan cairan. Dokter dapat memberikan obat-obat yang dapat menurunkan gejala penyakitnya.

Agar anak terhindar dari penyakit pneumonia
Sebagai tahap pencegahan ayah bunda bisa memberikan imunisasi khusus penyakit pneumonia pada sikecil. Pastikan lingkungan tumbuh kembang mereka selalu bersih, biasakan mencuci tangan sebelum makan, setelah bermain di luar, atau setelah bermain dengan hewan peliharaan.

Hindari si kecil terkena asap rokok. Jika ada anggota keluarga yang merokok, persilahkan mereka untuk merokok diluar. Jangan sepelekan gejala-gejala seperti pilek dan batuk berkepanjangan, segera temui ahli medis untuk berkonsultasi jika diperlukan.

PEYAKIT PNEUMONIA PADA ANAK

Pneumonia adalah radang paru-paru yang biasanya disebabkan oleh infeksi. Tiga penyebab utama pneumonia adalah bakteri, virus dan fungi. Yang berisiko tinggi menderita infeksi ini adalah anak-anak di bawah 2 tahun dan manula.

Gejala pneumonia bervariasi, mulai dari pernapasan yang cepat sampai kegagalan pernapasan dan tekanan darah yang sangat rendah atau dikenal dengan istilah syok septik. Jika pneumonia terjadi setelah bayi lahir, gejalanya akan timbul secara bertahap. Terkadang bayi tiba-tiba menjadi sakit yang disertai dengan turun-naiknya suhu tubuh.

Diagnosa pneumonia akan jelas apabila:
  • Terdengar napas yang kasar, dan jika diperiksa dengan stetoskop akan terdengar suara yang lemah.
  • Hasil Rontgen dada menunjukkan ada bagian yang berwarna putih-putih di bagian kiri atau kanan paru.
  • Terdeteksi ada bakteri atau jamur pada pengujian sampel dahak (sputum). Sayangnya pengujian ini sulit sekali dilakukan pada anak.
  • Hasil tes darah menunjukkan peningkatan sel darah putih dengan dominasi netrofil untuk pneumonia yang disebabkan infeksi bakteri. Bila peningkatan sel darah putih dengan dominasi limfosit, sangat mungkin pneumonia karena virus.
  • Haruskah dirawat di rumah sakit? tergantung berat ringannya derajat pneumonia dan kondisi fisik bayi. Umumnya, bayi perlu rawat inap bila pneumonia yang dialaminya tergolong berat atau sangat berat, sehingga fisik bayi lemah. 
  • Pneumonia berat ditandai dengan batuk yang disertai kesulitan bernapas. Napas sesak, bayi tampak menarik perut dalam-dalam saat bernapas.
Pneumonia sangat berat ditandai dengan batuk dan kesulitan bernapas disertai gejala sianosis sentral, yakni dada atau perut, bibir dan lidah bayi berwarna kebiruan, bahkan sampai sulit minum.

Sesak napas karena pneumonia beda dengan asma. Pada pneumonia, kesulitan napas terjadi pada saat anak menarik napas. Sedangkan pada asma, kesulitannya saat mengeluarkan napas, bahkan terkadang bunyi ngik-ngik atau mengi.

Pedoman Perhitungan Frekuensi Napas (WHO)

Usia anak    Napas Normal    Napas Cepat

0–2 bulan    30–50 per menit    > 60 per menit

2-12 bulan   25-40 per menit    > 50 per menit

1-5 tahun    20-30 per menit    > 40 per menit



Wednesday, May 25, 2016

Keistimewaan Rahim Wanita

Menghitung masa subur dari siklus menstruasi

Masa subur sangat besar artinya bagi mereka yang ingin mendapatkan keturunan dan pada pasangan yang baru menikah.

Yang menjadi masalah adalah, masa subur tiap-tiap wanita ini tidak sama, hal ini sangat tergantung dengan siklus menstruasi yang mereka miliki.



Monday, May 23, 2016

Obat Demam Berdarah Tradisional, Alami dan Ampuh

Demam berdarah atau demam dengue (DBD) adalah virus yang disebabkan oleh virus dengue yang disebarkan dengan bantuan nyamuk agar dapat masuk kedalam tubuh manusia dan dapat menyebar.Ada beberapa jenis nyamuk yang dapat menyebarkan virus dengue itu sendiri harus nyamuk yang belang hitam putih aedes aegypti dan bukan oleh jenis nyamuk lainnya seperti : nyamuk rumah, dan nyamuk malaria karena nyamuk tersebut tidak dapat membawa virus dengue sehingga bukan nyamuk penularan. Virus dengue berasal dari tubuh pasien yang terserang virus dengue.

Gejala demam berdarah (DBD) secara umum :
– Demam yang muncul secara mendadak, dan biasanya mencapai 39-40 derajat celcius dan kadang disertai oleh meriang dan menggigil demam berlangsung 5 -7 hari dan berakhir secara mendadak juga, disertai juga dengan banyak keringat yang keluar dan tubuh tampak sangat lemas.
– Nyeri diseluruh tubuh.
– Ruam yang muncul pada awal panas, bentuknya seperti bercak merah di seluruh tubuh ( flushing ).
– Perdarahan yang terlihat dari luar maupun dalam.

Gejala demam berdarah dengue (DBD) pada anak :
– Demam berdarah dengue pada bayi dan anak berupa demam ringan yang disertai dengan timbulnya ruam makulopapular yaitu ruam yang berbentuk seperti bintik bintik merahh yang datar dan bintik merah yang menonjol.
– Pada anak remaja dan dewasa biasanya dikenal dengan sindromtrias dengue berupa panas tinggi yang mendadak muncul.
– Nyeri pada anggota badan ( kepala,bola mata, dan sendi ).

Fase Demam berdarah
1. Hari 1-3 fase demam tinggi, dengan mendadak tinggi dan sakit kepala, sakit dibelakang bola mata, badan ngilu dan nyeri, mual, dan disertai dengan bintik merah dikulit tidak hilang jika di renggangkan.

2. Hari 4-5 fase kritis, fase dimana demam dan kadar trombosit mengalami penurunan dan sering mengoceh seolah terjadi kesembuhan. Namun fase inilah fase kritis kemungkinan terjadi “dengue shcok syndrome“ dapat terjadi perdarahan do daerah hidung, mulut, kulit terlihat pucat, dan dingin serta penurunan kesadaran.
3. Hari 6-7 fase penyembuhan keadaan umum membaik.

Pengobatan DBD secara alami :
1. Cara pertama
Bahan bahan :
– 15 gram tapak dara
– 15 gram pegagan
– 5 butir oco

Cara pemakaiannya :
– Semua bahan di cuci dengan bersih
– Kemudian rebus bahan bahan tersebut dengan 600cc air hingga tersisa setengahnya
– Lalu saring dan minum
– Lakukan 2 kali sehari

2. Cara kedua
Bahan bahan :
– 10 gram sambiloto
– 30 gram temulawak
– 25 gram daun jambu biji
– Madu secukupnya

Cara pemakaiannya :
– Semua bahan di cuci dengan bersih
– Lalu direbus dalam 600cc air hingga tersisa 300cc
– Kemudian saring dan tambahkan madu sedikit
– Minum 2 kali sehari

Pencegahan demam berdarah ( DBD )
Langkah-langkah yang mudah untuk mencegah terjangkit demam berdarah dengue dengan cara 3M :
1. Menguras
2. Menutup
3. Mengubur

Namun ada yang perlu kita ketahui sebenarnya ada 1 langkah yang dapat mencegah virus demam berdarah dengue masuk ke tubuh kita dengan cara menjaga kondisi badan kita agar tetap sehat dan tetap terlihat bugar agar virus dengue atau pun virus lain tidak dapat masuk kedalam tubuh kita.

Dengan terus mempertahankan kondisi kesehatan tubuh otomatis segala jenis penyakit susah menjangkiti kita karena tameng tubuh yaitu sistem imun ikut menguat dan terus siaga untuk menepis segala bakteri atau virus yang suatu saat akan menyerang.




Sunday, May 22, 2016

HIV/AIDS Early Symptoms of HIV Infection

Gejala DBD Pada Anak

Gejala DBD pada Anak Tahapan Awal

Pada umumnya penyakit ini memang lebih mudah menyerang anak-anak, terutama balita. Namun bukan berarti orang dewasa boleh aman, karena orang dewasa pun bisa terjangkit atau tertular melalui gigitan nyamuk aedes agypti. Sebenarnya penyakit ini disebabkan oleh adanya virus dengue yang disebarkan oleh gigitan nyamuk aedes agypti. Maka dari itu, ketika nyamuk menggigit satu orang yang terkena virus dengue, maka orang lain juga bisa tertular virus dengue tersebut apabila digigit oleh nyamuk yang sudah membawa virus tersebut. Virus dengue ini akan mengganggu sistem pembekuan darah yang terjadi di dalam tubuh.

Biasanya jika dilakukan pemeriksaan, jumlah trombosit akan merosot dan bahkan akan menurun drastis bagi yang sudah parah. Hal inilah yang terkadang mengakibatkan pendarahan yang bisa terjadi di beberapa bagian tubuh seperti muntah darah, mimisan dan sebagainya. Dan biasanya ketika penderita sudah mengalami muntah darah, fase itulah yang terkadang biasa mengakibatkan kematian.

Nah, supaya Anda bisa lebih waspada, sebagai orang tua Anda perlu mengetahui apa saja gejala DBD pada anak. Ketika seorang anak balita mengalami demam berdarah, biasanya si anak akan menunjukkan gejala-gejala yang muncul di hari keempat sampai hari-hari selanjutnya, diantaranya:

1. Demam Tinggi
Anak penderita demam berdarah biasanya akan mengalami demam tinggi mencapai 40 derajat Celcius. Badan si anak akan menggigil sekaligus mengalami panas dingin. Fase demam yang terjadi pada penderita DBD menunjukkan grafik seperti pelana kuda. Pada awalnya memang mengalami panas tinggi, namun pada fase kritis demam akan menurun dan di sinilah terkadang terjadi salah paham. Namun sebenarnya setelah itu demam bisa kambuh lagi. Biasanya demam tinggi ini terjadi selama kurang lebih satu minggu, maka dari itu jika Anda mengalami gejala tersebut segera bawa anak Anda ke dokter.

2. Lemas dan Lesu
Gejala DBD pada anak yang lainnya adalah mendadak merasa sangat lesu dan lemas. Jika biasanya si anak terlihat sangat aktif bermain, berlarian kesana dan kemari, kemudian tiba-tiba dia menjadi merasa lemas dan lesu, waspadai gejala tersebut. Apalagi jika si anak mengeluhkan rasa nyeri di bagian belakang matanya. Selain itu anak juga bisa merasakan sakit kepala danjuga wajahnya terlihat sangat pucat. Jika anak Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera periksakan ke dokter. Bisa jadi anak Anda sedang mengalami fase-fase awal demam berdarah.

3. Bintik-Bintik Merah
Meskipun tidak semua penderita demam berdarah akan mengalami gejala bintik merah ini, namun tak jarang juga bintik-bintik merah dan ruam akan muncul di sekujur tubuh. Pada anak, bintik merah tersebut diakibatkan oleh infeksi virus dengue yang mengakibatkan terganggunya sistem pembekuan darah. Seperti yang tadi sudah dibahas bahwa pada fase berbahaya, baik anak-anak ataupun orang dewasa akan megalami mimisan dan juga muntah darah yang warnanya kehitaman. Gejala DBD pada orang dewasa pun biasanya juga sama. Namun terkadang bintik merah tidak muncul pada orang dewasa.

4. Rasa Mual
Penderita demam berdarah biasanya juga akan merasakan mual dan ingin muntah. Nafsu makannya pun akan berkurang karena perasaan tidak enak pada perutnya tersebut. Pada orang dewasa mungkin hanya merasa mual, namun pada anak-anak terkadang akan muncul gejala lain yaitu rasa gatal pada telapak kaki dan juga batuk pilek. Terlihat sepele, namun jika dibiarkan dan tidak ditangani lebih lanjut, penyakit ini akan semakin parah dan berbahaya.

Namun demikian perlu Anda ketahui bahwa pada gejala DBD pada anak, biasanya yang terjadi hanya dalam tahapan ringan sampai sedang saja. Justru gejala pada orang dewasa bisa terjadi pada tahapan yang sedang sampai berat. Dan pada anak-anak sendiri, setelah serangan virus dengue tersebut usai, ada kemungkinan tubuhnya menjadi lebih kebal terhadap virus-virus tertentu.

Penyebab Penyakit Campak dan Cara Mengatasinya

Tuesday, May 10, 2016

Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak


Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak – Vaksin Hepatitis B diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir

Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak – Vaksin Polio diberikan pada kunjungan pertama. Bayi yang lahir di RB/RS diberikan vaksin OPV saat bayi dipulangkan untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain. Selanjutnya, untuk polio-1, polio-2, polio-3 dapat diberikan vaksin OPV atau IPV.

Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak – Vaksin BCG optimal diberikan pada umur 2 sampai 3 bulan. Bila vaksin BCG akan diberikan sesudah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin. Bila uji tuberkulin pra-BCG tidak  dimungkinkan, BCG dapat diberikan, namun harus diobservasi dalam 7 hari. Bila ada reaksi lokal cepat di tempat suntikan (accelerated local reaction), perlu dievaluasi lebih lanjut (diagnostik TB).

Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak – Vaksin DTP diberikan pada umur > 6 minggu. Dapat diberikan vaksin DTwP atau DTaP atau kombinasi dengan Hepatitis B atau Hib. Ulangan DTP umur 18 bulan dan 5 tahun.Program BIAS: disesuaikan dengan jadwal imunisasi Kementerian Kesehatan. Untuk anak umur di atas 7 tahun dianjurkan vaksin Td.

Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak – Vaksin Campak diberikan pada umur 9 bulan, vaksin penguat diberikan pada umur 5-7 tahun. Program BIAS: disesuaikan dengan jadwal imunisasi Kementerian Kesehatan.

 Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak – Vaksin Pneumokokusdapat diberikan pada umur 2, 4, 6, 12-15 bulan. Pada umur 7-12 bulan, diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan; pada umur > 1 tahun diberikan 1 kali, namun keduanya perlu dosis ulangan 1 kali pada umur > 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis terakhir. Pada anak umur di atas 2 tahun PCV diberikan cukup satu kali

Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak – Vaksin Rotavirus monovalen diberikan 2 kali, vaksin rotavirus pentavalen diberikan 3 kali. Vaksin rotavirus monovalen dosis I diberikan umur 6-14 minggu, dosis ke-2 diberikan dengan interval minimal 4 minggu. Sebaiknya vaksin rotavirus monovalen selesai diberikan sebelum umur 16 minggu dan tidak melampaui umur 24 minggu.

Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak – Vaksin rotavirus pentavalen : dosis ke-1 diberikan umur 6-12 minggu, interval dosis ke-2, dan ke-3 4-10 minggu, dosis ke-3 diberikan pada umur < 32 minggu (interval minimal 4 minggu).

Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak – Vaksin Varisela dapat diberikan setelah umur 12 bulan, terbaik pada umur sebelum masuk sekolah dasar. Bila diberikan pada umur > 12 tahun, perlu 2 dosis dengan interval minimal 4  minggu.

Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak – Vaksin MMR dapat diberikan pada umur 12 bulan, apabila belum mendapat vaksin campak umur 9 bulan. Selanjutnya MMR ulangan diberikan pada umur 5-7 tahun.

Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak – Vaksin Influenza diberikan pada umur > 6 bulan, setiap tahun. Untuk imunisasi primer anak 6 bln – < 9 tahun diberi 2 x dengan interval minimal 4 minggu


Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak – Vaksin HPV dapat diberikan mulai umur 10 tahun. 

Jadwal vaksin HPV bivalen 0, 1, 6 bulan; vaksin  HPV tetravalen 0,2,6 bulan.

Monday, April 18, 2016

Potty training

 
Potty training dimulai berkisar 18 bulan dan otot - otot sudah dapat mengontrol kerja usus dan kandung kemihnya. Kebanyakan sampai anak berusia antara 2 - 3 tahun karena lebih siap secara emosi, fisik dan psikologis di usia tersebut. Kunci keberhasilannya adalah menunggu sampai anak menunjukkan kesiapannya. Hanya anak yang mengetahui kapan ia siap dan mau untuk memulainya.
 
Tanda anak siap untuk memulai:
- Anak dapat duduk tegak
- Mulai bisa belajar mengontrol kandung kemihnya misalnya dengan tanda popoknya bisa kering selama 2-3 jam
- Dapat membuka dan memakai celananya kembali
- Bisa menyadari ketika ia butuh buang air kecil atau buang air besar
- Bisa memahami instruksi sederhana
Yang dibutuhkan:
- Potty chair sesuai pilihan anak
- Dudukan kloset untuk anak - anak (pada beberapa anak terkadang tidak diperlukan potty chair)
- Beberapa potong celana yang cukup longgar dan mudah untuk dilepas
 
Persiapan perlu dilakukan:
- Selain anak yang siap, orang tua juga harus siap untuk melatih potty training anak, sabar dan konsisten akan membuat proses latihan ini berhasil
- Orang tua bisa menonton video di internet bersama anak atau membacakan sambil memperlihatkan buku cerita sederhana yang menceritakan proses seorang anak kecil yang sedang berlatih toilet training. Dengan begitu si kecil akan mendapat gambaran latihan yang akan dilakukannya.

Sunday, April 17, 2016

Tanda anak siap melakukan toilet training


Anak siap melakukan toilet training diawali dengan:

  • Tanda fisik yaitu kemampuan berjalan bahkan berlari bahkan dilakukan dengan stabil, dapat berkemih dengan rutin dan juga sudah dapat diprediksi, jika tidak berkemih saat kurang dari 2 jam otot kandung kemih sudah dapat menahan kemih.
  • Tanda kognitif yaitu memahami tanda dia sudah mengerti harus pergi ke toilet dan mengatakan anda sebelum kemih, mengerti dan menaruh sesuatu pada tempatnya, dapat memiliki istilah untuk berkemih dan buang air besar ketika akan melakukannya.  

Saat balita memiliki perubahan yang signifikan dan melakukan perubahan melalui bimbingan yang intens, maka toilet training dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal-hal berikut ini :

1. Pastikan bahwa balita anda sudah siap diajarkan untuk toilet training, pada dasarnya pada usia 18 bulan otot-otot kandung kemih sudah dapat mengontrol. Secara kesiapan emosi, fisik dan psikis di usia 2-3 tahun.

2. Anda dapat membiasakan melakukan kegiatan dikamar mandi dengan mulai mengenalkan dan membiasakan buang air kecil dan buang air besar dan mengajaknya menyalurkan dorongan pada waktu yang rutin.

3.  Pastikan pula pengasuhan secara konsisten melaksanakan pelatihan, berikan informasi lengkap dan juga detail sehingga dapat mengenali kebiasaan dan jadwal buang air besar dan buang air kecil.

4. Anda dapat mengajarkan dan menerapkan toilet training dengan cara yang lebih seru misalnya dengan memasang papan bahwa anak anda sudah berhasil menggunakan toilet.

 5. Berikan anak anda pujian sehingga ketika anak anda dapat buang air besar dan buang air kecil dengan benar anda dapat memberikan ungkapan yang membuatnya bahagia. Jangan memarahinya ketika anak anda salah dikarenakan akan membuat anak anda takut dan malah menjadi sering buang air kecil dan besar dicelana.




Cara mudah mengajarkan toilet training

Cara Mudah Mengajarkan Toilet Training
 
Toilet training (atau potty training) membutuhkan bimbingan yang intens dan juga kesabaran dari Moms, tapi dengan kesungguhan Moms bisa melaluinya.
 
Cara mudah mengajarkan toilet training:
1. Balita Siap
Balita mempunyai otot-ototnya yang dapat mengontrol kandung kemihnya sendiri (di atas 18 bulan) ditandai dengan kesiapan emosi dan psikologis anak.
 
2. Konsisten
Konsisten melaksanakan pelatihan agar tidak terjadi kebingungan kepada balita, semakin cepat paham dan akan lebih trampil dalam memakai toilet. Beri informasi yang lengkap dan detil mengenai kebiasaan dan juga jadwal pipis balita.
 
3. Beri Pujian
Hadiahi dengan pujian dan  jadikan hal toilet training sesuatu yang penting dan menyenangkan, jika dia berhasil melakukan pipis dan pup dengan benar di toilet, sebaliknya hindari menghukum bila belum tepat agar balita tidak takut.
 
4. Atur Jadwal
Mengatur asupan cairan dan makanan ke tubuh balita, amati jadwal siklus pipis dan buang air besar balita, misalnya dia biasa pup sekitar jam 9 pagi dan pipis 1 jam sekali.
 
5. Ganti Popok
Mengganti penggunaan popok biasa dengan popok celana yang akan lebih mudah dibuka seperti memakai celana biasa, katakan pada anak, popok ini adalah popok khusus anak yang sudah besar dan jelaskan juga cara penggunaannya.

Tuesday, March 29, 2016

Perjalanan Infeksi HIV


Perjalanan Infeksi HIV:

  • HIV memasuki tubuh seseorang, tubuh  terinfeksi dan virus mereplikasi diri dalam sel orang tersebut (terutama sel limfosit T CD4 dan makrofag).
  • Virus HIV akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dengan menghasilkan antibodi untuk HIV. 
  • Masa antara masuknya infeksi dan terbentuknya antibodi yang dapat dideteksi melalui pemeriksaan laboratorium adalah selama 2-12 minggu dan disebut masa jendela (window period). Selama masa jendela, pasien sangat infeksius, mudah menularkan kepada orang lain, meski hasil pemeriksaan laboratoriumnya masih negatif. 
  • Hampir 30-50% orang mengalami masa infeksi akut pada masa infeksius ini, di mana gejala dan tanda yang biasanya timbul adalah: demam, pembesaran kelenjar getah bening, keringat malam, ruam kulit, sakit kepala dan batuk. 
  • Orang yang terinfeksi HIV dapat tetap tanpa gejala dan tanda (asimtomatik) untuk jangka waktu cukup panjang bahkan sampai 10 tahun atau lebih, dapat menularkan infeksinya kepada orang lain. 
  • Kita hanya dapat mengetahui bahwa orang tersebut terinfeksi HIV dari pemeriksaan laboratorium antibodi HIV serum. 
  • Human immunodeficiency virus (HIV) dapat masuk ke tubuh melalui tiga cara, yaitu melalui (1) hubungan seksual, (2) penggunaan jarum yang tidak steril atau terkontaminasi HIV, dan (3) penularan HIV dari ibu yang terinfeksi HIV ke janin dalam kandungannya, yang dikenal sebagai Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA)."


Kebijakan Pelaksanaan pelayanan pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak {PPIA}


Kebijakan integrasi Pelayanan Pencegahan Penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA) meliputi:
1. PPIA diintegrasikan pada layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), dan konseling remaja di setiap jenjang pelayanan kesehatan dengan ekspansi secara bertahap, dengan melibatkan peran swasta serta LSM.
2. Pelaksanaan kegiatan PPIA terintegrasi dalam pelayanan KIA merupakan bagian dari Program Nasional Pengendalian HIV-AIDS dan IMS.
3. Setiap perempuan yang datang ke layanan KIA, KB, dan kesehatan remaja harus mendapat informasi mengenai PPIA.
4. Di daerah epidemi HIV meluas dan terkonsentrasi, tenaga kesehatan wajib menawarkan tes HIV kepada semua ibu hamil secara inklusif
5. Di daerah epidemi HIV rendah, penawaran tes HIV diprioritaskan  ibu hamil dengan IMS dan TB
6. Untuk daerah yang belum mempunyai tenaga kesehatan yang mampu atau berwenang, dilakukan dengan:
a) Merujuk ibu hamil ke fasilitas pelayanan HIV yang memadai;
b) Pelimpahan wewenang (task shifting) kepada tenaga kesehatan yang terlatih. Penetapan daerah yang memerlukan task shifting petugas dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan setempat.
7. Setiap ibu hamil yang positif HIV wajib diberi obat ARV dan mendapatkan pelayanan perawatan, dukungan dan pengobatan lebih lanjut (PDP).
8. Kepala Dinas Kesehatan merencanakan ketersediaan logistik (obat dan pemeriksaan tes HIV) berkoordinasi dengan Ditjen P2PL, Kemenkes.
9. Pelaksanaan pertolongan persalinan harus memperhatikan indikasi obstetrik ibu dan bayinya serta harus menerapkan kewaspadaan standar.
10. Sesuai dengan kebijakan maka pemberian ASI secara ekslusif selama 0-6 bulan, maka ibu dengan HIV perlu mendapat konseling laktasi dengan baik sejak perawatan antenatal pertama. Namun apabila ibu memilih lain (pengganti ASI) maka, ibu, pasangan, dan keluarganya perlu mendapat konseling makanan bayi yang memenuhi persyaratan teknis.


Penularan HIV dari ibu ke anak

Penularan HIV dari ibu ke anak dapat terjadi melalui infeksi in utero, saat proses persalinan, dan melalui pemberian ASI.
Faktor maternal dan eksternal yg mempengaruhi transmisi HIV ke bayi:
Virus dan sel imun pada trisemester pertama
  • Kelahiran prematur
  • Penurunan sel imun (CD4+) pada ibu dan tingginya RNA virus dapat meningkatkan resiko penularan HIV dari ibu ke anak.
  • Kekurangan vitamin A dapat meningkatkan risiko infeksi HIV. 
Risiko penularan perinatal dapat dilakukan dengan:
  • Persalinan secara caesar
  • Tidak memberikan ASI 
  • Pemberian AZT pada masa akhir kehamilan dan setelah kelahiran bayi


Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak dilaksanakan melalui kegiatan komprehensif yang meliputi empat pilar (4 prong), yaitu:
1. Pencegahan penularan HIV pada perempuan usia reproduksi (15-49 tahun) (Langkah dini/ pencegahan primer). 
2. Pencegahan kehamilan yang tidak direncanakan pada perempuan HIV positif
3. Pencegahan penularan HIV dari ibu hamil ke bayi yang dikandungnya
4. Dukungan psikologis, sosial, dan perawatan kesehatan selanjutnya kepada ibu yang terinfeksi HIV dan bayi serta keluarganya
"Pencegahan primer bertujuan mencegah penularan HIV dari ibu ke anak secara dini, yaitu baik sebelum terjadinya perilaku hubungan seksual berisiko atau bila terjadi perilaku seksual berisiko maka penularan masih bisa dicegah, termasuk mencegah ibu dan ibu hamil agar tidak tertular oleh pasangannya yang terinfeksi HIV."
3 faktor utama penularan HIV dari ibu ke anak:
1. Faktor Ibu
• Jumlah virus (viral load)sgt beresiko jika kadar HIV di atas 100.000 kopi/ml.
• Jumlah sel CD4 (Semakin rendah jumlah sel CD4 risiko penularan HIV semakin besar, maka status gizi vitamin & mineral selama hamil sangat penting dijaga
• Penyakit infeksi selama hamil (sifilis, infeksi menular seksual,malaria,dan tuberkulosis, berisiko meningkatkan jumlah virus dan risiko penularan HIV ke bayi).
• Gangguan pada payudara ibu dan penyakit lain, seperti mastitis, abses, dan luka di puting payudara dapat meningkatkan risiko penularan HIV melalui ASI"

2. Faktor obstetrik (saat persalinan, bayi terpapar darah dan lendir ibu di jalan lahir)
• Jenis persalinan( per vaginam lebih besar daripada seksio sesaria).
• Lama persalinan (Semakin lama  risiko penularan HIV semakin tinggi, karena semakin lama kontak antara bayi darah dan lendir ibu)
• Ketuban pecah lebih dari 4 jam sebelum persalinanberisiko 2 kali lipat 
• Tindakan episiotomi, ekstraksi vakum dan forseps berisiko karena berpotensi melukai ibu/ bayi."

3. Faktor Bayi
• Usia kehamilan dan berat badan bayi (Bayi lahir prematur/BBLR rentan tertular HIV karena sistem kekebalan tubuhnya belum berkembang dengan baik
• Periode pemberian ASI (Semakin lama resiko penularan semakin besar).
• Adanya luka di mulut bayi berisiko tertular HIV ketika diberikan ASI





Sunday, March 20, 2016

Bagaimana Mencegah Penularan HIV dari Ibu ke Anak


Tujuan program pencegahan transmisi HIV dari orang tua ke anak, untuk mencegah penyebaran virus dari seorang ibu kepada anaknya melalui obat anti-retroviral (ARV) dan konseling.
Manfaat dari program pencegahan transmisi dari ibu ke anak, mendapatkan sesi konseling bulanan di Puskesmas setempat dengan konselor yang telah dilatih secara khusus. Sesi ini antara lain memberikan informasi tentang kehamilan, diet, olahraga, menyusui dan HIV/AIDS.

HIV merupakan virus penyebab AIDS, dapat menular dari ibu yang terinfeksi HIV ke bayinya yang baru lahir. Organisasi kesehatan Dunia (WHO)  menyebutkan, sampai 30% bayi lahir dari ibu yang terinfeksi HIV akan tertular HIV kalau ibunya tidak memakai terapi antiretroviral (ART). Antara 5-20% lagi dapat tertular melalui air susu ibu (ASI). Ibu dengan viral load HIV yang tinggi lebih mungkin menularkan infeksi pada bayinya, risiko penularan pada bayi sangat amat rendah bila viral load ibu di bawah 1000 waktu melahirkan.

Walaupun janin dalam kandungan dapat terinfeksi, sebagian besar penularan terjadi waktu melahirkan atau melalui menyusui. Bayi lebih mungkin tertular jika persalinan berlanjut lama. Selama proses kelahiran, bayi dalam keadaan berisiko tertular oleh darah ibunya.

Harus diketahui bahwa seorang laki-laki dengan HIV tidak bisa menularkan virusnya langsung pada bayi. Namun laki-laki tersebut dapat menularkan pasangan perempuan waktu berhubungan seks untuk membuat anak.

Bila ibu baru tertular HIV pada akhir masa kehamilan, viral loadnya akan sangat tinggi waktu melahirkan anak, yang berarti risiko bayi terinfeksi HIV waktu lahir paling tinggi. Oleh karena itu pasangan laki-laki terinfeksi HIV harus menghindari hubungan seks tanpa kondom dengan pasangan perempuan yang HIV-negatif waktu dia hamil.

Bila seorang ibu berperilaku berisiko penularan HIV selama kehamilan, sebaiknya dia dites HIV pada setiap trimester dan tiga bulan setelah berperilaku berisiko

Cara Mencegah Penularan HIV dari Ibu-ke-Bayi 
  • Air mani dari seorang laki-laki terinfeksi HIV dapat ‘dicuci’, untuk memisahkan spermanya dari cairan yang mengandung HIV. Dengan cara ini, sperma dapat dipakai untuk membuahkan perempuan tanpa risiko dia akan terinfeksi, Tindakan ini efektif tetapi sangat mahal.
  • Bila ibu tidak terinfeksi, pasti bayi tidak terinfeksi. Status HIV bayi tidak terpengaruh oleh status HIV ayahnya. enggunaan ART: Risiko penularan sangat rendah bila ART dipakai oleh ibu waktu hamil dan melahirkan. Angka penularan hanya 1–2% bila ibu memakai ART.
  • Pedoman terbaru di Indonesia mengusulkan semua ibu hamil memakai ART. Bayi diberi satu AZT pas setelah lahir, dengan AZT diteruskan 2xsehari selama 6 minggu. Dengan cara ini, angka penularan dapat ditekan menjadi di bawah 2%.
  • Menjaga proses kelahiran tetap singkat waktunya: Semakin lama proses kelahiran, semakin besar risiko penularan. Bila ibu memakai ART dan mempunyai viral load di bawah 1000, risiko hampir nol. 
  • Ibu dengan viral load tinggi dapat mengurangi risiko dengan melahirkan melalui bedah Sesar.
  • Makanan bayi: Sampai 15% bayi terinfeksi HIV melalui ASI yang terinfeksi. Risiko ini dapat dihindari jika bayinya diberi pengganti ASI (PASI, atau formula). Namun jika PASI tidak diberi secara benar, risiko lain pada bayinya menjadi semakin tinggi.
 Oleh karena itu, usulan di Indonesia adalah agar semua bayi disusui secara eksklusif selama enam bulan pertama, kemudian diganti dengan formula secara eksklusif. Namun, jika PASI dapat diberi secara eksklusif (bayi tidak disusui sama sekali) dan aman terus-menerus, dengan formula dilarutkan dengan air bersih, dan ada biaya untuk memastikan formula dapat diberikan dalam jumlah yang cukup, pilihan untuk memberi PASI dapat dipertimbangkan.

Cara mengetahui jika Bayi Terinfeksi:
  • Bayi diwarisi antibodi dari ibunya, untuk melindungi dia dalam bulan-bulan pertama kehidupannya, sebelum sistem kekebalan tubuh sudah berfungsi secara penuh. 
  • Hal itu berarti bayi yang terlahir oleh ibu HIV-positif pasti mempunyai antibodi terhadap HIV, apakah dia terinfeksi HIV atau tidak. 
  • Antibodi itu mulai hilang pada usia 9 bulan, tetapi dapat tertahan sampai dengan usia 18 bulan. Oleh karena itu, hasil tes HIV pada bayi tersebut pasti akan menunjukkan hasil positif, walau kemungkinan besar bayi ternyata tidak terinfeksi.
 Kesehatan Ibu
Penelitian baru menunjukkan bahwa perempuan terinfeksi HIV yang hamil tidak menjadi lebih sakit dibandingkan yang tidak hamil. Ini berarti menjadi hamil tidak berpengaruh pada kesehatan perempuan HIV-positif. Justru ada bukti bahwa ibu HIV-positif menjadi lebih sehat setelah kehamilan.

Pertimbangan bila akan mulai ART, atau sudah memakai ART sebelum menjadi hamil, seorang ibu hamil sebaiknya mempertimbangkan beberapa masalah yang dapat terjadi terkait ART:
  •  Jangan memakai ddI bersama dengan d4T dalam ART-nya karena kombinasi ini dapat menimbulkan asidosis laktik dengan angka tinggi.
  • Hindari penggunaan efavirenz selama trimester pertama kehamilan.
  • Bila jumlah CD4-nya lebih dari 250, jangan mulai memakai nevirapine.
Alasan mengusulkan perempuan tidak mulai ART pada trimester pertama kehamilan:
  • Resiko dosis dilewatkan akibat mual dan muntah selama awal kehamilan, dengan risiko mengembangkan resistansi terhadap obat yang dipakai.
  • Risiko obat mengakibatkan anak cacat lahir, yang tertinggi pada trimester pertama. Tidak ada bukti terjadi cacat lahir akibat penggunaan ARV, kecuali dengan efavirenz.
Ada kekhawatiran ART dapat meningkatkan risiko kelahiran dini atau bayi lahir dengan berat badan rendah.Namun pedoman saat ini tidak mendukung penghentian ART oleh ibu hamil. Jika kita terinfeksi HIV dan hamil, atau ingin hamil, sebaiknya kita bicara dengan dokter tentang pilihan menjaga kesehatan sendiri, dan mengurangi risiko bayi kita terinfeksi HIV atau cacat lahir.

Garis Dasar
  • Seorang perempuan terinfeksi HIV yang menjadi hamil harus memikirkan kesehatan dirinya sendiri dan kesehatan bayinya. Menjadi hamil tampaknya tidak memburukkan kesehatan ibu.
  • Risiko bayinya terinfeksi HIV waktu lahir dapat dikurangi menjadi sangat rendah jika ibu dan bayi yang baru lahir memakai terapi jangka pendek selama persalinan.
  • Risiko cacat lahir akibat penggunaan obat apa pun tertinggi jika obat dipakai pada trimester pertama. Jika kita memutuskan untuk berhenti memakai beberapa obat selama kehamilan, mungkin hal ini memburukkan kesehatannya.

Monday, February 29, 2016

Asma pada anak

Menangani Asma pada Anak, LP
Faktor risiko penyebab asma:

  1. Lahir dalam kondisi berat badan di bawah normal.
  2. Lahir prematur.
  3. Paparan asap rokok, termasuk saat masih dalam kandungan dan setelah dilahirkan.
  4. Terdapat riwayat anggota keluarga yang mengidap asma, eksim, gatal-gatal, atau rhinitis.
  5. Infeksi saluran pernapasan yang terjadi berulang-ulang dan bersifat parah seperti pneumonia.
  6. Riwayat alergi yang pernah dialami seperti pada kulit atau eksim, dan alergi makanan.
  7. Paparan polusi udara atau asap rokok saat masih di dalam kandungan dan setelah lahir.
  8. Anak laki-laki lebih berisiko mengidap asma daripada anak perempuan.

Tanda-tanda Anak Mengidap Asma

  • Batuk yang bersifat menetap/ tidak kunjung sembuh.
  • Kesulitan bernapas, bayikesulitan bernapas saat menyusui atau makan.
  • Mengi atau muncul bunyi saat bernapas.
  • Saat beraktivitas, anak tampak kurang bertenaga, mudah lemas, dan sering batuk.
  • Tarikan napas yang pendek dan cepat.
  • Retraksi atau dada bergerak naik turun ketika bernapas.
  • Si kecil sering merasakan sesak di dada.
  • Bronkitis yang terjadi berulang kali dapat menjadi pertanda asma pada balita.

Gejala  parah, ditandai dengan hal-hal berikut ini:

  • Napas yang terengah-engah dan cepat membuat anak bicara dengan terbata-bata.
  • Anak terlihat tersengal-sengal saat menarik napas.
  • Perut mengempis ke bawah tulang rusuk karena sulitnya menarik napas.
  • Alat bantu pernapasan tidak mampu membantu meredakan kesulitan bernapas.

Menangani Asma pada Anak
Asma dapat dikendalikan, tapi tidak dapat disembuhkan. Tujuan pengobatan asma pada anak-anak adalah agar anak tetap dapat hidup baik dan normal, meminimalisasi gejala dan kunjungan ke dokter, serta menemukan metode pengobatan yang tepat untuknya, orang tua perlu melakukan beberapa hal berikut ini:

  • Kenali dan catat gejala yang dialami anak-anak. Ketahui juga seberapa buruk gejala asma memengaruhi aktivitas keseharian mereka.
  • Mendeteksi seberapa sering serangan asma kambuh.
  • Kenali faktor pemicu yang dapat menyebabkan gejala memburuk seperti: hawa dingin, bulu binatang, olahraga, asap rokok.
  • Ketahui apa yang perlu dilakukan ketika serangan asma terjadi.
  • Pahami berbagai macam jenis pengobatan asma dan cara kerja masing-masing obat.
  • Dengan bantuan dokter, menentukan pengobatan yang tepat untuk menangani asma anak.
  • Apakah pengobatan sudah berhasil menangani gejala yang timbul dan mengurangi frekuensi serangan asma.
  • Mengetahui efek samping masing-masing obat, sehingga anak tidak diberikan obat melebihi dosis.
  • Mengetahui seberapa baik paru-paru anak bekerja dengan alat tes peak flow meter.
  • Mengetahui gejala-gejala kondisi darurat terjadi dan kapan harus segera mengantar anak ke rumah sakit.
  • Pengobatan Asma

Obat pencegah asma jangka panjang

  • Kortikosteroid hirup (inhaled corticosteroids). Kelompok obat-obatan ini adalah obat anti-peradangan yang paling umum untuk menangani asma dalam jangka panjang. Obat ini termasuk sebagai obat pencegah serangan asma. Antara lain: ciclesonide, fluticasone, budesonide, dan mometasone, beclomethasone, ciclesonide. Obat-obatan ini paling sering digunakan untuk menangani asma pada anak-anak dan balita.
  • Long-acting beta antagonist (LABA) atau pereda asma reaksi lambat. Obat ini berfungsi untuk membuka saluran pernapasan yang sempit dan mengurangi peradangan. Contoh LABA adalah salmerterol dan formoterol.
  • Inhaler kombinasi. Obat-obatan ini juga berfungsi mencegah serangan asma. Obat ini merupakan kombinasi kortikosteroid dan pereda asma reaksi lambat atau long-acting beta antagonist (LABA). Obat ini terdiri dari kombinasi fluticasone-salmeterol,mometasone-formoterol, dan budesonide-formoterol.
  • Pengubah leukotrin. Obat ini memblokir efek leukotrin yang merupakan senyawa imun sistem yang menyebabkan gejala asma. Kelompok obat ini biasanya ditambahkan ke dalam pengobatan dengan kortikosteroid hirup. Montelukast, zafirlukast, dan zileuton termasuk ke dalam kelompok obat ini.
  • Theophylline dikonsumsi tiap hari untuk memudahkan pernapasan dengan melemaskan otot di sekitar saluran napas.
  • Obat pereda asma reaksi cepat, Obat-obatan ini biasa dikonsumsi hanya pada saat serangan asma mulai atau sedang kambuh. Biasa digunakan sebelum melakukan aktivitas olahraga jika aktivitas itu telah terbukti menjadi salah satu pemicu terjadinya serangan asma. Obat-obatan ini memang bereaksi cepat dalam meredakan gejala asma, namun tidak dapat menyembuhkannya. Jika asma anak Anda sering kambuh, mungkin dia perlu mengonsumsi obat-obatan pencegah asma jangka panjang.

Pereda asma reaksi cepat/short-acting beta agonists berpengaruh dalam hitungan menit dengan efek yang dirasakan hingga beberapa jam, meliputi salbutamol dan terbutalin.
Kortikosteroid oral dan infus bermanfaat meredakan peradangan saluran napas akibat serangan asma. Contoh obat ini adalah seperti prednisolon.
Ipratropium membuat pernapasan lebih ringan dengan cara merelaksasi saluran pernapasan.
Alat bantu
Selain obat-obatan yang dikonsumsi, terdapat alat-alat bantu yang biasanya digunakan untuk membantu memudahkan pernapasan anak. Perawatan ini umumnya diberikan 4 kali sehari dan dalam waktu 10-15 menit. Namun frekuensinya tergantung kepada anjuran dokter. Berikut ini adalah beberapa alat tersebut:

Masker wajah. Biasanya digunakan untuk anak di bawah usia empat tahun. Saat anak mengalami kesulitan bernapas, masker yang disambungkan pada spacer atau tabung semprot sebelum anak mulai menghirup obat asma.
Inhaler dengan dosis terukur. Inhaler seukuran genggaman tangan ini digunakan untuk menyemprotkan obat ke dalam mulut. Alat ini dapat digunakan pada anak-anak usia sekolah.
Nebulizer. Berfungsi untuk menyemprotkan obat dalam dosis tinggi ke paru-paru. Ini adalah alat yang paling sering digunakan untuk anak-anak dan dapat mengubah obat menjadi partikel kecil yang dihirup melalui masker wajah. Pada balita, alat ini digunakan dengan dosis yang lebih ringan.
Inhaler dengan bubuk kering. Bubuk yang dihirup ini lebih umum digunakan untuk anak-anak di atas usia empat tahun karena memerlukan teknik pernapasan yang dalam.
Sangat penting untuk memastikan bahwa guru maupun orang-orang dewasa di sekitarnya (seperti pengasuh di rumah) untuk memahami kondisi si kecil, serta apa yang harus dilakukan jika dia tiba-tiba terserang asma di sekolah.

Olahraga

Pada dasarnya, olahraga berfungsi mengurangi gejala asma dan memperkuat otot paru. Namun pelaksanaannya harus didahului oleh pengawasan dokter. Menyemprotkan obat dengan inhaler dapat membantu mengurangi risiko terjadinya serangan asma.
Bulu hewan piaraan seperti kucing, anjing, dan burung merupakan salah satu pemicu utama alergi yang dapat menyebabkan asma. Tanyakan kepada dokter jika Anda tetap ingin memelihara hewan di rumah.

Saturday, February 27, 2016

9 Penyebab Diare Pada Bayi

Bayi yang baru lahir sering membuang kotoran bahkan hampir terjadi setiap setalah makan atau menyusui, kotoran bayi biasanya sangat lembut terutama jika bayi disusui ASI.
Bentuk feces bayi tergantung juga pada pola makannya, jika bayi fecesnya tiba-tiba berubah, Anda patut curiga apakah bayi Anda menderita diare atau tidak.
Sebagian besar kasus diare yang relatif ringan dan tidak menimbulkan ancaman kesehatan serius selama bayi Anda tidak mengalami dehidrasi. Tapi jika bayi Anda dehidrasi bisa sangat serius, bahkan bisa berakibat fatal pada bayi, jadi sangat penting memastikan bahwa bayi Anda mendapatkan cairan yang cukup.

Penyebab diare: infeksi virus, bakteri, parasit, antibiotik  atau dari sesuatu yang bayi makan.

1. Diare pada bayi karena infeksi bakteri
Bakteri seperti salmonella, shigella, staphylococcus, campylobacter atau E. Coli  juga dapat menyebabkan diare pada bayi Anda. Jika bayi Anda mengalami infeksi bakteri  ia mungkin akan mengalami diare berat disertai dengan kram darah dalam tinja dan demam. Beberapa bayi mungkin muntah tetapi bisa juga tidak muntah.. E. coli di daging matang dan sumber makanan lain, evaluasi  tinja menunjukkan tanda dari infeksi bakteri.

2. Diare pada bayi dari infeksi virus seperti rotovirus, adenovirus, calicivirus, astrovirus dan influenza dapat menyebabkan diare serta muntah serta nyeri perut, demam, menggigil, dan sakit lainnya.

3. Diare pada bayi karena infeksi telinga di sebabkan karena bakteri atau virus dapat menjadi penyebab diare bayi  rewel dan akan menarik-narik telinganya. Si kecil juga mungkin muntah dan memiliki nafsu makan yang buruk dan bayi Anda kemungkinan juga akan sangat kedinginan.

4. Diare pada bayi karena parasit cth Giardiasis disebabkan oleh parasit mikroskopis yang hidup dalam usus. Gejalnya sering buang angin, kembung, diare dan tinja berminyak. Jenis infeksi ini mudah menyebar dalam situasi di kelompok perawatan seperti penitipan bayi dan pengobatan bisa di lakukan dengan obat khusus sehingga bayi Anda seharunya di bawa ke dokter spesialis.

5. Diare pada bayi karena terlalu banyak minum jus mengandung kadar sorbitol dan tinggi fruktosa atau terlalu banyak minuman manis dapat mengganggu perut bayi dan menyebabkan si kecil sakit perut. Mengurangi jumlah asupan adalah bisa mengatasi masalah dalam seminggu atau lebih.

6. Diare bayi karena antibiotik berhubungan dengan obat-obatan yang membunuh bakteri baik di usus. Berkonsultasikan dengan dokter tentang alternatif dan solusi tapi jangan berhenti memberinya obat dari dokter sampai diare bayi Anda sembuh.

7. Diare pada bayi karena alergi makanan
Perhatian: Hubungi dokter secepatnya jika bayi Anda mengalami kesulitan bernapas atau telah mengalami pembengkakan wajah atau bibir. Perlu diwaspadai alergi juga dapat menyebabkan gatat, ruam, pembengkakan dan kesulitan bernapas.
Protein susu adalah alergen makanan yang paling umum pada bayi.

8. Diare pada bayi karena keracunan dengan tanda diare dan muntah-muntah dan Anda pikir dia mungkin telah menelan beberapa macam barang bukan makanan seperti obat, segera hubungi rumah sakit atau dokter secepatnya.

9. Diare pada bayi karena makanan disebut sensitivitas makanan adalah suatu reaksi abnormal yang tidak melibatkan sistem kekebalan tubuh. Salah satu contoh dari sensitivitas makanan adalah intoleransi laktosa. Ketika laktosa tercerna tetap dalam usus, dapat menyebabkan gejala seperti diare, kram perut, kembung dan gas perut. Gejala biasanya mulai dari setengah jam sampai dua jam setelah mengkonsumsi produk susu.

Pengobatan diare 
Menjadi perhatian serius bila dehidrasi, harus memberinya cairan yang cukup. Jika bayi Anda tidak juga muntah, teruslah memberinya air susu ibu atau susu formula, & larutan elektrolit pediatrik jika meolak semua itu. Hindari minuman seperti soda manis termasuk jahe, minuman atletik seperti Gatorade, air gula dan jus buah murni, mengandung gula dan kandungan air yang bisa menarik ke dalam usus dan membuat diare lebih buruk. Karbohidrat kompleks seperti roti, sereal, daging tanpa lemak, yoghurt, buah-buahan dan sayuran adalah aman dikonsumsi.

Jangan berikan bayi Anda obat kecuali yang diresepkan oleh Dokter. Obat dewasa bisa berbahaya bagi bayi dan anak-anak.
Hubungi dokter segera jika bayi Anda berusia 3 bulan atau lebih muda dan dia menderita diare. Jika dia lebih dari 3 bulan, hubungi dokter jika bayi menderita diare dan tampaknya tidak akan membaik setelah 24 jam.

Thursday, February 4, 2016

Penyakit Campak

Defenisi
Campak adalah infeksi yang disebabkan oleh virus, memunculkan ruam di seluruh tubuh dan sangat menular. Penyakit ini disebut juga rubeola atau campak merah.

Gejala:
Gejala campak mulai muncul 1-2 minggu setelah virus masuk ke dalam tubuh.

  • Mata merah dan sensitif terhadap cahaya.
  • Gejala menyerupai pilek seperti sakit tenggorokan, batuk kering dan hidung beringus.
  • Lemas dan letih.
  • Demam tinggi.
  • Sakit dan nyeri.
  • Tidak bersemangat dan kehilangan selera makan.
  • Diare atau/dan muntah-muntah.
  • Bercak kecil berwarna putih keabu-abuan di mulut dan tenggorokan.


Penyebaran 
Melalui percikan cairan yang dikeluarkan saat bersin dan batuk, bertahan di permukaan selama beberapa jam, akibatnya, virus ini bisa bertahan menempel pada benda-benda. Saat kita menyentuh benda yang sudah terkena percikan virus campak, lalu menempelkan tangan ke hidung atau mulut, kita bisa ikut terinfeksi.

Campak lebih sering menimpa anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Tapi pada dasarnya semua orang bisa terinfeksi virus ini, terutama yang belum pernah terkena campak atau yang belum mendapat vaksinasi campak.

Pengobatan 

  • Minum banyak air untuk mencegah dehidrasi.
  • Banyak istirahat dan hindari sinar matahari selama mata masi sensitif terhadap cahaya.
  • Minum obat penurun demam, dan obat pereda sakit serta nyeri. Tapi jauhkan aspirin jika anak Anda di bawah usia 16 tahun.

Komplikasi 
Radang pada telinga, bronkitis, infeksi paru-paru (pneumonia) dan infeksi otak (ensefalitis).

Yang berisiko mengalami komplikasi adalah:

  • Bayi di bawah usia satu tahun.
  • Anak-anak dengan kondisi kesehatan buruk.
  • Orang dengan penyakit kronis.
  • Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Pencegahan 
Vaksinasi MMR adalah vaksin gabungan untuk campak, gondongan, dan campak Jerman. Vaksinasi MMR diberikan dua kali. Pertama diberikan ketika anak berusia 15 bulan dan dosis vaksin MMR berikutnya diberikan saat mereka berusia 5-6 tahun atau sebelum memasuki masa sekolah dasar. Vaksin memiliki fungsi yang cukup penting dalam mencegah campak.

Wednesday, February 3, 2016

Virus Zika

Virus Zika

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Virus Zika
Zika EM CDC 280116.tiff
Virus Zika dilihat dalam mikroskop elektron.
Klasifikasi virus
Group:Group IV ((+)ssRNA)
Famili:Flaviviridae
Genus:Flavivirus
Spesies:Zika virus
Nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor pembawa virus Zika.
Virus Zika (ZIKV) merupakan sejenis virus dari keluarga flaviviridae dan genus flavivirus yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Virus ini dapat menyebabkan sakit yang ringan kepada manusia yang dikenal sebagai demam Zika atau penyakit Zika. Penyakit Zika sendiri mulai diketahui terjadi di daerah khatulistiwa Afrika dan Asia sejak 1950-an. Kesakitan tersebut adalah satu bentuk penyakit ringan dari demam dengue, dimana sesorang yang terjangkit dirawat melalui istirahat dan tidak bisa dicegah melalui obat-obatan atauvaksin.[1][2] Penyakit Zika memiliki kaitan dengan demam kuning dan virus Nil Barat yang dibawa oleh flavivirus bawaan artropoda yang lain.
Pada 2014, virus ini menyebar ke timur melintasi Samudra Pasifik ke Polinesia Perancis, kemudian ke Pulau Paskah dan pada tahun 2015, ia menyebar ke Amerika TengahKaribia, dan kini ia menyebar ke Amerika Selatan sebagai satu wabah besar.[3] Pada Januari 2016, Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengeluarkan panduan perjalanan untuk negara-negara tejangkit wabah, termasuk panduan langkah pencegahan yang dipertingkatkan dan pertimbangan untuk menunda kehamilan bagi wanita.[4][5]Menurut laporan, transmisi virus Zika pada janin dapat menyebabkan mikrosefalus pada bayi yang baru lahir.[6] Badan-badan kesehatan dan pemerintah lain juga mengeluarkan peringatan yang serupa, sedangkan negara-negara seperti KolombiaEkuadorEl Salvador, dan Jamaika, menasihati wanita untuk menunda kehamilan sehingga risiko tentang virus tersebut dapat lebih diketahui.[7][8][9][10][8][11]
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menilai penyakit yang terkait dengan virus Zika di Amerika Latin pada akhir tahun 2015 hingga Januari 2016 telah menimbulkan keadaan darurat kesehatan bagi masyarakat. Oleh sebab itu, WHO mengumumkan Status Darurat Kesehatan Internasional[12].