Imunisasi Pada Ibu Hamil adalah tindakan preventif demi meningkatkan sistem kekebalan tubuh ibu hamil dari infeksi bakteri, parasit dan virus. Akan tetapi, dokter tak akan merekomendasikan pemberian vaksin dari virus hidup. Alasannya adalah, selama masa kehamilan, daya tahan tubuh ibu hamil akan sedikit menurun sehingga memberikan vaksin hidup dikhawatirkan justru malah mengakibatkan infeksi serta membahayakan bayi. Imunisasi memang boleh diberikan bila vaksinnya mengandung virus mati atau tak aktif. Dan berikut adalah imunisasi yang bisa diberikan pada ibu hamil:
1. Tetanus Toksoid (TT)
Di sejumlah negara, banayak ibu hamil yang melahirkan dalam keadaan tidak higienis. Hal ini beresiko dapat menimbulkan infeksi kuman tetanus. Rahim ibu melahirkan rentan untuk terinfeksi tetanus, sementara pada bayi, infeksi tetanus dimulai dari luka pada tali pusarnya. Bakteri Klostridium tetanus pada bayi yang baru lahir bisa menimbulkan penyakit tetanus neonatorum yang mana bisa menyebabkan kematian. Semua ibu hamil harus memastikan bahwa mereka sudah mendapatkan imunisasi tetanus toksoid (TT) demi menghindari tetanus yang berbahaya bagi ibu dan juga bayinya. Meskipun sudah mendapat imunisasi sebelumnya, ibu memerlukan tambahan vaksin tetanus toksoid yang umumnya dianjurkan saat menjelang pernikahan. Jika terlewat, dapat diberikan ketika ibu hamil sebanyak dua kali dengan jarak antara1 hingga 2 bulan. Menjelang waktu melahirkan, imunisasi ini harus sudah komplit.
Oleh karena itu, saat hamil, imunisasi ini diberikan pada usia kehamilan 7 bulan, lalu 8 bulan, dan bisa diulangi tiga tahun kemudian. Sesudah diimunisasi, ibu biasanya akan mengalami demam ringan, (namun jarang terjadi), sedikit nyeri, serta agak bengkak di daerah bekas suntikan. Setelah melahirkan, ibu juga perlu untuk memastikan kalau luka di miss V atau di perut (karena sesar) dalam kondisi bersih. Begitu juga dengan tali pusat bayinya.
2. Influenza
Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan ibu hamil untuk mendapat imunisasi influenza demi melindungi sang ibu sendiri dan calon bayinya. Infeksi ini meningkatkan risiko pada ibu hamil serta bayi kekurangan gizi. Berdasarkan sebuah laporan dalam jurnal medis di Inggris tahun pada 2005, rata-rata kematian yang disebabkan flu masih cukup tinggi pada bayi usia di bawah enam bulan. Sementara di Indonesia, influenza sering dianggap wajar. Padahal dapat mengganggu kesehatan ibu dan bayi. Imunisasi influenza diberikan pada trimester kedua kehamilan atau trimester ketiga kehamilan. Sempatkan untuk memeriksakan diri ke dokter bila ibu terjangkit flu untuk memastikan flu itu tidak berbahaya.
3. Hepatitis B
Biasanya, seseorang tidak akan langsung sadar kalau dirinya terinfeksi virus hepatitis B. Bahayanya, janin dapat ikut tertular saat menjalani proses persalinan. Oleh karena itu, imunisasi hepatitis B diperlukan untuk ibu hamil. Bayi yang baru lahir pun diwajibkan untuk segera mendapatkan imunisasi Hepatitis B. Vaksin Hepatitis B berbahaya rekombinan yakni vaksin yang dibuat dengan bahan dari rekayasa genetika hingga menyerupai virus Hepatitis B. Vaksin ini aman diberikan pada ibu hamil. Waktu pemberian imunisasi ini adalah saat hamil pada bulan pertama, kedua, serta keenam.
4. Meningococcal
Vaksin ini berfungsi untuk mencegah meningitis atau radang selaput, terbuat dari bakteri meningococcal yang telah mati/tak aktif, jadi aman untuk ibu hamil. Jika ibu hamil menderita meningitis, maka kumannya pun bisa menjalar ke otak bayi. Pada ibu hamil, imunisasi ini lebih baik diberikan sesudah trimester pertama demi menghindari resiko umum yang kerap terjadi pada kehamilan trimester pertama. Sebaiknya, lakukanlah imunisasi ini ketika tubuh benar-benar sehat walaupun pada sejumlah orang hanya akan menyebabkan demam ringan.
Vaksin ini berfungsi untuk mencegah meningitis atau radang selaput, terbuat dari bakteri meningococcal yang telah mati/tak aktif, jadi aman untuk ibu hamil. Jika ibu hamil menderita meningitis, maka kumannya pun bisa menjalar ke otak bayi. Pada ibu hamil, imunisasi ini lebih baik diberikan sesudah trimester pertama demi menghindari resiko umum yang kerap terjadi pada kehamilan trimester pertama. Sebaiknya, lakukanlah imunisasi ini ketika tubuh benar-benar sehat walaupun pada sejumlah orang hanya akan menyebabkan demam ringan.
No comments:
Post a Comment