Infeksi saluran kemih pada wanita umumnya karena secara anatomis uretra (saluran yang membawa air seni dari kandung kemih keluar) pada perempuan lebih pendek dibandingkan pada laki-laki. Umumnya panjang uretra pada perempuan hanyalah sekitar 3 cm dengan muara yang relatif terbuka serta sangat berdekatan dengan vagina dan anus yang banyak mengandung kuman yang akan sangat berpotensi untuk kuman masuk ke dalam saluran kemih. Infeksi juga bisa terjadi pada trauma yang kasar misalnya pada sanggama yang kasar atau pada pemasangan kateter di mana kuman bisa terdorong untuk masuk ke dalam kandung kemih. Selain juga terjadi perubahan-perubahan anatomis dan fisiologis dari pada sistem saluran kemih selama masa kehamilan termasuk juga selama masa nifas.
Tidak semua perempuan hamil pasti akan terserang ISK. Dari penelitian didapatkan angka kejadian bakteriuria (adanya bakteri dalam urine atau air seni ) yang tanpa gejala pada orang hamil berkisar 2 – 11 % (hal ini tergantung status ekonomi, ras, usia, sudah berapa kali hamil dan lain-lain). Perempuan hamil terutama yang sudah pernah hamil untuk kesekian kali, lebih mudah terserang penyakit ISK oleh karena terjadi perubahan alamiah (fisiologis) yang dramatis selama kehamilan, antara lain terjadi penurunan tonus (ketegangan) dan aktivitas otot-otot ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih) yang mengakibatkan terjadinya penurunan kecepatan pengeluaran air seni melalui sistem pengumpulan urine.
Ureter bagian atas dan piala ginjal (pelvis renalis) mengalami dilatasi (rongganya menjadi bertambah besar) dan mengakibatkan terjadinya hidronefrosis fisiologis (alamiah) pada kehamilan (yaitu suatu keadaan di mana piala ginjal menggembung karena saluran ginjal yang tersumbat atau tertutup sedangkan jaringan ginjal jadi mengisut sehingga ginjal itu menjadi serupa kantong berisi air). Hal ini terjadi sebagai akibat pengaruh hormone progesterone terhadap tonus otot dan peristaltic , dan yang lebih penting lagi adalah akibat penyumbatan mekanik oleh rahim yang membesar saat hamil.
Perubahan hormon ibu hamil, ikut mengubah kondisi saluran kemihnya sehingga jadi “lebih diminati” jamur dan bakteri untuk berkembang biak. Inilah yang menjadi biang keladi terjadinya infeksi saluran kemih pada ibu hamil. Infeksi ini bisa meningkatkan risiko janin mengalami kelainan pertumbuhan, khususnya kelainan jantung bagian kiri.
The National Birth Defects Prevention Study, Amerika Serikat, melaporkan hal ini berdasarkan penelitiannya terhadap 4.760 ibu hamil, dan 3.690 di antaranya menderita infeksi saluran kemih.
Hasilnya, 70% dari bayi yang dilahirkan ibu hamil penderita infeksi saluran kemih, mengalami kelainan pada jantungnya. Karenanya, dr. Sadia Malik dari the University of Arkansas Medical School di Little Rock, Amerika Serikat, yang terlibat dalam penemuan ini, menyarankan ibu hamil untuk menjaga kesehatan vagina dan saluran kemihnya.
Biasanya Ibu hamil berisiko mengalami ISK pada minggu ke-6 hingga 24. Infeksi saluran kemih (ISK) atau kadangkala disebut dengan infeksi kandung kemih merupakan peradangan karena bakteri yang terjadi pada saluran kemih. Penyebab tersering adalah bakteri E coli. Bakteri lainnya antara lain Klebsiella pneumoniae, Proteus mirabilis, Enterobacter, Staphylococcus saprophyticus, Group B beta-hemolytic Streptococcus, dan Proteus.
Bila terinfeksi, gejala-gejala yang timbul dapat berupa:
• nyeri atau seperti rasa terbakar saat berkemih,
• ingin berkemih lebih sering dibandingkan biasanya,
• adanya cairan/darah pada urin,
• kram atau nyeri pada perut bagian bawah,
• nyeri saat berhubungan seksual, menggigil, demam, berkeringat, mengompol
• terbangun dari tidur untuk berkemih
• perubahan jumlah urin, lebih banyak atau lebih sedikit
• cairan urin tampak keruh dan berbau
• terasa nyeri pada bagian kandung kemih
• jika bakteri menyebar ke ginjal, gejala yang bisa timbul nyeri punggung, demam, mual dan muntah.
• nyeri atau seperti rasa terbakar saat berkemih,
• ingin berkemih lebih sering dibandingkan biasanya,
• adanya cairan/darah pada urin,
• kram atau nyeri pada perut bagian bawah,
• nyeri saat berhubungan seksual, menggigil, demam, berkeringat, mengompol
• terbangun dari tidur untuk berkemih
• perubahan jumlah urin, lebih banyak atau lebih sedikit
• cairan urin tampak keruh dan berbau
• terasa nyeri pada bagian kandung kemih
• jika bakteri menyebar ke ginjal, gejala yang bisa timbul nyeri punggung, demam, mual dan muntah.
Bila terjadi tanda-tanda tersebut, sebaiknya Ibu segera memeriksakan diri ke dokter agar dokter dapat menanganinya dengan tepat. Biasanya dokter akan memberikan antibiotik untuk 3-7 hari beserta obat-obatan lain yang diperlukan. Semua obat-obatan tersebut biasanya aman bagi bayi.Obat infeksi saluran kemih pada pria dan wanita yang bisa digunakan banyak ragamnya.Anda tinggal pilih salah satu yang kira-kira cocok untuk anda.
No comments:
Post a Comment