Motherhood is one of the greatest adventures that a woman will experience but it doesn’t come without its challenges.You know you’re a mother when your child throws up and you run to catch it before it hits the rug. We grow, deliver and nourish our babies and then worry about them for the rest of our lives

Showing posts with label Tumbuh Kembang Anak. Show all posts
Showing posts with label Tumbuh Kembang Anak. Show all posts

Tuesday, November 10, 2015

Perkembangan fisik anak


Perkembangan fisik anak usia dini tdd 4 aspek yaitu: 
1) System syaraf  berkaitan erat dengan perkembangan kecerdasan dan emosi, 
2) Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik, 
3) Kelenjar endokrin yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru 
4) Struktur tubuh yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi tubuh. 

Setiap anak perkembangan fisiknya berbeda-beda. Ada beberapa anak yang pertumbuhannya cepat dan ada beberapa anak yang pertumbuhannya lambat. 

Masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau aktivitas. Anak cenderung menunjukkan gerakan-gerakan motorik yang cukup gesit dan lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, seperti menulis, menggambar, melukis, berenang, main bola, dan atletik. Anak-anak usia dini biasanya senang sekali bermain. Mereka tidak pernak kenal lelah dalam bermain. Hal itu dapat melatih kemampuan fisiknya. 

Perkembangan fisik pada anak dapat diklasifikasikan menjadi dua aspek yaitu dapat ditinjau dari perkembangan motorik kasar dan perkembangan motorik halus. 

a. Perkembangan Motorik Kasar 
Dimiliki oleh seorang anak usia dini yang berada ada rentang usia 4-6 tahun, kompetensi tersebut terbagi menjadi 4 aspek yaitu, 
(1) berjalan dengan indikator berjalan turun/naik tangga dengan menggunakan kedua kaki, berjalan pada garis lurus dan berdiri dengan satu kaki 
(2) berlari, dengan indikator menunjukkan kekuatan dan kecepatan berlari, berbelok ke kanan/kiri tanpa kesulitan dan mampu berhenti dengan mudah 
(3) melompat, dengan indikator mampu melompat ke depan, ke belakang dan ke samping dan 
(4) memanjat, memanjat naik/turun tangga dan memanjat pohon.

 b. Perkembangan Motorik Halus
 Perkembangan motorik halus pada anak mencakup kemampuan anak dalam menunjukkan dan menguasai gerakan-gerakan otot indah dalam bentuk koordinasi, ketangkasan dan kecekatan dalam menggunakan tangan dan jari jemari. 

Kemampuan motorik halus juga menjadi jembatan bagi anak untuk mengembangkan aspek kecerdasan jamak terkait dengan kecerdasan kinestetik tubuh yang mencakup kemampuan anak dalam kepekaan dan keterampilan dalam mengontrol dan mengordinasi gerakan-gerakan tubuh serta terampil dalam menggunakan peralatan-peralatan tertentu yang dimanfaatkan anak dalam aktivitas bermainnya. 

Dan secara aspek sosial tentunya kematangan kemampuan motorik halus anak membantu mereka menanamkan citra diri yang positif dalam bentuk kepercayaan diri dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya.

Tahap perkembangan gerak si buah hati

Anak umumnya mulai bisa berdiri dan melangkahkan kaki untuk pertama kali saat mereka berusia 9-12 bulan dan mulai lancar berjalan saat usia mereka menginjak 14-15 bulan. Selama tidak ada kelainan fisik pada tubuh si buah hati, jangan kuatir karena sebagian anak normal lainya baru mulai berjalan sampai usia mereka 16-17 bulan.

Mengenal tahap perkembangan gerak si buah hati

Di 5 bulan pertama, kaki Peter belum cukup kuat untuk menopang tubuhnya, tapi jika memegang tubuhnya dengan posisi kaki dibawah dekat lantai, dia berusaha mengerak-gerakan kaki nyaseperti mau berjalan. Gerak tersebut adalah gerak refleks yang biasanya di lakukan selama beberapa bulan pertama.
Setelah Peter masuk usia 6 bulan kebiasaan tersebut hilang dan berganti dengan kebiasaan menekankan kakinya ke lantai seakan mau meloncat-loncat. Kebiasaan ini berlangsung selama beberapa bulan seiring dengan semakin kuatnya otot kakinya sembari berlatih berguling, duduk, dan merangkak.

Saat usia 9 bulan, dia berusaha belajar berdiri. Dia menarik apapun yang ada didekatnya seperti kursi atau meja untuk menopang tubuhnya berdiri. Di usia 9-10 bulan, dia menekuk lutut, belajar duduk dan berdiri.

Di usia 12 bulan, dia bergerak dari satu tempat ke tempat lainya dengan memanfaatkan pegangan yang ada didekatnya. Beberapa anak di usia ini sudah bisa berdiri sendiri dan berjalan meski tertatih-tatih tanpa harus berpegang pada benda disekitarnya, jongkok dan membungkuk untuk meraih mainan di bawah dari posisi berdiri.

Saya memotivasi dan menstimulasi Peter agar berani berjalan, dengan tips yang bisa dilakukan agar bisa berjalan:
1. Latih untuk berdiri tegak. Saat usia mereka 9-10 bulan, saya biasakan dia berdiri tegak tanpa dipegang selama setengah menit. 
2. Pegang tangannya. Latih melangkahkan kakinya sambil tanganya dipegangi dan biarkan tangan si kecil memegang satu tangan kita sebagai pegangan untuk berjalan.
3. Temani berdiri dalam box, bimbing berdiri berpegangan pada dinding box dan pandu berjalan menyusurinya. 
4. Stimulasi dengan mainan. Letakan mainan kesukaanya dalam posisi tertentu, motivasi dia untuk mengambilnya dengan cara berjalan.
5. Mendorong maka berikan mainan yang bisa didorong

Cara agar anak saya Peter cepat berjalan





Umumnya anak usia 1 tahun harus mampu berjalan beberapa saat tanpa bantuan. Pada usia 12-18 bulan kemampuan yang harus dikuasainya adalah berdiri tanpa bantuan, berjalan dengan merambat ke perabotan di rumah, berjalan 2 atau 3 langkah tanpa bantuan, berjalan 10-20 menit 

7 cara agar anak saya Peter cepat berjalan:

  1. Biarkan bereksplorasi ke segala penjuru rumah, merangkak dan merambat, kurangi penggunaan kata "jangan" agar tak menghalangi geraknya.
  2.  Melepas anak dari gendongan sesering mungkin sehingga otot kakinya lebih lincah bergerak. 
  3. Bermain bersama Peter untuk menstimulasi motoriknya, spt mengambil bola yang dilempar, mendengarkan lagu sambil melompat-lompat, dan sebagainya. Kemampuan motorik yang baik akan membantu anak cepat berjalan.
  4. Berjalan-jalan sore atau pagi, sambil menatihnya,  sampai anak bisa berjalan dengan baik.
  5. Menyediakan sarana agar anak cepat berjalan, misalnya walking assistant, tongkat berputar yang bertumpu pada satu poros. Dengan berpegangan pada bilah yang melintang, anak secara tak langsung berlatih berjalan saat mendorong bambu, yg penting alat yg digunakan untuk keseimbangannya masih labil.
  6. Beri temapat yg aman dar benda pecah belah atau pajangan kaca dari atas meja atau yang berada dalam jangkauannya agar proses belajar berjalan berlangsung aman.
  7. Taplak meja yang aman agar tdk membuatnya tersandung, saat berlatih berjalan











Friday, November 6, 2015

Kegiatan Bermain Peter

Bermain adalah kegiatan yang banyak dilakukan Peter saat ini. Saya harus memilih  mainan anak 1 tahun yang sesuai agar proses bermain dapat membantu perkembangan fisik dan mentalnya.


Memilih mainan Peter
Perilaku anak 1 tahun
  • Ia sudah dapat mengerti apa yang kita ucapkan.
  • Seringkali, ia meniru apa yang dilakukan orang tuanya, misalnya berpura-pura menelepon.
  • Rasa keingintahuannya sangat tinggi, sehingga selalu berpindah-pindah dari mainan yang satu ke mainan yang lainnya. Itu sebabnya kita sering jumpai orang tua sering kali membelikan berbagai macam mainan anak 1 tahun.
  • Ia sudah dapat mengantisipasi apa yang kita lakukan, misalnya bila kita bersiap untuk memakaikan jaket, ia dapat mengulurkan tangannya untuk dipakaikan jaket.
  • Ia akan bersuara atau menggumamkan kata-kata dalam bahasa yang ia tahu.
  • Ia mulai mengkekspresikan perasaan seperti memeluk, mencium, menepuk, dan tersenyum
Mainan yang sesuai
2) Rumah-rumahan yang dapat dimasuki dalamnya
4) Mainan bertema binatang
5) Mainan yang membantu anak mengenal warna, huruf, dan bentuk

Bermain adalah kegiatan yang penting untuk anak. Bermain bukan hanya berguna untuk mengisi waktu anak-anak, namun juga melatih dan membantu perkembangan fisik dan mental anak.
Kita dapat memilihkan mainan yang sesuai dengan umur anak, karena pada setiap tahapan umur, anak selalu mempelajari sesuatu yang baru. Mainan anak 1 tahun dapat ditemui dengan mudah, namun pilihlah yang paling sesuai.
Beberapa perilaku yang umum untuk anak berusia 1 tahun adalah :

1) Mobil-mobilan, kereta, atau sejenisnya yang dapat dinaiki dan digerakkan dengan kaki (bukan dengan mesin)

Mainan jenis ini dapat membantu perkembangan fisik anak karena menggunakan kaki untuk menggerakan mainan tersebut. Dipandu oleh orang tua, ia akan belajar kata-kata baru misalnya “stop”, “jalan”, “berbelok”, “kiri”, dan “kanan”. Mainan anak 1 tahun ini dapat memuaskan rasa keingintahuan anak karena ia dapat berpetualang dengan mudahnya berkeliling rumah menggunakan mainan tersebut.

Mainan ini dapat membantu perkembangan fisik karena anak akan merangkak dan berjalan, sambil merangsang rasa keingintahuannya.
3) Walker (mainan untuk membantu berjalan) dengan tombol musik atau suara
Walker yang bermusik dapat membantu anak fasih berjalan. Mainan anak 1 tahun ini biasanya dilengkapi dengan tombol aneka warna yang dapat mengeluarkan suara atau musik bila ditekan. Anak akan terlatih mengingat tombol mana yang ditekan untuk mendapatkan bunyi yang ia suka.

Mainan ini biasanya dimainkan sambil duduk dan tidak terlalu melatih gerak motorik kaki. Namun anak dapat dilatih untuk mengingat berbagai jenis binatang melalui mainan ini.
Mainan ini melatih anak menggunakan memorinya untuk mengingat berbagai hal. Mainan ini dapat dikombinasikan dengan mainan rumah-rumahan supaya melatih fisik maupun memori dan logikanya.

Peranan orang tua dalam menemani anak bermain sangat penting, karena bermain adalah proses belajar bagi anak-anak. Bermain bersama juga melatih proses interaksi anak dengan orang tua serta interaksi anak dengan lingkungan atau barang-barang yang berada di sekitarnya. 

Kemampuan anakku Peter setelah 1 tahun

Usia satu tahun, Peter sudah mulai berjalan sendiri. Di usia 12-24 bulan, terjadi perkembangan otak sangat pesat, ditandai dengan bertambahnya keterampilan bicara, berjalan, atau mengingat. Ulang tahun pertama menjadi tanda bahwa Peter sudah meninggalkan masa bayi dan mulai memasuki masa batita dan balita.

Selain pertumbuhan fisik, usia 1 tahun juga ditandai dengan perkembangan sebagai berikut:
Perkembangan kognitif. Peter mulai memiliki kemampuan berpikir, belajar, dan mengingat perilaku orang atau kejadian di lingkungannya, memahami simbol, mulai meniru, membayangkan, dan bermain pura-pura.
Perkembangan emosi. Bentuk perlekatan emosi yang kuat pada balita ditandai dengan menangis saat dipisahkan dari orang terdekat. Namun seiring waktu, balita biasanya ingin melakukan aktivitas seorang diri. Ini merupakan tahap awal ia belajar tentang konflik, kebingungan, dan kadang-kadang merusak.
Perkembangan bahasa. Menginjak usia 15 hingga 18 bulan, Peter memahami kosa kata yang semakin banyak, hingga 10 kali lebih banyak dari yang bisa ia katakan.
Di ulang tahun kedua,Peter sudah bisa mengatakan  50 sampai 100 kosa kata.
Perkembangan sensorik dan motorik. Keterampilan motorik terjadi saat otot dan saraf si Kecil bekerja bersama-sama. Balita harusnya sudah mencapai tahap kontrol dan koordinasi sehingga bisa berjalan dengan mantap. Setelah berjalan, ketrampilan berikutnya adalah memanjat, lari, dan melompat.
Ibu harus mulai waspada dan berkonsultasi ke dokter jika di usia satu tahun belum bisa melakukan hal-hal berikut:
Belum melangkah
Tidak bisa berdiri tanpa dibantu
Tidak mencoba menemukan benda yang Ibu sembunyikan di hadapannya
Belum mengeluarkan satu patah kata
Tidak menggunakan bahasa gerak seperti menggelengkan kepala untuk mengantikan kata “tidak mau” atau menunjuk.

 Peran Ibu 


  • Bunda mendampingi Peter di periode kritis ini, terutama untuk memastikan perkembangan bahasa. 
  • Usahakan selalu memahami perasaan Peter untuk membantu dia mengembangkan emosinya. 
  • Lakukan kegiatan seperti membacakan buku, bermain ci-luk-ba, cari dan sembunyi, dan permainan lainnya.
  • Sediakan tempat bermain yang aman agar Peter bisa bereksplorasi. 
  • Amati apa saja kegiatan yang disukai Peter dan berikan ia kebebasan menggunakan seluruh indranya untuk bermain dan mengeskplorasi. 
  • Berikan pujian jika si Kecil bersikap manis. 
  • Mulai menunjukkan perilaku mana yang boleh dan tidak dibolehkan. Cukup katakan “tidak” jika si Kecil membandel.
  • Bangun kepercayaan si Kecil dengan cara memberikan waktu padanya untuk terbiasa dengan pengasuhnya yang baru. 
  • Selalu ucapkan selamat tinggal sebelum berangkat dan berikan pelukan terhangat. 

Yang anakku Peter pelajari saat berusia 12-18 bulan

  • Pada trimester IV (usia 9-12 bulan), kenaikan BB  sekitar 250-350 gram/bulan. 
  • Lingkar kepala bayi perempuan pada usia 9 bulan sekitar 42-47 cm,  usia 12 bulan antara 43-48 cm ; 
  •  bayi laki-laki pada usia 9 bulan lingkar kepalanya antara 43-48 cm dan pada  usia 12 bulan antara 44-49 cm.  

Perkembangan bayi:
  1.  Bayi dapat mengangkat badannya ke posisi berdiri dan duduk dari posisi berdiri
  2.  Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi atau berdiri selama 2 detik tanpa berpegangan
  3. Berjalan dengan dituntun
  4.  Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan
  5.  Menggenggam erat pensil
  6. Memasukkan benda ke mulut
  7. Mengulang menirukan bunyi
  8. Babbling semakin kompleks dengan 2-3 suku kata seperti ba-da-ma tetapi ia belum mengerti artinya.
  9. Mengoceh & mengucapkan papa mama namun belum spesifik menuju pada papa dan mama-nya.
  10. Mengeksplorasi dunia sekitarnya. Ia ingin mengetahui dan menyentuh segala yang ada di sekitarnya. Seharusnya telah mampu mengambil 2 buah mainan kubus dan membenturkannya dengan kedua tangannya.
  11. Bayi sudah dapat memegang koin atau mainan kecil lainnya dengan menggunakan ibu jari dan 1 jari lainnya
  12.  Bereaksi terhadap suara perlahan atau bisikan
  13. Senang diajak bermain “cilukba
  14. Bayi sudah dapat bertepuk tangan dan melambaikan tangan saat mengucapkan bye-bye
  15. Bayi mulai dapat mengungkapkan keinginannya
  16.  Mengenal anggota keluarga
  17. Usia 9 bulan bayi dapat mencari mainan yang disembunyikan/dijatuhkan. Sebelumnya mencari mainan yang disembunyikan, namun lebih cepat menyerah. Pada usia ini bayi sudah memiliki konsep bahwa mainan yang disembunyikan tetap ada, dan ia akan lebih konsisten mencarinya.


Stimulasi  untuk  perkembangan bayi 

  • Stimulasi merangkak, berdiri, berjalan sambil berpegangan, dan berjalan dengan bantuan tetap dilanjutkan sesuai dengan tahap perkembangan bayi.
  • Ajak bayi bermain bola. Gelindingkan bola ke arahnya dan usahakan agar ia menggelindingkan atau memukulnya kembali. Gnakan bola yang cukup besar karena lebih mudah baginya. Bila mahir, boleh coba dengan ukuran lain yang lebih kecil.
  • Jika bayi sudah dapat berdiri, letakkan sebuah mainan di lantai, dan ajak agar bayi mau membungkuk mengambilnya. Pada awalnya bantu bayi berpegangan, lama-kelamaan latih agar bayi dapat membungkuk sendiri.
  •  Latih bayi untuk berjalan sendiri. Awalnya, bantu bayi agar mau berjalan beberapa langkah tanpa berpegangan. Ajak bayi berjalan ke pelukan anda atau menuju mainan yang disukainya. Beri pujian bila ia mau berjalan sendiri. Bila bayi belum mau, tunda beberapa hari dan coba kembali.
  • Bila mahir berjalan, ajari cara menaiki dan menuruni anak tangga. Awalnya dengan merangkak, gunakan anak tangga yang rendah, ajari hanya beberapa langkah dulu, dan jangan meninggalkan bayi sendirian.
  • Sambil memandikannya, bayi dapat tetap bermain. Misal dengan mainan karet yang mengapung. Ajak ia memasukan benda ke dalam wadah, misalnya memasukan mainan kubus ke dalam cangkir atau wadah lainnya.
  • Ajari bayi menyusun beberapa mainan balok / kubus.
  • Ajak untuk belajar menggambar dengan menggunakan krayon / pensil warna.
  • Tetap ajak bayi berbicara, latih beberapa kata sederhana seperti minum, susu, mandi, tidur, makan, dan lain-lain. Bila bayi mau menirukannya, beri pujian padanya. Bila perlu ulangi lagi kata tersebut agar bayi mau mengulanginya lagi.
  •  Belilah sebuah boneka dan berpura-puralah agar boneka tersebut berbicara kepada bayi. Ajak agar bayi mau berbicara dengan boneka.
  • Nyanyikan lagu dan bacakan cerita anak sesering mungkin
  • Tetap berikan rasa aman dan kasih sayang, ajak tersenyum, mengayun, menina-bobokan, permainan “ciluk-ba”, dan permainan lain yang bersifat sosialisasi.
  • Bantu bayi memegang cangkir dan minum dari cangkir tersebut. Cangkir plastik tertutup dengan lubang mulut dapat dipakai untuk tahap awal. Isi cangkir dengan air sedikit saja dulu agar tidak mudah tumpah.
  • Ajak bayi makan bersama anggota keluarga lain. Bayi dapat duduk dekat dengan anggota keluarga lain, namun tetap makan makanannya sendiri (makanan bayi usia 9-12 bulan belum sama dengan makanan keluarga lainnya).
  • Ajari bayi untuk belajar mengambil sendiri mainan yang letaknya agak jauh dengan cara meraih, menarik, atau mendorong badannya supaya dekat dengan mainan tersebut. 
  • Letakkan mainan yang bertali agak jauh, ajari bayi cara menarik tali tersebut untuk mendapatkan mainan tersebut. .


Interaksi dengan orang lain

Peter mulai mengenal orangtuanya dan orang asing. Peter mulai takut terhadap orang yang belum dikenal &  takut ditinggal mamanya. Ia mulai susah makan atau terbangun pada saat tidur malam dan menangis. Orang tua tidak perlu khawatir, hal ini bukan merupakan tanda-tanda kemunduran (regression) melainkan proses perkembangan.

Pertumbuhan gigi
Pertumbuhangigi pada usia ini dimulai dengan gigi seri ke-3 kiri dan kanan pada rahang bawah yang tumbuh pada usia 7-10 bulan dan rahang atas tumbuh pada usia 8-11 bulan. Gigi yang selanjutnya tumbuh adalah gigi geraham pertama. Gigi ini baik pada rahang atas maupun bawah tumbuh pada usia 10-16 bulan. Saat geraham mulai tumbuh, mulai gunakan sikat gigi yang kecil dengan permukaan lembut. Pilih bulu sikat yang menggunakan nilon. Pada masa ini masih belum  perlu menggunakan pasta gigi saat menyikat giginya. Lakukan 2x/hari.

Saat gigi akan tumbuh, bayi dapat menjadi rewel, selera makan menurun, berliur terus, gusi terlihat lebih merah pada tempat akan tumbuhnya gigi, dan suhu badannya agak meningkat. Ini dikarenakan terjadi peradangan steril pada tempat tumbuhnya gigi. Ibu tidak perlu khawatir. 
Tips mengatasinya:
  • Berikan obat parasetamol untuk mengurangi rasa sakit dan demamnya
  • Memberikan mainan teether atau dengan memberikan es kecil untuk mengurangi rasa sakit pada gusi tempat akan tumbuhnya gigi. 
  • Bila suhu meningkat tinggi (di atas 39oC) bawalah ke dokter, karena kemungkinan besar demam bukan karena pertumbuhan gigi, namun karena hal lain misal infeksi virus atau lainnya.

 Belajar makan

  1. Mulai terampil makan makanan padat. 
  2. Berikan makanan yang lebih bervariasi, lebih padat (mendekati nasi biasa), dapat dengan nasi tim dan lauk yang sudah tidak di blender/disaring melainkan hanya dihaluskan dengan garpu / dicincang, agar ia belajar mengunyah. Bayi sudah belajar untuk makan makanan yang lebih padat dan kasar. Ingat, “target”-nya pada usia 12 bulan (1 tahun) bayi sudah dapat makan makanan keluarga. 
  3. Selain itu, makan ditingkatkan menjadi 3x/hari ditambah 2x snack. 
  4. Berikan ASI/susu formula 1-2x atau sesuai permintaan bayi.
  5.  Berikan kesempatan  untuk mencoba makan sendiri. 
  6. Walaupun ibu tetap menyuapinya, tetap berikan sendok untuk anak belajar makan sendiri. 
  7. Anak juga sudah mampu mengambil makanannya dengan jari jempol dan telunjuk/jari tengah. 
  8. Latihlah kemampuan ini dengan memberikan makanan yang dapat dipegang dengan jarinya (finger food) seperti biskuit bayi atau potongan buah. 
  9. Selain itu, mulai sapih susu dari botol ganti dengan pemberian susu melalui cangkir.
  10.  Berikan contoh cara makan yang baik. 
  11. Makan bersama dan  biarkan bayi menikmati saat-saat itu. 
  12. Jangan paksakan saat-saat makan pada bayi, hal ini justru dapat menimbulkan trauma pada anak. 
  13. Biasakan juga untuk duduk di kursi meja makan saat makan dan ketika semua anggota keluarga selesai makan, sang bayi pun selesai makan. Dengan cara ini ia belajar waktu-waktu makan.

 Jenis mainan
  • Mainan yang sebelumnya masih dapat menstimulasi dengan variasinya, contohnya mainan rattle masih dapat tetap dimainkan. 
  • Drum mainan juga akan semakin melatih koordinasi tangannya. Selain itu, ia juga dapat melatih ritme pukulannya dengan lagu-lagu.
  • Buku cerita anak bergambar / tempelan gambar yang sederhana dan kaya warna juga dapat melatih perkembangannya. Sebutkan perlahan nama-nama gambar tersebut sehingga anak menirukannya. 
  • Mainan yang berbentuk binatang atau buah-buahan.
  • Lego® dan mainan yang dapat disusun. Latihlah anak untuk menyusun mainan balok ke atas.
  • Mainan memasukkan cincin-cincin berwarna dengan ukuran yang bervariasi sesuai ukuran dari besar ke kecil
  • Kenalkan juga pada berbagai bentuk dan warna. Berikan mainan memasukan bentuk balok ke lubang yang sesuai bentuknya. Manfaat permainan ini dapat mengasah logika, konsep berpikir, serta merangsang motorik dan sensoriknya.
  • Bola. Permainan bola disesuaikan dengan besarnya bayi. Berikan bola dengan berbagai ukuran namun jangan yang terlalu kecil yang dapat tersedak dan jangan terlalu besar dan berat sehingga menyulitkan bayi.
  • Telepon mainan
  • Kertas dan krayon / pensil warna. Biarkan bayi mencoret-coret kertas tersebut walaupun belum berbentuk gambar yang baik.
  • Ajak anak bermain di dapur saat ibu sedang memasak. Berikan sekotak mainan masak-masakan atau benda-benda yang ada di dapur yang terbuat dari plastik untuk bayi mainkan.