Persiapan bunda sebelum kembali bekerja, paham bagaimana cara memerah
ASI, menyimpan, dan memberikannya agar si kecil tetap mendapat ASI yang
berkualitas.
A. CARA MEMERAH ASI
Secara dasar, prinsip memerah ASI hampir sama dengan mengeluarkan pasta
gigi. Bila kita hanya menekan ujung pasta gigi, tentu pastanya tak akan keluar,
jadi harus menekan agak ke belakang. Bila ASI tak keluar banyak, kemungkinan
teknik ibu salah. Mungkin cara memerah ASI-nya seperti melakukan massage
payudara. Cara ini tak akan mengeluarkan ASI, karena yang ditekan pada pijat
payudara adalah ‘pabrik’ ASI bukan ‘gudang’nya. Ibu tak bisa langsung
mengeluarkan ASI dari ‘pabrik’ tapi harus melalui ‘gudang’ dulu. Jadi, bila tekniknya
sudah benar, lama-kelamaan memerah ASI akan menjadi pekerjaan biasa. Waktu yang
dibutuhkan pun sekitar 20- 30 menit saja, tapi susu yang terkumpul bisa
mencapai 500 ml.
Namun demikian, ada beberapa aturan yang penting diperhatikan sebelum
sebelum Ibu memberikan ASI perah (ASIP) pada si bayi. Pertama, sebelum bayi
berusia 4 bulan, sebaiknya ASIP TIDAK diberikan menggunakan dot dulu karena
bayi akan mengalami bingung puting.
Maksudnya, ia akan susah untuk kembali menyusu dengan benar pada payudara ibu.
Kedua, bila Ibu sedang bersama bayi, bayi harus menyusu langsung pada Ibu,
jangan memberikan ASIP. Memerah ASI bukanlah hal yang sulit, bahkan tidak
selalu membutuhkan alat khusus atau pompa ASI. Cukup dengan pijitan dua-tiga
jari sendiri, ASI bisa keluar lancar. Hal ini memang membutuhkan waktu, yakni
masing-masing payudara berkisar 15 menit. ASI ini bisa disimpan lalu diberikan
untuk bayi keesokan harinya.
- Memerah dengan Jari
Cara memerah ASI dengan jari ini amat sederhana dan tidak perlu biaya.
Sebagai langkah awal Ibu perlu memahami bahwa payudara terdiri atas tiga
komponen yang prinsipil, yaitu “pabrik” (di daerah berwarna putih), saluran,
dan “gudang” (di daerah warna cokelat atau areola) ASI. Ketiganya seperti bejana
berhubungan. ASI diproduksi di ‘pabrik’nya yang berbentuk seperti kumpulan buah
anggur. Setiap ‘pabrik’ ASI dilalui otot-otot. Bila otot-otot ini mengkerut, ia
akan memompa ASI ke salurannya menuju ‘gudang’. Agar pabrik memproduksi ASI
lagi, syarat utamanya ASI di ‘gudang’ harus habis lebih dulu. Bila ‘gudang’
kosong, barulah ‘pabrik’ akan mengisinya kembali, begitu seterusnya. Berikut
adalah cara memerah ASI dengan jari
- Letakkan tangan kita
di salah satu payudara, tepatnya di tepi areola. Tempatkan ibu jari di
atas kalang payudara dan jari telunjuk serta jari tengah di bawah sekitar
2,5 -3,8 cm di belakang puting susu membentuk huruf C. Anggaplah ibu jari
berada pada jam 12, dua jari lain berada di posisi pukul jam 6. Ibu jari
dan jari telunjuk serta jari tengah saling berhadapan. Jari-jari
diletakkan sedemikian rupa sehingga “gudang” ASI berada di bawahnya.
- Tekan lembut ke arah
dada tanpa memindahkan posisi jari-jari tadi. Payudara yang besar
dianjurkan untuk diangkat lebih dulu. Kemudian ditekan ke arah dada.
- Buatlah gerakan
menggulung dengan arah ibu jari dan jari-jari ke depan untuk memerah ASI
keluar dari gudang ASI yang terdapat di bawah kalang payudara di belakang
puting susu.
- Ulangi
gerakan-gerakan tersebut (1,2,3) sampai aliran ASI berkurang. Kemudian
pindahkan lokasi ibu jari ke posisi lain (misal arah jam 9 dan jari-jari
ke arah jam 3, lakukan kembali gerakan memerah seperti tadi.
- Lakukan pada kedua
payudara secara bergantian. Begitu tampak ASI memancar dari puting susu,
itu berarti gerakan tersebut sudah benar dan berhasil menekan gudang ASI.
Letakkan cangkir bermulut lebar yang sudah disterilkan di bawah payudara
yang diperah.
Cara memerah ASI yang tidak mengeluarkan ASI dan tidak dianjurkan
- Menekan puting susu
– memijat puting dengan 2 jari, dapat menyebabkan lecet
- Mengurut – mendorong
dari pangkal payudara, dapat menyebabkan kulit nyeri
- Menarik puting dan
payudara – dapat menyebabkan kerusakan jaringan
Seluruh prosedur persiapan dan pemerahan dengan tangan membutuhkan
waktu sekitar 20-30 menit, meliputi:
- Massage, stroke,
dan shake. Perah kedua payudara selama 5-7 menit tiap
payudara.
- Massage, stroke, dan shake.
Perah kedua payudara selama 3-7 menit tiap payudara.
- Massage, stroke,
dan shake. Perah kedua payudara selama 2-3 menit tiap payudara
Catatan: Teknik
memerah ASI yang disarankan adalah teknik perah Marmet yang diciptakan oleh
Chele Marmet, seorang konsultan laktasi, direktur the Lactation Institute di
West Los Angeles, USA yang bisa dilihat disini.
Menggunakan Pompa ASI
Jika menggunakan pompa, alat pompa ASI elektrik adalah cara bantu
pemerahan ASI ASI yang paling baik dan efektif. Hanya saja, harganya relatif
mahal. Cara lain yang lebih terjangkau bila punya dana lebih, yaitu menggunakan
poma dengan mekanisma piston atau pompa berbentuk suntikan. Prinsip kerja alat
ini memang seperti suntikan, hingga memiliki keunggulan, yaitu setiap jaringan
pompa mudah sekali dibersihkan dan tekanannya bisa diatur. Sayangnya,
pompa-pompa ASI yang ada di Indonesia jarang sekali berbentuk suntikan, lebih
banyak berbentuk corong dan bohlam (squeeze and bulb). Bentuk squeeze dan bulb tak
pernah dianjurkan banyak ahli laktasi dan ASI. Bentuk pompa seperti ini sulit
dibersihkan bagian belakang yang bentuknya menyerupai bohlam karena terbuat dari
karet hingga tak bisa disterilisasi. Selain itu, tekanannya tak bisa diatur,
hingga tak bisa sama/rata.
Gambar 2. Contoh
Berbagai Pompa ASI
B. CARA MENYIMPAN
- Menggunakan botol dari stainless steel (baja antikarat), terbuat dari gelas (kaca), dan terbaik ketiga botol plastik, karena plastik tidak mudah pecah. Botol kaca dengan kapasitas 50-200 ml, memiliki tutup yang kencang/rapat (Jangan botol berwarnan). Perlu dihindari:
- Menyimpan ASI perah di dalam plastik yang lembek atau kantong susu, sebab akan banyak zat-zat di dalam ASI yang akan tertinggal (menempel) pada dinding plastik.
- Menyimpan ASI di dalam kantong susu bisa menimbulkan beberapa masalah. Susu bisa menempel pada sisi kantong sehingga jumlah yang diberikan kepada bayi akan berkurang. Kantong susu juga lebih peka terhadap kontaminasi akibat kebocoran. Beberapa produsen pompa ASI membuat kantong susu yang nyaman untuk digunakan dan terbuat dari plastik yang lebih tebal tetapi harganya mahal. Jika hendak menggunakan kantong, sebaiknya digunakan 2 lapis kantong lalu disimpan di dalam wadah plastik yang tertutup rapat, baru masukkan ke dalam freezer. Hal ini akan membantu mengurangi terjadinya robekan pada kantong. Pada saat menghangatkan, sebaiknya batas atas air tidak melebihi kantong sehingga air tidak masuk ke dalam kantong. Jika air yang digunakan untuk menghangatkan tampak berawan/keruh, berarti telah terjadi kebocoran dan ASI tersebut harus dibuang
- 2. Berilah label pada setiap kemasan ASI yang mencantumkan tanggal pemerahan ASI dan gunakan terlebih dahulu stok yang terlama. Jika bayi Ibu dirawat di RS, pastikan bahwa pada label juga tertera nama anda/bayi Ibu dengan jelas, sehingga ASI tidak tertukar.
- Untuk bayi kurang dari 6 minggu, sebaiknya ASI disimpan dalam botol sebanyak 30 – 60 ml, sehingga waktu yang diperlukan untuk menghangatkan tidak terlalu lama dan ASI tidak banyak terbuang. Untuk bayi yang lebih besar, jumlah ASI yang disimpan perbotolnya bisa disesuaikan dengan jumlah susu yang biasanya diminum. Tetapi akan lebih baik jika tetap menyimpan ASI dalam jumlah yang lebih kecil, kalau sewaktu-waktu bayi anda menginginkan susu lebih atau untuk selingan.
Aman
untuk memberikan ASI yang sebelumnya telah disimpan dalam waktu 1-2 jam setelah
dihangatkan.
Dan jika ASI masih tersisa, sebaiknya dibuang dan tidak disimpan lagi.
Setelah diperah, ASI harus di simpan dengan baik agar dapat bertahan
lama.
ASI yang telah disimpan di freezer akan mengalami
perubahan dalam hal jumlah imunoglobulin, yaitu protein molekul yang berfungsi
sebagai daya tahan tubuh, karena ada yang mati akibat kedinginan.
Lebih
dianjurkan untuk memasukkan ASI ke dalam termos dan lemari es. ASIP yang
dimasukkan ke termos dan lemari es tak mengalami perubahan komposisi gizi sama
sekali. Hanya mungkin warna dan bentuknya saja yang berubah.
Tabel Petunjuk Penyimpanan ASI
Tempat penyimpanan
|
Suhu
|
Lama Penyimpanan
|
Dalam ruangan (ASIP segar)
|
190 – 260 C
|
6 – 8 jam di ruangan ber AC atau 4 jam di ruangan tanpa AC
|
Dalam ruangan (ASIP beku yang telah dicairkan)
|
190 – 260 C
|
4 jam
|
Kulkas (ASIP segar)
|
< 40 C
|
2 – 3 hari
|
Kulkas (ASIP beku yang telah dicairkan)
|
< 40 C
|
24 jam
|
Freezer (lemari es 1 pintu
|
00 sampai -180
|
2 minggu
|
Freezer (lemari es 2 pintu)
|
-180 sampai -200C
|
3 – 4 bulan
|
Deep Freezer
|
Suhu stabil di -200C atau kurang
|
6 – 12 bulan
|
Gambar 3. ASIP yang
disimpan di kulkas
Ringkasan:
- Taruh ASI dalam
kantung plastik food grade, botol kaca, atau wadah plastik
untuk makanan atau yang bisa dimasukkan dalam microwave, wadah melamin,
gelas, cangkir keramik.
- Beri tanggal dan jam
pada masing-masing wadah.
- Dinginkan dalam
kulkas. Simpan sampai batas waktu yang diijinkan.
- Jika hendak
dibekukan, masukkan dulu dalam refrigerator selama semalam, baru masukkan
ke freezer (bagian kulkas untuk membekukan makanan), gunakan sebelum batas
maksimal yang diijinkan.
C. CARA PEMBERIAN
Terlebih dahulu menghangatkannya dulu. Namun jangan dipanaskan di atas api atau microwave/oven
karena panas tinggi mengakibatkan beberapa enzim penyerapan mati. Mula-mula
letakkan botol ASI ke dalam air dingin, kemudian secara perlahan-lahan beri air
hangat sampai ASI mencair (suhu airnya sama dengan suhu air yang biasa kita
gunakan untuk mandi atau suhu tubuh). Jika ingin mencairkan ASIP beku, letakkan
botol ASIP beku ke dalam kulkas semalam sebelumnya, esoknya baru dicairkan dan
dihangatkan. Jangan membekukan kembali ASI yang sudah dipindah ke kulkas. Lama
penghangatan tergantung suhu ASI, tapi prinsipnya buatlah suhu ASI seperti suhu
tubuh karena akan menyerupai ASI yang dikeluarkan langsung. Setelah dihangatkan
bisa langsung diberikan pada bayi.
Cara pemberiannya JANGAN menggunakan botol susu dan dot “bingung puting”.,
melainkan disuapi pakai sendok atau
cangkir.
Tanda bayi mengalami bingung puting
adalah bayi menolak menyusu langsung dari Ibu. Selain itu bila menyusu mulutnya
mencucu seperti minum dari dot, dan ketika menyusu bayi sebentar-bentar melepas
hisapannya. Hasilnya, payudara Ibu lecet. Akhirnya, si kecil jadi enggan
menyusu langsung dari payudara lantaran ia merasa betapa sulitnya mengeluarkan
ASI. Sementara kalau menyusu dari botol, hanya dengan menekan sedikit saja
dotnya, susu langsung keluar.
Ibu tidak perlu merasa cemas bayi kekurangan ASI berapapun jumlah ASI
perah yang dikeluarkan. Memang, pada awalnya bayi akan gelisah dengan jumlah
yang mungkin lebih sedikit dari biasanya, tapi bayi akan cepat beradaptasi.
Pada hari keempat, bayi akan terbiasa. Ia akan meminum seberapapun ASI yang
tersedia. Kalau ditinggali 500 ml, akan diminum; begitu juga dengan 300 ml,
bahkan 200 ml. Namun ketika ibunya datang, ia akan minum habis-habisan. Jadi,
bayi tidak akan akan kekurangan ASI.
Ringkasan:
- Ambil ASI
berdasarkan waktu pemerahan (yang pertama diperah yang diberikan lebih
dahulu) atau yang paling segar (baik metode First In First Out/FIFO maupun
Last In First Out/LIFO, perhatikan masa kadaluarsa)
- Jika ASI beku,
cairkan di bawah air hangat mengalir. Untuk menghangatkan, tuang ASI dalam
wadah, tempatkan di atas wadah lain berisi air hangat.
- Kocok dulu sebelum
mengetes suhu ASI. Lalu tes dengan cara meneteskan ASI di punggung tangan.
Jika terlalu panas, angin-anginkan agar panas turun.
- Jangan gunakan
microwave atau oven untuk menghangatkan karena akan menghancurkan nutrisi
dan bahan-bahan kekebalan yang terkandung dalam ASI.
- Bagaimana dengan
ASIP beku yg telah dicairkan ? (lihat tabel)
- bisa
bertahan di suhu ruang maksimal 4 jam,
- jika
belum dihangatkan, bisa dikembalikan ke lemari es dan bertahan 24 jam,
- jangan
dibekukan kembali
- Bagaimana dengan
ASIP yg sudah direndam air hangat tapi belum diminum?
- bisa
dikembalikan ke lemari es, tetapi hanya bertahan 4 jam
- jangan
dibekukan kembali
- Bagaimana dengan
yang sudah diminum bayi (terkena mulut bayi)? Dibuang saja
Tips Pemberian lewat Cangkir
(cup)
- Sediakan cangkir
kecil (khususnya kaca), atau khusus cup feeder bayi.
- Setelah ASIP
dicairkan, tuang ke cangkir dan minumkan ke bayi. Jangan khawatir
tumpah-tumpah, untuk menampung tumpahannya sediakan dengan mangkuk kecil
di bawah lehernya, untuk diminumkan lagi berulang-ulang sampai habis.
- Cara memberikan ASIP
adalah dengan memiringkan gelas sampai bibir bayi menyentuh permukaan ASI.
Bayi akan mengecap-ngecap dan menghisap, setelah itu baru dinaikkan
sedikit-sedikit agar bayi bisa terus meminum ASInya. Jangan menuangkan isi
gelas ke dalam mulut bayi, tindakan ini akan membuat bayi tersedak karena
tidak siap.
- Latihan memberikan
ASIP ini perlu kesabaran, paling tidak latihan dmulai seminggu sebelum
masuk kerja. Sebaiknya pengasuhnya nanti yang belajar memberikan, sehingga
bayi terbiasa. Bayi bisa mengenali aroma tubuh Ibu sehingga jika Ibu yang
memberikan ia suka menolak (tentu saja dia memilih menyusu langsung)
- Keluhan yang lazim
muncul adalah kemungkinan bayi menolak ASIP yang diberikan melalui sendok
atau cangkir. Hal ini wajar terjadi pada hari-hari pertama pemberian ASIP.
Buah hati Ibu bisa cemas dan gelisah. Namun, janganlah khawatir, 3
atau 4 hari setelahnya bayi akan terbiasa. Itu sebabnya, sebelum masa cuti
berakhir bayi perlu dilatih disuapi susu dengan sendok atau cangkir. Jadi,
dengan sedikit belajar dan ketelatenan Ibu tidak perlu khawatir lagi
kembali bekerja.
- Video pemberian ASIP
melalui cangkir dapat dilihat disini
Perlu juga Ibu ingat, kesuksesan pemberian ASIP selama Ibu bekerja juga
ditentukan oleh kerjasama dengan pengasuh. Hal ini tidaklah mudah apalagi yang
ibu percayai merawatnya adalah orangtua sendiri atau mertua. Perlu pemahaman yang sama mengenai pemberian
dan manfaat ASI eksklusif. Hal ini bisa jadi sedikit menyulitkan jika
pengalaman mereka dulu mungkin menyusui sambil dicampur susu atau makanan
padat. Ibu bisa pelan-pelan menjelaskan pada ibu atau ibu mertua tentang pentingnya
ASI eksklusif, resiko pemberian sufor dan suplemen khususnya pada 6 bulan
pertama, dan lain-lain. Semakin dini edukasi diberikan semakin baik (misal
sejak Ibu positif hamil). Kerjasama yang baik antara orangtua dengan pengasuh
di rumah (siapapun dia) juga menentukan keberhasilan menyusui secara eksklusif.
Gambar 4. Cara
pemberian ASIP dengan cup feeder
No comments:
Post a Comment