Meski payudara berisi ASI, ASI tidak keluar terus-menerus dari payudara, hal ini bisa terjadi karena proses pengeluaran ASI diatur oleh hormon oksitosin. Bayangkan kalau pengeluarannya tidak diatur, baju kita akan selalu basah kuyup oleh ASI yang “bocor”. Sifat aliran ASI ini kadang tidak disadari ibu ketika akan memulai memerah ASI sehingga memerah ASI dirasa sulit.
Saat bayi menyusu langsung, hormon oksitosin akan keluar dengan sendirinya karena stimulus yang kuat dari hisapan bayi, juga karena sensasi melihat, mendengar, meraba, dan rasa kasih sayang ibu saat menyentuh bayi.
Nah, ketika kita sedang jauh dari bayi dan akan mengeluarkan ASI dari payudara dengan memerah ASI, hal tersebut tidak terjadi. Rangsangan yang terjadi saat jauh dari bayi tidak sekuat saat menyusukan langsung, karena itu ibu yang baru mencoba memerah ASI sering kali terkejut karena ASI sulit dikeluarkan dan hasil perahan tidak banyak.
Untuk memperlancar kegiatan memerah ASI tersebut, ada beberapa hal yang dapat bunda lakukan :
- Mencari tempat untuk memerah yang tenang dan merilekskan diri, bunda juga bisa membayangkan atau memandangi foto bayi dan membayangkan kelucuan dan kasih sayang bunda kepadanya. Sebagian ibu melaporkan melakukan hal ini sejak beberapa jam sebelum memerah dapat meningkatkan jumlah hasil perahan.
- Melakukan rangsangan di puting dan areola, caranya bisa dengan : putar-lepas puting perlahan, atau menekan pangkal areola, atau “menyisir” payudara dengan sisir atau jari-jari, yang dilakukan berulang-ulang.
- Minum air hangat, kompres hangat, atau mandi air hangat juga akan mempermudah datangnya refleks oksitosin (tapi yang terakhir sulit dilakukan tentunya kalau sedang di kantor :D)
Refleks oksitosin (= let down reflex/LDR) terasa seperti : geli/sedikit nyeri, payudara menegang, kemudian ASI memancar/menetes. Saat refleks oksitosin sudah terasa, saat itulah memerah ASI terasa lebih mudah. Ketika ASI yang diperah sudah mulai sedikit, bunda bisa mengulang lagi perangsangan refleks ini. Dalam satu kali sesi menyusui kita bisa melakukan 2-3 kali pancing LDR.
Jika bunda memerah dengan menggunakan alat pompa yang kekuatan hisapnya dapat diatur, cara merangsang refleks oksitosin bisa dilakukan dengan memulai di hisapan lemah kemudian menaikkan kekuatan hisapan bertahap. Atau jika menggunakan pompa manual atau elektrik yang tidak bisa diatur kekuatan hisapannya, bisa dibantu dengan rangsang manual seperti disebut di atas, pasang cup pompa setelah refleks oksitosin mulai datang. Selamat mencoba
No comments:
Post a Comment