Motherhood is one of the greatest adventures that a woman will experience but it doesn’t come without its challenges.You know you’re a mother when your child throws up and you run to catch it before it hits the rug. We grow, deliver and nourish our babies and then worry about them for the rest of our lives

Sunday, January 3, 2016

Yang perlu diketahui bila Anak Anda Muntah


Muntah adalah gejala bukan penyakit,berupa keluarnya isi lambung & usus melalui mulut dengan paksa/ kekuatan.
Muntah refleks protektif tubuh melawan toksin, usaha mengeluarkan racun, mengurangi tekanan karna sumbatan/pembesaran organ yang menyebabkan penekanan saluran pencernaan. 3 fasemuntah:mual, retching/manuver awal untuk muntah, & regurgitasi/pengeluaran isi lambung, usus ke mulut.
Muntah terjadi melalui mekanisme kompleks, dikontrol pusat muntah di susunan saraf pusat otak. Rangsangan pusat muntah dilanjutkan ke diafragma/sekat antara dada, perut, otot-otot lambung, ypenyebab penurunan diafragma & kontriksi / pengerutan otot lambung, lalu peningkatan tekanan di dalam perut/ lambung shg keluar isi lambung sampai ke mulut. Kondisi yang merangsang pusat muntah:gangguan di saluran pencernaan baik infeksi termasuk gastroenteritis karena rotavirus dan non infeksi seperti obstruksi saluran pencernaan, toksin (racun) di saluran pencernaan, gangguan keseimbangan, dan kelainan metabolik.

15 Penyebab Muntah
1. Infeksi virus dan gastroentritis akut oleh virus/rotavirus. Gejala demam ringan, diawali muntah sering, diare hebat, dan atau nyeri perut, selama 3-7 hari,kehilangan nafsu makan, dehidrasi.
2. Penderita alergi dan hipersensitif saluran cerna.
3. Stenosis pilorus: penyempitan ujung lubang tepat makanan keluar menuju ke usus halus,menyebabkan "muntah proyektil" sangat kuat/ indikasi operasi mendesak.
4. Obstruksi usus (sumbatan pada saluran cerna)
5. Terlalu banyak makan
6. Peritonitis (radang pada selaput perut yang membungkus seluruh organ perut dan membatasi rongga perut)
7. Ileus (berhentinya untuk sementara kontraksi normal dinding usus)
8. Kolesistitis (peradangan pada kandung empedu), pankreatitis (peradangan pada pankreas), usus buntu, hepatitis (peradangan pada hati)
9. Keracunan makanan
10. Sistem sensorik dan otak: gerakan, motion sickness/ overstimulation dari labirin kanal-kanal telinga), dan penyakit ménière (kelainan yang memengaruhi bagian dalam telinga). Penyebab di otak di antaranya, gegar otak, perdarahan otak, migrain, tumor otak, menyebabkan kerusakan kemoreseptor & intrakranial jinak hipertensi dan hidrosefalus.
11. Gangguan metabolik spt hypercalcemia (kadar kalsium tinggi), uremia (penumpukan urea, biasanya karena gagal ginjal), adrenal insufisiensi, hipoglikemia dan hiperglikemia.
12. Hiperemesis (mual berlebihan pada saat kehamilan), morning sickness.
13. Reaksi obat
14 Penyakit akibat virus norwalk, flu babi dan berbagai penyakit infeksi lainnya.
15. Lain-lain:
  • Gangguan makan (anoreksia nervosa atau bulimia nervosa)
  • Pasca operasi (mual dan muntah pasca operasi)
  • bau atau pikiran (seperti materi membusuk, muntah orang lain, memikirkan muntah), dll
  • Nyeri ekstrim, seperti sakit kepala yang intens atau infark miokard (serangan jantung)
  • Kekerasan, emosi
  • Sindrom muntah siklik (Cyclic Vomiting Syndrome/CVS) (kondisi buruk-dipahami dengan serangan muntah)
  • Dosis tinggi radiasi pengion kadang-kadang akan memicu refleks muntah di korban
  • Batuk, cegukan, atau asma
  • Gugup
  • Melakukan aktivitas fisik (seperti berenang) segera setelah makan.
  • Dipukul keras di perut.
  • Kelelahan (melakukan latihan berat terlalu banyak dapat menyebabkan muntah tak lama kemudian).
  • Sindrom ruminasi, gangguan kurang terdiagnosis dan kurang dipahami yang menyebabkan penderita memuntahkan makanan yang tak lama setelah dikonsumsi.
Penanganan Muntah:
  • Pemberian cairan (minum) pengganticairan yang hilang mencegah dehidrasi.
  • Posisikan anak pada posisi telungkup atau miring (miring ke kiri atau ke kanan) untuk menghindari isi muntahan masuk ke saluran napas.
  • Perhatikan tanda-tanda dehidrasi/keadaan tubuh kekurangan cairan.
  • Untuk Bayi, berikan ASI. 
  • Beri cairan elektrolit (oralit). 
  • Bila bayi dgn susu formula, ganti sementara susu formula dengan oralit selama 12-24 jam pertama, 
  • Beri susu formula yang 2 kali lebih encer dibandingkan susu formula yang biasa diberikan. 
  • Untuk anak yang lebih besar dapat diberikan air, air bercampur gula (1 sendok teh gula dalam 120 ml air), dan oralit. 
  • Berikan cairan dalam jumlah sedikit-sedikit tapi sering (1 sendok teh tiap 1-2 menit)
  • Tingkatkan jumlah cairan secara bertahap. 
  • Tetap muntah, tunggu 30-60 menit terhitung sejak muntah terakhir, lalu berikan 1 sendok teh cairan setiap 1-2 menit. 
  • Pemberian cairan dalam jumlah sedikit & sering relatif lebih mudah ditoleransi anak dari pada pemberian dalam jumlah banyak sekaligus.
  • Modifikasi pola makan, hindari pemberian makanan yang padat, berserat dan keras dan berlemak karena merangsang muntah.
  • Saat muntah melebihi 5 kali sehari sebaiknya dipuasakan sementara sambil minum obat muntah. Setelah 1 jam baru boleh minum sedikit-sedikit tapi sering.
Dampak dan komplikasi muntah:
  • Dehidrasi. krn tubuh kehilangan cairan penting dalam homeostasis, laluberimplikasi hipovolemik pada tubuh, kulit kering, rasa haus, lemas, anak gelisah. Bila berat dapat terjadi napas cepat, tekanan darah turun, gangguan jantung, kejang, penurunan kesadaran, bahkan dapat mengancam jiwa.
  • Acidosis metabolik, akibat kekurangan H+ pada lambung.
  • Kerusakan gigi akibat tergerus asam lambung (perimylolysis). Pada saat muntah, asam lambung akan keluar bersamaan dengan isi perut, saat berada di dalam mulut, merusak email gigi menjadi rapuh dan gampang rusak.


No comments:

Post a Comment