Motherhood is one of the greatest adventures that a woman will experience but it doesn’t come without its challenges.You know you’re a mother when your child throws up and you run to catch it before it hits the rug. We grow, deliver and nourish our babies and then worry about them for the rest of our lives

Tuesday, October 13, 2015

Perilaku khas anak 1 tahun


   
Hobi Bilang TIDAK
Membantah salah satu cara anak untuk menunjukkan self-autonomy. Tenang; anak sedang belajar untuk membuat keputusan, dan sudah semestinya Anda mendukung tugas belajarnya itu. 

Tantrum
Tetap tenang dan kenali penyebab balita tantrum. Ada 2 jenis tantrum, yaitu tantrum aktif (protes dan sosial)  dan tantrum pasif (merengek dan tidak kooperatif). Setiap tantrum butuh penanganan yang berbeda. 

Tidak Mau Berbagi 
“Berbagi”. Untuk beberapa anak, mudah saja melakukannya. Namun bagi anak balita, berbagi memang sulit. Anak balita tidak mengerti perbedaan antara berbagi suatu benda dengan menyerahkan kepemilikan atas benda tersebut. Dukung perkembangan sosialisasinya dengan mengajarkannya berbagi

Dot Teman Setiaku
Usia 1 tahun, seharusnya balita mulai diajarkan lepas dari dot dan beralih ke gelas. Namun seringkali orang tua tidak tega melihat anak menangis meminta dotnya. Padahal pertumbuhan giginya bisa terganggu jika mengisap dot terlalu lama. Perkembangan bicara juga bisa berpengaruh lho. Ajarkan minum dari gelas

Serba Takut
Rasa takut adalah bagian dari tahap perkembangan, muncul sebagai kondisi alami yang membantu anak menyesuaikan diri dengan pengalaman baru dan menghadapi bahaya. Dukung balita jadi pemberani

Cemburu
Anak 1-2 tahun merasa dirinya adalah pusat dunia. Sehingga menginginkan seluruh perhatian hanya tercurah padanya dan segala sesuatu berjalan sesuai kemauannya. Membantu anak mengolah rasa cemburu di usia dini dapat membantunya mengelola emosi dan mengikis rasa cemburu yang mungkin akan dialaminya lagi kelak.  

Memukul dan Mengigit
Balita umumnya belum paham bahwa memukul atau menyubit akan menyakiti orang yang dipukul atau dicubit. Sebabnya ia belum tahu cara mengekspresikan rasa marah, mulai menyadari fungsi dan kekuatan tangan, belum bisa bicara sehingga menggunakan bahasa tubuh, kelebihan energi dan tidak tahu cara menyalurkannya, tidak tahu akibat pukulannya terhadap orang, ingin menarik perhatian orang lain, dan mengira perilakunya lucu. Jangan didiamkan, apalagi menganggap ini lucu.     

No comments:

Post a Comment