Motherhood is one of the greatest adventures that a woman will experience but it doesn’t come without its challenges.You know you’re a mother when your child throws up and you run to catch it before it hits the rug. We grow, deliver and nourish our babies and then worry about them for the rest of our lives

Monday, February 29, 2016

Asma pada anak

Menangani Asma pada Anak, LP
Faktor risiko penyebab asma:

  1. Lahir dalam kondisi berat badan di bawah normal.
  2. Lahir prematur.
  3. Paparan asap rokok, termasuk saat masih dalam kandungan dan setelah dilahirkan.
  4. Terdapat riwayat anggota keluarga yang mengidap asma, eksim, gatal-gatal, atau rhinitis.
  5. Infeksi saluran pernapasan yang terjadi berulang-ulang dan bersifat parah seperti pneumonia.
  6. Riwayat alergi yang pernah dialami seperti pada kulit atau eksim, dan alergi makanan.
  7. Paparan polusi udara atau asap rokok saat masih di dalam kandungan dan setelah lahir.
  8. Anak laki-laki lebih berisiko mengidap asma daripada anak perempuan.

Tanda-tanda Anak Mengidap Asma

  • Batuk yang bersifat menetap/ tidak kunjung sembuh.
  • Kesulitan bernapas, bayikesulitan bernapas saat menyusui atau makan.
  • Mengi atau muncul bunyi saat bernapas.
  • Saat beraktivitas, anak tampak kurang bertenaga, mudah lemas, dan sering batuk.
  • Tarikan napas yang pendek dan cepat.
  • Retraksi atau dada bergerak naik turun ketika bernapas.
  • Si kecil sering merasakan sesak di dada.
  • Bronkitis yang terjadi berulang kali dapat menjadi pertanda asma pada balita.

Gejala  parah, ditandai dengan hal-hal berikut ini:

  • Napas yang terengah-engah dan cepat membuat anak bicara dengan terbata-bata.
  • Anak terlihat tersengal-sengal saat menarik napas.
  • Perut mengempis ke bawah tulang rusuk karena sulitnya menarik napas.
  • Alat bantu pernapasan tidak mampu membantu meredakan kesulitan bernapas.

Menangani Asma pada Anak
Asma dapat dikendalikan, tapi tidak dapat disembuhkan. Tujuan pengobatan asma pada anak-anak adalah agar anak tetap dapat hidup baik dan normal, meminimalisasi gejala dan kunjungan ke dokter, serta menemukan metode pengobatan yang tepat untuknya, orang tua perlu melakukan beberapa hal berikut ini:

  • Kenali dan catat gejala yang dialami anak-anak. Ketahui juga seberapa buruk gejala asma memengaruhi aktivitas keseharian mereka.
  • Mendeteksi seberapa sering serangan asma kambuh.
  • Kenali faktor pemicu yang dapat menyebabkan gejala memburuk seperti: hawa dingin, bulu binatang, olahraga, asap rokok.
  • Ketahui apa yang perlu dilakukan ketika serangan asma terjadi.
  • Pahami berbagai macam jenis pengobatan asma dan cara kerja masing-masing obat.
  • Dengan bantuan dokter, menentukan pengobatan yang tepat untuk menangani asma anak.
  • Apakah pengobatan sudah berhasil menangani gejala yang timbul dan mengurangi frekuensi serangan asma.
  • Mengetahui efek samping masing-masing obat, sehingga anak tidak diberikan obat melebihi dosis.
  • Mengetahui seberapa baik paru-paru anak bekerja dengan alat tes peak flow meter.
  • Mengetahui gejala-gejala kondisi darurat terjadi dan kapan harus segera mengantar anak ke rumah sakit.
  • Pengobatan Asma

Obat pencegah asma jangka panjang

  • Kortikosteroid hirup (inhaled corticosteroids). Kelompok obat-obatan ini adalah obat anti-peradangan yang paling umum untuk menangani asma dalam jangka panjang. Obat ini termasuk sebagai obat pencegah serangan asma. Antara lain: ciclesonide, fluticasone, budesonide, dan mometasone, beclomethasone, ciclesonide. Obat-obatan ini paling sering digunakan untuk menangani asma pada anak-anak dan balita.
  • Long-acting beta antagonist (LABA) atau pereda asma reaksi lambat. Obat ini berfungsi untuk membuka saluran pernapasan yang sempit dan mengurangi peradangan. Contoh LABA adalah salmerterol dan formoterol.
  • Inhaler kombinasi. Obat-obatan ini juga berfungsi mencegah serangan asma. Obat ini merupakan kombinasi kortikosteroid dan pereda asma reaksi lambat atau long-acting beta antagonist (LABA). Obat ini terdiri dari kombinasi fluticasone-salmeterol,mometasone-formoterol, dan budesonide-formoterol.
  • Pengubah leukotrin. Obat ini memblokir efek leukotrin yang merupakan senyawa imun sistem yang menyebabkan gejala asma. Kelompok obat ini biasanya ditambahkan ke dalam pengobatan dengan kortikosteroid hirup. Montelukast, zafirlukast, dan zileuton termasuk ke dalam kelompok obat ini.
  • Theophylline dikonsumsi tiap hari untuk memudahkan pernapasan dengan melemaskan otot di sekitar saluran napas.
  • Obat pereda asma reaksi cepat, Obat-obatan ini biasa dikonsumsi hanya pada saat serangan asma mulai atau sedang kambuh. Biasa digunakan sebelum melakukan aktivitas olahraga jika aktivitas itu telah terbukti menjadi salah satu pemicu terjadinya serangan asma. Obat-obatan ini memang bereaksi cepat dalam meredakan gejala asma, namun tidak dapat menyembuhkannya. Jika asma anak Anda sering kambuh, mungkin dia perlu mengonsumsi obat-obatan pencegah asma jangka panjang.

Pereda asma reaksi cepat/short-acting beta agonists berpengaruh dalam hitungan menit dengan efek yang dirasakan hingga beberapa jam, meliputi salbutamol dan terbutalin.
Kortikosteroid oral dan infus bermanfaat meredakan peradangan saluran napas akibat serangan asma. Contoh obat ini adalah seperti prednisolon.
Ipratropium membuat pernapasan lebih ringan dengan cara merelaksasi saluran pernapasan.
Alat bantu
Selain obat-obatan yang dikonsumsi, terdapat alat-alat bantu yang biasanya digunakan untuk membantu memudahkan pernapasan anak. Perawatan ini umumnya diberikan 4 kali sehari dan dalam waktu 10-15 menit. Namun frekuensinya tergantung kepada anjuran dokter. Berikut ini adalah beberapa alat tersebut:

Masker wajah. Biasanya digunakan untuk anak di bawah usia empat tahun. Saat anak mengalami kesulitan bernapas, masker yang disambungkan pada spacer atau tabung semprot sebelum anak mulai menghirup obat asma.
Inhaler dengan dosis terukur. Inhaler seukuran genggaman tangan ini digunakan untuk menyemprotkan obat ke dalam mulut. Alat ini dapat digunakan pada anak-anak usia sekolah.
Nebulizer. Berfungsi untuk menyemprotkan obat dalam dosis tinggi ke paru-paru. Ini adalah alat yang paling sering digunakan untuk anak-anak dan dapat mengubah obat menjadi partikel kecil yang dihirup melalui masker wajah. Pada balita, alat ini digunakan dengan dosis yang lebih ringan.
Inhaler dengan bubuk kering. Bubuk yang dihirup ini lebih umum digunakan untuk anak-anak di atas usia empat tahun karena memerlukan teknik pernapasan yang dalam.
Sangat penting untuk memastikan bahwa guru maupun orang-orang dewasa di sekitarnya (seperti pengasuh di rumah) untuk memahami kondisi si kecil, serta apa yang harus dilakukan jika dia tiba-tiba terserang asma di sekolah.

Olahraga

Pada dasarnya, olahraga berfungsi mengurangi gejala asma dan memperkuat otot paru. Namun pelaksanaannya harus didahului oleh pengawasan dokter. Menyemprotkan obat dengan inhaler dapat membantu mengurangi risiko terjadinya serangan asma.
Bulu hewan piaraan seperti kucing, anjing, dan burung merupakan salah satu pemicu utama alergi yang dapat menyebabkan asma. Tanyakan kepada dokter jika Anda tetap ingin memelihara hewan di rumah.

No comments:

Post a Comment