Memasuki usia 1 tahun, anak mulai berjalan sendiri, dan di usia 12-24 bulan, terjadi perkembangan otak sangat pesat, ditandai dengan bertambahnya keterampilan bicara, berjalan, atau mengingat. Ulang tahun pertama menjadi tanda bahwa si Kecil sudah meninggalkan masa bayi dan mulai memasuki masa batita dan balita.
Usia 1 tahun ditandai dengan perkembangan berikut:
1. Perkembangan kognitif. Si Kecil mulai memiliki kemampuan berpikir, belajar, dan mengingat perilaku orang atau kejadian di lingkungannya. Si Kecil juga mulai memahami simbol, mulai meniru, membayangkan, dan bermain pura-pura.
2. Perkembangan emosi. Bentuk perlekatan emosi yang kuat pada balita ditandai dengan menangis saat dipisahkan dari orang terdekat. Namun seiring waktu, balita biasanya ingin melakukan aktivitas seorang diri. Ini merupakan tahap awal ia belajar tentang konflik, kebingungan, dan kadang-kadang merusak.
3. Perkembangan bahasa. Menginjak usia 15 hingga 18 bulan, balita biasanya mulai memahami kosa kata yang semakin banyak, hingga 10 kali lebih banyak dari yang bisa ia katakan. Di ulang tahun kedua, anak sudah bisa mengatakan setidaknya 50 sampai 100 kosa kata.
4. Perkembangan sensorik dan motorik. Keterampilan motorik terjadi saat otot dan saraf anak bekerja bersama-sama. Balita harusnya sudah mencapai tahap kontrol dan koordinasi sehingga bisa berjalan dengan mantap. Setelah berjalan, ketrampilan berikutnya adalah memanjat, lari, dan melompat.
Tumbuh kembang anak sangat individual dan unik. Panduan tadi hanya untuk memudahkan orang tua memantau perkembangan si Kecil. Tentunya tidak semua anak sama. Bagi bayi yang dilahirkan prematur, tentu membutuhkan sedikit waktu lebih lama untuk mencapai tahap-tahap di atas.
Ibu harus mulai waspada dan berkonsultasi ke dokter jika di usia satu tahun anak belum bisa melakukan hal-hal berikut:
- Belum melangkah
- Tidak bisa berdiri tanpa dibantu
- Tidak mencoba menemukan benda yang Ibu sembunyikan di hadapannya
- Belum mengeluarkan satu patah kata
- Tidak menggunakan bahasa gerak seperti menggelengkan kepala untuk mengantikan kata “tidak mau” atau menunjuk.
Peran Ibu
Ibu harus terus mendampingi si Kecil di periode kritis ini, terutama untuk memastikan perkembangan bahasa. Usahakan selalu memahami perasaan si Kecil untuk membantu dia mengembangkan emosinya. Lakukan kegiatan seperti membacakan buku, bermain ci-luk-ba, cari dan sembunyi, dan permainan lainnya.
Ibu harus terus mendampingi si Kecil di periode kritis ini, terutama untuk memastikan perkembangan bahasa. Usahakan selalu memahami perasaan si Kecil untuk membantu dia mengembangkan emosinya. Lakukan kegiatan seperti membacakan buku, bermain ci-luk-ba, cari dan sembunyi, dan permainan lainnya.
Saat anak bertambah aktif, tidak boleh dilupakan adalah menyediakan tempat bermain yang aman agar si kecil bisa bereksplorasi. Amati apa saja kegiatan yang disukai anak dan berikan ia kebebasan menggunakan seluruh indranya untuk bermain dan mengeskplorasi. Berikan pujian jika anak bersikap manis. Meskipun si Kecil masih terlalu muda untuk memahami peraturan, Ibu bisa mulai dengan menunjukkan perilaku mana yang boleh dan tidak dibolehkan. Cukup katakan “tidak” jika si Kecil membandel.
Jika si Kecil dipercayakan pada pengasuh karena Ibu harus bekerja, bangun kepercayaan si Kecil dengan cara memberikan waktu padanya untuk terbiasa dengan pengasuhnya yang baru. Selalu ucapkan selamat tinggal sebelum berangkat dan berikan pelukan terhangat.
No comments:
Post a Comment